Kamis, 03 Juli 2014

Kisah Sastra Tanah Pasundan

Dwi Fitria
Jurnal Nasional 1 Feb 2009

Agar tak punah, sastra daerah memerlukan perhatian khusus pemerintah.

SASTRA Sunda merupakan sebuah khasanah kekayaan sastra Indonesia tersendiri. Geliat sastra daerah ini telah terasa sejak masa awal sebelum kemerdekaan. Pengarang-pengarang Sunda seperti DK Ardiwinata dan Yuhana memberikan sumbangan tersendiri dalam khasanah sastra daerah dengan menelurkan karya-karya sastra berbahasa Sunda dengan tema dan eksplorasi yang tak kalah dari kanon-kanon sastra yang diterbitkan Balai Pustaka, semisal Azab dan Sengsara, atau Sitti Nurbaya.

Hadiah Rancage yang digagas Yayasan Rancage pimpinan Ajip Rosidi memiliki peran amat besar memunculkan kembali sastra Sunda ke permukaan. Sejak 1989, yayasan yang didirikan Ajip sekembalinya ia dari Jepang itu memberikan hadiah pada buku-buku sastra Sunda terbaik setiap tahunnya. Perhatian terhadap sastra daerah kemudian juga diperluas ke bahasa-bahasa lain seperti bahasa Jawa, Bali juga Lampung.

Rancage dan LBSS

Rancage memang berjasa dalam merevitalisasi sastra daerah yang jika tidak mendapatkan perhatian akan punah begitu saja. Karena Rancage-lah nama-nama seperti Godi Suwarna mendapatkan penghargaan sebagaimana mestinya. Memenangkan hadiah Rancage sebanyak tiga kali adalah salah satu hal yang makin melambungkan nama pengarang ini ke dunia sastra Indonesia.

Salah satu karyanya, Sandekala, bahkan kemudian dipentaskan oleh Mainteater, sebuah kelompok teater pimpinan sutradara Wawan Sofwan yang kebetulan juga berasal dari Bandung. Lakon Sandekala ditampilkan dalam dua bahasa Sunda dan Indonesia pada Juli 2008 lalu. Wawan Sofwan saat itu mengakui selain muatannya yang sarat dengan kritik sosial, kemenangan Sandekala dalam Rancage-lah yang membuat novel karya Godi Swarna itu ia angkat ke atas panggung.

Godi Suwarna mengakui bahwa Rancage memiliki peran yang amat besar dalam mengangkat dan melestarikan kekayaan sastra daerah. Sedikit menjadi batu sandungan adalah Rancage khusus memilih karya-karya yang telah berbentuk buku.

“Menerbitkan sebuah novel berbahasa Sunda bukan perkara gampang. Untuk Sandekala saja hingga akhirnya buku itu diterbitkan, saya harus menunggu sekitar sembilan tahun,” ujar Godi. “Untuk orang setua saya, agar buku kemudian diterbitkan, kita mungkin harus punya kesabaran yang luar biasa.”

Keharusan memiliki karya berupa buku inilah yang kemudian menurut Godi menjadi salah satu halangan bagi Rancage untuk menjangkau para penulis dari generasi yang lebih muda. Banyak dari para penulis generasi baru yang menurut Gody cukup menonjol semisal Tony Lesmana dan Nazarudun Ashar, belum lagi terjangkau oleh penghargaan tahunan tersebut karena belum ada karya mereka yang diterbitkan berupa buku.

Godi justru melihat Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS) memiliki peran lebih besar dalam meningkatkan kegairahan menulis sastra dalam bahasa Sunda di kalangan para penulis yang lebih muda.

LBSS mengadakan sayembara berkala dengan tujuan utama memberikan penghargaan pada karya sastra terbaik yang dimuat di kolom budaya koran-koran berbahasa Sunda semisal Mangle. Penghargaan LBSS membukakan kesempatan yang lebih luas pada bakat-bakat baru penulis berbahasa Sunda.

