Sabtu, 28 Oktober 2017

Waktunya Menulis Esai Teater

Reporter: Ribut Wijoto
m.beritajatim.com 2 Agu 2017

SAMPAI kini, salah satu problem teater kita tetaplah pada sepinya penulisan apresiasi pementasan. Drama dipentaskan, sudah itu, selesai. Selebihnya, kesunyian.

Tidak bisa tidak, sedikitnya apresiasi membuat teater jadi marginal. Tulisan ini, secara sengaja dan terus terang, merupakan provokasi didaktis agar insan teater mau menulis esai tentang drama (baca: teater).

Teater. Ya, dalam bentuk verbalnya, teater adalah sebuah dunia yang luar biasa. Ia sekaligus menyandang bentuk sastra, lukis, musik, arsitektur, pencahayaan, keaktoran. Maka menjadi aneh bila didapati kenyataan bahwa pembicaraan teater dalam dunia seni maupun sastra lebih sepi dibanding perbicangan bentuk-bentuk seni lain, terutama puisi.

Menulis esai tentang teater, kita bisa berpijak pada kebebasan aras. Dengan kebebasan kriterium. Kita bisa memakai kriterium sastra, seni rupa, maupun seni musik. Parsial atau sekaligus. Semua boleh, asal mengacu kepada panggung.

Panggung, memang di sinilah inti dari teater. Peristiwa dalam durasi terbatas dengan jadwal terbatas.

Panggung adalah aktualitas. Menempati ruang tertentu, waktu tertentu. Kerapkali, panggung tidak mudah untuk diulang. Dua pementasan dari naskah serupa oleh kelompok teater serupa, sangat mungkin memiliki signifikansi perbedaan yang tajam.

Maka, peristiwa di atas panggung, itulah tanda. Butuh penafsiran, bisa ditafsirkan, dan perlu diseret dalam ranah permainan tafsir.

Kita tahu, tafsir tanda tidak selalu berhubungan dengan maksud penulis naskah atau sutradara. Kerja tafsir adalah kerja logika. Sejauh ia memiliki sandaran logika, apapun klaim yang disodorkan adalah logis, masuk akal, menjadi jawaban atas peristiwa pangung.

Sekali lagi: Esai teater berpijak pada peristiwa panggung. Karena panggung adalah tanda. Sedang esai adalah tafsir.

Menulis esai teater, idealnya mengungkapkan keseluruhan aspek dari panggung. Ya musiknya, keaktorannya, settingnya, lampu, penyutradaraan, naskah, teknik vokal, ritme permainan, durasi, blocking. Kesemuanya ditafsirkan sebagai suatu keutuhan makna. Pengejawantahan kompleksitas kehidupan.

Tapi, sungguh, itu amat susah.

Kemutlakkan amatlah mustahil. Toh, penulis esai adalah orang biasa, orang-orang terbatas. Yang lebih mungkin adalah konsentrasi, fokus, pada aspek tertentu. Dari aspek tertentu, kita olah-bangkitkan, kita tafsir-maknakan, kita klaim baik-buruknya, dan kita catat dalam bentuk tulisan. Tulisan esai teater.

Semisal olah lampu. Sebuah teater tentu tidak memakai lampu sebatas menerangi panggung. Lebih dari itu, peran lampu adalah peran artistik. Ia mengkombinasikan aspek ruang dan lukis. Lebih dari itu, kerapkali panggung menyuguhkan demonstrasi lampu yang menggugah imajinasi, fantasi, kekosongan, dan metafor. Maka, itu layak ditulis.

Begitu pula setting. Tumpukan benda-benda pada panggung merupakan tumpukan tanda. Ia butuh ditafsirkan. Dimaknai. Pasalnya, dia mewakili suatu bentuk seni. Paling dekat, kita bisa pergunakan prinsip-prinsip dalam seni rupa maupun arsitektural. Tapi tentu saja berbeda, karena peristiwa panggung lebih kompleks dibanding seni rupa maupun seni arsitektur.

Yang tidak kalah penting adalah keaktoran. Kerapkali, evaluasi panggung hanya terbatas pada keberhasilan para aktor dalam menjalani adegan. Semisal, aktor bernama ini, vokalnya kurang bagus. Tiap kali berkata-kata, suku kata terakhirnya hilang. Atau, ada aktor lain, -agar suaranya terdengar lantang- dia lebih tampak berteriak-teriak daripada menampilkan kesan berbincang-bincang.

