Anjrah Lelono Broto
Kaki kecil Marji lincah mengelupas pematang sawah menjadi
jengkal-jengkal tak bermakna. Tanpa banyak membuang pandang, kaki kecil Marji
menguliti pematang meninggalkanku jauh di belakang. Berkali aku harus
membetulkan kain yang kupakai karena betisku menuntut untuk tersembul saat
langkah kaki melebar-melesat, mengikuti langkah-langkah kaki kecil Marji yang
bahagia namun tidak bersahabat dengan kakiku.