“LBSS lah yang menggairahkan anak-anak muda itu untuk tetap menulis dalam bahasa Sunda. Sayangnya karena keterbatasan dana, penyelenggaraan penghargaan LBSS tak bisa dilakukan rutin setiap tahunnya. Kadang dua tahun sekali LBSS baru bisa menyelenggarakan lagi,” ujar Godi.

Keterbatasan dana pula yang menyebabkab LBSS kesulitan menerbitkan karya-karya pemenang hadiah berkala itu dalam bentuk antologi, laiknya yang biasa dilakukan penghargaan sastra di tanah air. Tahun 1997 lalu, LBSS sempat menerbitkan sebuah buku, tapi hal itu tak berlanjut.

Sastra Sunda dan Kaum Muda

Kurangnya media promosi, tak terdistribusinya buku-buku sastra berbahasa Sunda dengan baik menjadi jejaring yang menyulitkan perkembangan ke depan sastra Sunda. Meskipun ini tidak berarti tidak ada pengarang muda berbakat yang membuat karya-karya sastra berbahasa Sunda.

Menurut Godi Suwarna para pengarang dari generasi lebih muda sesungguhnya memiliki bakat yang tak kalah dari para seniornya. Akses informasi luas yang terbuka dengan adanya internet bahkan menjadi nilai tambah bagi generasi yang lebih muda ini. “Mereka memilki kesempatan yang tak dimiliki generasi yang lebih tua seperti saya,” ujar Godi.

Yang patut disayangkan adalah kekayaan kosa kata bahasa Sunda yang menurut pandangan Godi makin lama makin menyempit di kalangan para penulis lebih muda. Sedikit terjadi pemiskinan kosa kata dalam karya-karya para sastrawan muda kini.

Godi bisa memaklumi karena di kota-kota besar seperti Bandung, penggunaan bahasa Sunda mengalami beberapa distorsi. Oleh karenanya bahasa yang digunakan tak sekompleks bahasa Sunda di daerah-daerah lain. “Tapi dengan keterbatasan itu pun, perjuangan mereka untuk melahirkan karya-karya berbahasa Sunda tetap patut diacungi jempol.”

Godi menyebut lagi nama-nama Tony Lesmana dan Nazarudin Azhar sebagai bakat yang perlu diperhatikan. Karya-karya mereka memiliki kekayaan tema dan eksplorasi bentuk yang berbeda dibandingkan para penulis segenerasinya. “Wawasan mereka cukup luas, tema-tema pun banyak berhubungan dengan masyarakat Sunda. Selain itu bentuk karya mereka tak hanya realis, seperti pengarang-pengarang lainnya.”

Sama seperti sastra dimana pun, sastra Sunda menurut Godi harus memiliki kekhasan tersendiri. Godi misalnya, sudah sejak tahun 70-an mengangkat dan kemudian menulis ulang cerita-cerita rakyat. Sosok jenaka Kabayan, di tangan Godi diubah menjadi seorang yang serius yang sesungguhnya tak suka jika ditertawakan orang.

Hilang dalam Penerjemahan

Dalam esainya Sastra Sunda yang Kian Mengilap, Maman Mahayana menyatakan bahwa salah satu kekuatan dan kekhasan sastra Sunda terletak pada rasa bahasanya yang memesona. Ia secara inheren melekat pada berbagai kecap anteran, morfem yang berfungsi menegaskan atau menambah kesan tertentu. Sastra Sunda memiliki kosa-kosa kata yang bisa menjelaskan nuansa kata tertentu dengan khas.

Usaha penerjemahan kerap menghilangkan kekhasan ini. “Dalam bahasa Sunda, gerak jalan yang berbeda memiliki kosa kata yang berbeda pula, begitu juga dengan memandang misalnya, ada memandang dengan mesra atau memandang dengan marah.” Dalam proses penerjemahan ke bahasa Indonesia kerap terjadi penyempitan makna.