Pada esai, catatan evaluasi keaktoran tersebut sah-sah saja. Jika dikemas secara apik dan kematangan teoretis, akan menghasilkan esai bermutu. Yang pasti, esai teater bisa berpijak pada fokus apa saja. Asal menarik.

Yah, sebuah esai musti menarik. Mengapa. Pasalnya esai adalah tulisan pendek. Semisal di koran, mungkin antara 3 sampai 7 halaman A4 spasi 2. Tulisan sependek itu, mana cukup untuk kompleksitas peristiwa panggung dengan paduan kompleksitas teori. Makanya, esai musti menarik.

Lebih dari menarik, esai musti nakal, cerdas, menggoda, terkesan gawat, sekaligus bertanggung jawab, terkesan penting –mungkin juga memang amat penting. Tentang gaya penulisan esai yang menurut saya layak dijadikan acuan pertimbangan adalah esai-esai Goenawan Mohamad di Catatan Pinggir. Semuanya pendek-pendek tapi amat inspiratif, nakal, enak dibaca, dan perlu.

Agar bisa menulis esai yang nakal, kita setidak-tidaknya membutuhkan tiga modal. Data, wacana, dan perspektif.

Data, jelas, yakni peristiwa panggung. Segala hal yang ada di panggung adalah data. Menulis esai teater tanpa data peristiwa panggung, sepertinya kurang berpijak. Bagi yang kerap melihat pertunjukan teater, tentu data-data akan berlimpah. Semisal membahas pertunjukkan tertentu, dia bisa mengkomparasikan dengan pertunjukkan-pertunjukkan lain yang mungkin sama atau mungkin malah bertentangan. Kesemuanya menentukan kekayaan tulisan esai teater.

Tapi, satu peristiwa panggung juga tidak apa. Yang terpenting, berlepotan dengan tafsir. Satu adegan, semisal aktor mengkerutkan kening, dibaca dengan beragam tafsir. Kesejarahan kerutan manusia, model-model kerutan antarbenua, antarkultur, antarkepentingan. Itu cukup berbobot. Asal wacananya tebal.

Juga perspektif. Penulis esai teater itu memiliki pandangan yang lebih tajam dibanding mata penonton biasa. Lebih tajam dibanding sutradara. Suatu adegan yang dibidik oleh kerja tafsir dari penulis esai, bisa jadi, bukanlah fokus utama dari kerja kreatif sutradara. Namun begitu, ketika operasional kerja tafsir telah menunjukkan ketajamannya, adegan yang semula tampak sepele tersebut menjadi seakan menentukan keseluruhan peristiwa panggung. Karena mata penulis esai adalah mata yang tajam, kadangkala, nakal. Anda tentu tahu, kenakalan yang dibumbui oleh proporsionalitas teori dan wacana, adalah kenakalan yang inspiratif. Menarik untuk dibaca. Dan, itulah dunia esai.

Sebuah dunia yang tidak berusaha mengukuhkan kebenaran paten. Lebih sering, esai menggulirkan kebenaran-kebenaran sementara. Kebenaran yang mengundang perdebatan. Ini berbeda dengan makalah tugas kuliah ataupun laporan penelitian. Esai itu, yang terpenting menarik untuk dibaca. Semakin nakal, menggoda, akan semakin baik.

Banyak yang luput dari tulisan saya. Salah satunya adalah peristiwa di luar panggung. Esai teater juga boleh menuliskan hal ihwal luar panggung. Mungkin, peristiwa luar panggung sama pentingnya dengan peristiwa di atas panggung. Toh, panggung hanyalah satu kala yang amat terbatas. Waktu yang lebih lama dan membutuhkan keringat lebih banyak ada pada saat latihan, yang sering musti berulang-ulang, diulang-ulang, berlarat-larat, macet, bentrok antaraktor, gonta-ganti casting.

Ada banyak luar panggung yang bisa ditulis. Ada perihal naskah, peta teater kampus, gosip proses kreatif, kemandegan dewan kesenian, perihal lebih majunya teater kampus dibanding teater umum, perihal sponsor, workshop teater yang sia-sia, persoalan rendahnya minat mahasiswa terhadap teater, perihal kebiasaan menentang arus politik, arus agama, perihal aliran-aliran teater, teori-teori keaktoran. Kesemuanya layak untuk ditulis dalam bentuk esai teater.