“Dalam proses penerjemahan itu saya merasa karya-karya saya seperti ayam yang telah dicabuti bulunya. Ada banyak sekali hal yang hilang di dalamnya,” kata Godi.

Menanti Perhatian Pemerintah

Sastrawan Soni Farid Maulana beranggapan bahwa usaha yang dilakukan oleh Yayasan Rancage sudah maksimal. Ajip Rosidi dan yayasannya telah membangkitkan kegairahan terhadap karya sastra Sunda dan sastra daerah lainnya. Ironisnya di sisi lain, karya sastra pemenang Rancage tak mendapat respons positif dari pemerintah.

Meskipun Bahasa Sunda sudah lama dijadikan kurikulum wajib di sekolah-sekolah, perhatian pemerintah terhadap karya sastra Sunda bisa dikatakan nyaris tak ada. “Tak ada dukungan pemerintah, semisal dengan mewajibkan buku-buku sastra Sunda di sekolah-sekolah,” ujar sastrawan yang juga menaruh perhatian besar terhadap perkembangan sastra Sunda itu.

Selama ini menurut Soni, Rancage berjalan sendirian. Tanpa adanya dukungan pemerintah, buku-buku yang diterbitkan hanya terjangkau oleh orang-orang yang kebetulan berminat. Tidak ada upaya khusus untuk mendorong distribusi buku-buku sastra Sunda. Sehingga kemudian penjualan buku-buku ini pun amat sulit. Dari 1000 eksemplar misalnya, dalam setahun kemungkinan besar baru akan terjual 300 eksemplar saja.

Dampaknya, generasi muda menjadi kurang mengenal sastra Sunda. Bahkan di perguruan-perguruan tinggi yang memiliki jurusan Sastra Sunda seperti Unpad dan UPI.

Tapi pandangan yang lebih cerah dikemukakan Godi Suwarna. “Memang, peminat sastra daerah tak bisa dibilang banyak. Tetapi peminat itu tetap ada. Buku saya Sandekala, di Gramedia Bandung Indah Plaza, orang yang ingin membelinya harus masuk daftar tunggu terlebih dulu.”

Menurut Godi keberhasilan karya itu meraih hadiah Rancage berpengaruh cukup besar meningkatkan minat beli khalayak pembacanya. “Atau mungkin karena mereka tahu bahwa pengarangnya adalah seorang yang eksentrik,” ujar Godi setengah berkelakar.

Haruskah minat yang semakin meredup menjadi sebuah batu sandungan yang membuat sebuah kekayaan sastra menghilang? Ini boleh jadi sebuah pertanyaan yang harus dijawab bersama: masyarakat yang lebih luas lagi, dan juga pemerintah!
***