http://m.beritajatim.com/sorotan/304550/waktunya_menulis_esai_teater.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Mustofa Bisri A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Jabbar Hubbi A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Syauqi Sumbawi A. Zakky Zulhazmi A.C. Andre Tanama A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S Laksana A.S. Laksana Abdul Hadi WM Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acrylic on Canvas Addi Mawahibun Idhom Ade P. Marboen Adib Baroya Adib Muttaqin Asfar Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agunghima Agus Aris Munandar Agus Buchori Agus Prasmono Agus Priyatno Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton AH J Khuzaini Ahmad Damanik Ahmad Farid Yahya Ahmad Wiyono Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fitriyah Ajip Rosidi Akhmad Marsudin Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al Mahfud Alex R Nainggolan Ali Nasir Ali Soekardi Alunk Estohank Amanche Franck Oe Ninu Aming Aminoedhin Anakku Inspirasiku Anang Zakaria Andhi Setyo Wibowo AndongBuku #3 Andri Awan Andry Deblenk Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Puisi Kalijaring Antologi Sastra Lamongan Anton Kurnia Anugerah Ronggowarsito Anwar Syueb Tandjung Aprillia Ika Aprillia Ramadhina APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif 'Minke' Setiawan Arim Kamandaka Aris Setiawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Aryo Wisanggeni G Asap Studio Asarpin Asrizal Nur Awalludin GD Mualif Ayu Sulistyowati Aziz Abdul Gofar Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Banyuwangi Bara Pattyradja Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Indo Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Lukisan Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Bidan Romana Tari Binhad Nurrohmat Biografi Bisnis Bondowoso Bre Redana Brunel University London Budi P. Hatees Budi Palopo Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerpen Chicilia Risca Coronavirus Cover Buku COVID-19 Cucuk Espe D. Kemalawati Dadang Ari Murtono Dadang Sunendar Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Dedi Gunawan Hutajulu Den Rasyidi Deni Jazuli Denny Mizhar Depan Mts Putra-Putri Simo Sungelebak Desa Glogok Karanggeneng Dessy Wahyuni Dewi Yuliati Dhanu Priyo Prabowo Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Dien Makmur Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Doddy Hidayatullah Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwijo Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Efendi Ari Wibowo Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hendri Saiful Eko Israhayu Emha Ainun Nadjib Endang Kusumastuti Eni S Eppril Wulaningtyas R Erdogan Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faiz Manshur Faizal Af Fajar Setiawan Roekminto Farah Noersativa Fathoni Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Fikram Farazdaq Forum Santri Nasional (FSN) FPM (Forum Penulis Muda) Ponorogo Galeri Lukisan Z Musthofa Galuh Tulus Utama Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Golan-Mirah Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Bahaudin H.B. Jassin Halim HD Hamzah Sahal Handoyo El Jeffry Happy Susanto Hardi Hamzah Haris Firdaus Haris Saputra Harun Syafii bin Syam Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Hendra Sugiantoro Hengky Ola Sura Heri Kris Heri Ruslan Herry Mardianto Heru Maryono Hilmi Abedillah Himpunan Mahasiswa Penulis (STKIP PGRI Ponorogo) Holy Adib htanzil Hudan Nur Husin I Nyoman Suaka IAIN Ponorogo Ibnu Wahyudi Idayati Idi Subandy Ibrahim Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Yusardi Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Indigo Art Space Indra Intisa Indra Tjahyadi Indri Widiyanti Inti Rohmatun Ni'mah Inung Setyami Irfan El Mardanuzie Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Isnatin Ulfah Isti Rohayanti Istiqomatul Hayati Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Jakob Sumardjo Janual Aidi Jawapos Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jember Jember Gemar Membaca JIERO CAFE Jihan Fauziah Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Syahputra Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin K.H. Ma’ruf Amin Kabar Pelukis Kalimat Tubuh Kang Daniel Kartika Foundation Karya Lukisan: Z Musthofa Kasnadi Kedai Kopi Sastra Kemah Budaya Panturan (KBP) KH. M. Najib Muhammad KH. Marzuki Mustamar Khadijah Khaerul Anwar Khairul Mufid Jr Khansa Arifah Adila Khawas Auskarni Khudori Husnan Khulda Rahmatia Ki Ompong Sudarsono Kim Ngan Kitab Arbain Nawawi Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sablon Ponorogo Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Korban Gempa Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kue Kacang Kue Kelapa Pandan Kue Lebaran Edisi 2013 Kue Nastar Keju Kue Nastar Keranjang Kue Pastel Kue Putri Salju Kue Semprit Kurnia Sari Aziza Kuswaidi Syafi'ie L Ridwan Muljosudarmo Lagu Laksmi Shitaresmi Lamongan Jawa Timur Landscape Hutan Bojonegoro Landscape Rumah Blora Lathifa Akmaliyah Legenda lensasastra.id Lie Charlie Linda Christanty Linus Suryadi AG Literasi Lombok Utara Lucia Idayani Ludruk Karya Budaya Lukas Adi Prasetyo Lukisan Andry Deblenk Lukisan Karya: Rengga AP Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari Lukisan Sugeng Ariyadi Lukman Santoso Az Lumajang Lusiana Indriasari Lutfi Rakhmawati M Khoirul Anwar KH M Nafiul Haris M. Afif Hasbullah M. Afifuddin M. Fauzi Sukri M. Harir Muzakki M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lutfi M. Mustafied M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Mahamuda Mahendra Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Maimun Zubair Makalah Tinjauan Ilmiah Makyun Subuki Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Mario F. Lawi Martin Aleida Mashdar Zainal Mashuri Masuki M. Astro Masyhudi Mathori A Elwa Matroni El-Moezany Maulana Syamsuri Media Ponorogo Media: Crayon on Paper Media: Pastel on Paper Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Miftakhul F.S Mihar Harahap Mila Setyani Misbahus Surur Mix Media on Canvas Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Ali Athwa Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Antakusuma Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Subarkah Muhammad Wahidul Mashuri Muhammad Yasir MUI Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukani Mukhsin Amar Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Muslim Abdurrahman Naskah Teater Neva Tuhella Nezar Patria Nidhom Fauzi Niduparas Erlang Ninuk Mardiana Pambudy Nirwan Ahmad Arsuka Noor H. Dee Novel Pekik Novel-novel bahasa Jawa Nur Ahmad Salman H Nur Hidayati Nur Wachid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyiayu Hesty Susanti Obrolan Oil on Canvas Olimpiade Sastra Indonesia 2013 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Paguyuban Seni Teater Ponorogo Pameran Lukisan MADIUN OBAH Pameran Seni Lukis Pameran Seni Rupa Parimono V / 40 Plandi Jombang Paring Waluyo Utomo Pasuruan PDS H.B. Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Ponorogo Z Musthofa Pelukis Rengga AP Pelukis Senior Tarmuzie Pelukis Unik di Ponorogo Pemancingan Betri Pendhapa Art Space Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pito Agustin Rudiana Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Gus Dur Probolinggo Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prof Dr Soediro Satoto Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pusat Grosir Kaos Polos Ponorogo Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putri Asyuro' Rizqiyyah Putu Fajar Arcana R.Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Rasanrasan Boengaketji Ratna Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak angkatan 1991-1992 Reyog dalam Lukisan Kaca Ribut Wijoto Ridha Arham Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Ris Pasha Rizka Halida Robin Al Kautsar Rodli TL Romi Zarman Rosi Rosidi Tanabata Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Prasetyo Utomo S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahlan Bahuy Sajak Sakinah Annisa Mariz Samsudin Adlawi Samsul Bahri Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Shor Zhambou Santi Maulidah Sapardi Djoko Damono Sapto HP Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastri Bakry Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Self Portrait Senarai Pemikiran Sutejo Seni Ambeng Ponorogo Seniman Tanah Merah Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Budhi Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindhunata Situbondo Siwi Dwi Saputro SMP Negeri 1 Madiun Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Fitri Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Spirit of body 1 Spirit of body 2 Spirit of body 3 Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Stefanus P. Elu STKIP PGRI Ponorogo Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugeng Ariyadi Suharwedy Sujarwoko Sujiwo Tedjo Sukitman Sumani Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Switzy Sabandar Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tangguh Pitoyo Taufik Ikram Jamil Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater nDrinDinG Teaterikal Teguh Winarsho AS Telaga Ngebel di Kabupaten Ponorogo 1910 Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tiyasa Jati Pramono Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari To Take Delight Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Andhi Suprihartono Tri Harun Syafii Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S UKM Teater Yakuza '54 Universitas Indonesia Universitas Jember Untung Wahyudi Usman Arrumy Usman Awang Ustadz Chris Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Warih Wisatsana Warung Boengaketjil Wawan Pinhole Wawancara Widhyanto Muttaqien Widya Oktaviani Wisnu Hp Wita Lestari Wuri Kartiasih Yeni Pitasari Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosep Arizal L Yoseph Yoneta Motong Wuwur YS Rat Yuditeha Yuli Yulia Sapthiani Yusri Fajar Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Z. Afif Z. Mustopa Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zaki Zubaidi Zehan Zareez Zulfian Ebnu Groho Zulfikar Fu’ad Zulkarnain Siregar