Dijumput dari: http://beautifulworldwithoutborders.wordpress.com/2011/08/15/kisah-sastra-tanah-pasundan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Mustofa Bisri A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Jabbar Hubbi A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Syauqi Sumbawi A. Zakky Zulhazmi A.C. Andre Tanama A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S Laksana A.S. Laksana Abdul Hadi WM Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acrylic on Canvas Addi Mawahibun Idhom Ade P. Marboen Adib Baroya Adib Muttaqin Asfar Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agunghima Agus Aris Munandar Agus Buchori Agus Prasmono Agus Priyatno Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton AH J Khuzaini Ahmad Damanik Ahmad Farid Yahya Ahmad Wiyono Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fitriyah Ajip Rosidi Akhmad Marsudin Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al Mahfud Alex R Nainggolan Ali Nasir Ali Soekardi Alunk Estohank Amanche Franck Oe Ninu Aming Aminoedhin Anakku Inspirasiku Anang Zakaria Andhi Setyo Wibowo AndongBuku #3 Andri Awan Andry Deblenk Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Puisi Kalijaring Antologi Sastra Lamongan Anton Kurnia Anugerah Ronggowarsito Anwar Syueb Tandjung Aprillia Ika Aprillia Ramadhina APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif 'Minke' Setiawan Arim Kamandaka Aris Setiawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Aryo Wisanggeni G Asap Studio Asarpin Asrizal Nur Awalludin GD Mualif Ayu Sulistyowati Aziz Abdul Gofar Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Banyuwangi Bara Pattyradja Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Indo Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Lukisan Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Bidan Romana Tari Binhad Nurrohmat Biografi Bisnis Bondowoso Bre Redana Brunel University London Budi P. Hatees Budi Palopo Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerpen Chicilia Risca Coronavirus Cover Buku COVID-19 Cucuk Espe D. Kemalawati Dadang Ari Murtono Dadang Sunendar Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Dedi Gunawan Hutajulu Den Rasyidi Deni Jazuli Denny Mizhar Depan Mts Putra-Putri Simo Sungelebak Desa Glogok Karanggeneng Dessy Wahyuni Dewi Yuliati Dhanu Priyo Prabowo Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Dien Makmur Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Doddy Hidayatullah Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwijo Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Efendi Ari Wibowo Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hendri Saiful Eko Israhayu Emha Ainun Nadjib Endang Kusumastuti Eni S Eppril Wulaningtyas R Erdogan Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faiz Manshur Faizal Af Fajar Setiawan Roekminto Farah Noersativa Fathoni Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Fikram Farazdaq Forum Santri Nasional (FSN) FPM (Forum Penulis Muda) Ponorogo Galeri Lukisan Z Musthofa Galuh Tulus Utama Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Golan-Mirah Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Bahaudin H.B. Jassin Halim HD Hamzah Sahal Handoyo El Jeffry Happy Susanto Hardi Hamzah Haris Firdaus Haris Saputra Harun Syafii bin Syam Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Hendra Sugiantoro Hengky Ola Sura Heri Kris Heri Ruslan Herry Mardianto Heru Maryono Hilmi Abedillah Himpunan Mahasiswa Penulis (STKIP PGRI Ponorogo) Holy Adib htanzil Hudan Nur Husin I Nyoman Suaka IAIN Ponorogo Ibnu Wahyudi Idayati Idi Subandy Ibrahim Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Yusardi Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Indigo Art Space Indra Intisa Indra Tjahyadi Indri Widiyanti Inti Rohmatun Ni'mah Inung Setyami Irfan El Mardanuzie Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Isnatin Ulfah Isti Rohayanti Istiqomatul Hayati Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Jakob Sumardjo Janual Aidi Jawapos Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jember Jember Gemar Membaca JIERO CAFE Jihan Fauziah Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Syahputra Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin K.H. Ma’ruf Amin Kabar Pelukis Kalimat Tubuh Kang Daniel Kartika Foundation Karya Lukisan: Z Musthofa Kasnadi Kedai Kopi Sastra Kemah Budaya Panturan (KBP) KH. M. Najib Muhammad KH. Marzuki Mustamar Khadijah Khaerul Anwar Khairul Mufid Jr Khansa Arifah Adila Khawas Auskarni Khudori Husnan Khulda Rahmatia Ki Ompong Sudarsono Kim Ngan Kitab Arbain Nawawi Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sablon Ponorogo Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Korban Gempa Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kue Kacang Kue Kelapa Pandan Kue Lebaran Edisi 2013 Kue Nastar Keju Kue Nastar Keranjang Kue Pastel Kue Putri Salju Kue Semprit Kurnia Sari Aziza Kuswaidi Syafi'ie L Ridwan Muljosudarmo Lagu Laksmi Shitaresmi Lamongan Jawa Timur Landscape Hutan Bojonegoro Landscape Rumah Blora Lathifa Akmaliyah Legenda lensasastra.id Lie Charlie Linda Christanty Linus Suryadi AG Literasi Lombok Utara Lucia Idayani Ludruk Karya Budaya Lukas Adi Prasetyo Lukisan Andry Deblenk Lukisan Karya: Rengga AP Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari Lukisan Sugeng Ariyadi Lukman Santoso Az Lumajang Lusiana Indriasari Lutfi Rakhmawati M Khoirul Anwar KH M Nafiul Haris M. Afif Hasbullah M. Afifuddin M. Fauzi Sukri M. Harir Muzakki M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lutfi M. Mustafied M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Mahamuda Mahendra Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Maimun Zubair Makalah Tinjauan Ilmiah Makyun Subuki Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Mario F. Lawi Martin Aleida Mashdar Zainal Mashuri Masuki M. Astro Masyhudi Mathori A Elwa Matroni El-Moezany Maulana Syamsuri Media Ponorogo Media: Crayon on Paper Media: Pastel on Paper Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Miftakhul F.S Mihar Harahap Mila Setyani Misbahus Surur Mix Media on Canvas Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Ali Athwa Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Antakusuma Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Subarkah Muhammad Wahidul Mashuri Muhammad Yasir MUI Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukani Mukhsin Amar Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Muslim Abdurrahman Naskah Teater Neva Tuhella Nezar Patria Nidhom Fauzi Niduparas Erlang Ninuk Mardiana Pambudy Nirwan Ahmad Arsuka Noor H. Dee Novel Pekik Novel-novel bahasa Jawa Nur Ahmad Salman H Nur Hidayati Nur Wachid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyiayu Hesty Susanti Obrolan Oil on Canvas Olimpiade Sastra Indonesia 2013 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Paguyuban Seni Teater Ponorogo Pameran Lukisan MADIUN OBAH Pameran Seni Lukis Pameran Seni Rupa Parimono V / 40 Plandi Jombang Paring Waluyo Utomo Pasuruan PDS H.B. Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Ponorogo Z Musthofa Pelukis Rengga AP Pelukis Senior Tarmuzie Pelukis Unik di Ponorogo Pemancingan Betri Pendhapa Art Space Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pito Agustin Rudiana Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Gus Dur Probolinggo Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prof Dr Soediro Satoto Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pusat Grosir Kaos Polos Ponorogo Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putri Asyuro' Rizqiyyah Putu Fajar Arcana R.Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Rasanrasan Boengaketji Ratna Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak angkatan 1991-1992 Reyog dalam Lukisan Kaca Ribut Wijoto Ridha Arham Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Ris Pasha Rizka Halida Robin Al Kautsar Rodli TL Romi Zarman Rosi Rosidi Tanabata Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Prasetyo Utomo S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahlan Bahuy Sajak Sakinah Annisa Mariz Samsudin Adlawi Samsul Bahri Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Shor Zhambou Santi Maulidah Sapardi Djoko Damono Sapto HP Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastri Bakry Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Self Portrait Senarai Pemikiran Sutejo Seni Ambeng Ponorogo Seniman Tanah Merah Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Budhi Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindhunata Situbondo Siwi Dwi Saputro SMP Negeri 1 Madiun Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Fitri Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Spirit of body 1 Spirit of body 2 Spirit of body 3 Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Stefanus P. Elu STKIP PGRI Ponorogo Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugeng Ariyadi Suharwedy Sujarwoko Sujiwo Tedjo Sukitman Sumani Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Switzy Sabandar Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tangguh Pitoyo Taufik Ikram Jamil Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater nDrinDinG Teaterikal Teguh Winarsho AS Telaga Ngebel di Kabupaten Ponorogo 1910 Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tiyasa Jati Pramono Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari To Take Delight Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Andhi Suprihartono Tri Harun Syafii Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S UKM Teater Yakuza '54 Universitas Indonesia Universitas Jember Untung Wahyudi Usman Arrumy Usman Awang Ustadz Chris Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Warih Wisatsana Warung Boengaketjil Wawan Pinhole Wawancara Widhyanto Muttaqien Widya Oktaviani Wisnu Hp Wita Lestari Wuri Kartiasih Yeni Pitasari Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosep Arizal L Yoseph Yoneta Motong Wuwur YS Rat Yuditeha Yuli Yulia Sapthiani Yusri Fajar Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Z. Afif Z. Mustopa Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zaki Zubaidi Zehan Zareez Zulfian Ebnu Groho Zulfikar Fu’ad Zulkarnain Siregar