Kamis, 17 Juni 2021

Sukitman, Saksi Mata 30 September 1965

Sukitman kebagian jaga malam pada 30 September 1965. Anggota polisi berpangkat Agen Polisi Dua itu bertugas menjaga Guest House, Jalan Iskandarsyah, Jakarta, bersama rekannya Sutarso. Menjelang subuh tepat pukul 04.30 WIB, 1 Oktober 1965, tiba-tiba terdengar rentetan tembakan. Dia meminta rekan jaganya tetap menunggu di pos. Sukitman lantas bergegas mengayuh sepeda mencari sumber bunyi tembakan. Tidak lama kemudian, tiba di lokasi asal suara tembakan yang ternyata dari rumah Brigadir Jenderal D.I. Panjaitan.
 
Keberadaan Sukitman langsung diketahui orang-orang yang berpakaian tentara, begitu tiba di depan rumah D.I Panjaitan. Kepalanya langsung ditodongkan senjata. Sukitman diperintahkan angkat tangan dan melemparkan senjatanya ke tanah. Dia lalu diseret lantas dimasukkan ke dalam kendaraan, kedua matanya ditutup dengan kain merah. Kendaraan tersebut pun melaju ke sebuah tempat.
 
Dari buku Pierre Tendean yang ditulis Masykuri, Sukitman kemudian ditawan di depan sebuah rumah. Adalah Letnan Satu Dul Arief, komandan peleton Pasopati yang memerintahkan anak buahnya untuk menempatkan Sukitman di tempat tersebut. Sukitman sempat melihat seorang tawanan yang masih hidup dengan pangkat bintang dua di pundaknya, mampir sejenak ke tempatnya ditahan.
 
Di buku Jejak Sang Ajudan: Sebuah Biografi Pierre Tendean yang ditulis Ahmad Nowmenta Putra dan Agus Lisna, ketika hari mulai terang, Sukitman didorong menuju teras bangunan yang dilihatnya ada papan tulis dan bangku-bangku sekolah tertata rapi. Sukitman menyaksikan sekelompok orang-orang mengerumuni sebuah sumur sembari berteriak “Ganyang kabir, ganyang kabir!
 
Dia melihat tawanan-tawanan digiring ke bibir sumur tua lalu dilempar ke dalamnya. Disusul rentetan tembakan ke dalam sumur. Sukitman ketakutan. Dia menangis dalam hati dan berdoa agar tak menjadi korban berikutnya. Di tengah rasa takut, seorang anggota Tjakrabirawa datang. Anak buah dari Letkol Untung menenangkan Sukitman, bahwa dia tidak akan dibunuh, karena satu nasib, merupakan sama-sama seorang prajurit.
***
 
Lolos dari pembunuhan, Sukiman lantas diajak menuju ke Halim Perdanakusuma bersama iring-iringan pasukan. Sesampainya di Gedung PENAS, pasukan itu diturunkan di lapangan. Dia masih bersama Lettu Dul Arief. Dan pada malam harinya, dalam sebuah percakapan, Sukitman baru menyadari jika “ganyang kabir” yang didengarnya waktu itu adalah para jenderal.
 
Kelelahan mendera Sukitman. Kepalanya pusing setelah sempat ikut diculik. Dia tertidur lelap di bawah kolong truk. Hari itu, 2 Oktober 1965, sekitar pukul 14.00 WIB. Saat terbangun, dia terkejut karena tidak ada satupun anggota pasukan yang bersamanya sejak pembantaian terlihat, sementara truk juga masih berjejer. Tiba-tiba datang pasukan tentara yang kemudian diketahui mencari jejak anggota yang terlibat G30S/PKI. Pasukan itu mengenakan tanda pita putih.
 
Dalam buku Dari Revolusi 45 sampai Kudeta 66: Kesaksian Wakil Komandan Tjakrabirawa, Sukitman yang masih dalam keadaan bingung, ditemukan oleh Patroli Resimen Tjakrabirawa di bawah pimpinan Kapten Eko. Patroli tersebut biasanya setiap pagi mengadakan kontrol di perumahan perwira di Pasar Rebo dan kembali siangnya melewati gedung PENAS yang berada di seputar Halim Perdanakusuma.
 
Sukitman lantas dibawa ke markas Tjakrabirawa di sebelah Istana (sekarang gedung Bina Graha) untuk diperiksa dan diinterogasi. Dia menceritakan peristiwa yang dialaminya. Sukitman lalu dihadapkan ke Panglima Kodam V/Jayakarta Mayor Jenderal TNI ke Umar Wirahadikusumah. Dia lantas diserahkan kepada Pangkostrad Mayjen TNI Soeharto.
 
Pada 3 Oktober 1965 pagi, Wakil Komandan pasukan Tjakrabirawa, Maulwi Saelan menghadap Presiden Sukarno. Pengawal pribadi Sukarno itu menyampaikan laporan tentang perkembangan terakhir termasuk penemuan seorang agen polisi.
 
Setelah mempelajari keterangan agen polisi tersebut, Maulwi bersama Letnan Kolonel AH Ebram dan Sersan Udara PGT Poniran dengan jip Tjakrabirawa Nomor 2 berangkat menuju Halim Perdanakusuma. Maulwi bertemu Kolonel AU/PNB Tjokro, perwira piket Halim Perdanakusuma. Maulwi kemudian menyampaikan maksud kedatangannya. Dibantu seorang anggota TNI AU berpangkat letnan muda penerbang, mencari lokasi yang diceritakan oleh Sukitman.
 
Mereka lalu menemukan sebuah rumah atau pondok kecil di kawasan Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta Timur yang di dekatnya terdapat sebuah pohon besar. Ditemukan sebidang tanah yang sudah tidak digunakan, tetapi terlihat tanda mencurigakan seperti baru dipakai. Di tempat itulah, tumpukan dedaunan disingkirkan, dan terlihat permukaan sebuah sumur tua.
 
Karena tidak memiliki peralatan untuk menggali, mereka meminta bantuan warga sekitar untuk gali sumur itu. Tak berapa lama, muncul pasukan RPKAD dipimpin Mayor C.I. Santoso dengan membawa Sukitman sebagai arah petunjuk jalan. Ada pula ajudan Jenderal Ahmad Yani, Kapten CPM Subardi. Penggalian sulit dilakukan, karena lubang sumur itu hanya pas untuk satu orang. Proses penggalian memakan waktu lama.
 
Dalan buku Malam Bencana 1965: Dalam Belitan Krisis Nasional, menceritakan lokasi para jenderal yang diculik ditemukan di sebuah sumur tua yang telah diuruk rapi, di dekat rumah seorang guru aktivis PKI. Dengan bantuan Kompi Penyelam (Kipam) KKO, pada 3 Oktober 1965, sekitar pukul 17.15 WIB,  sumur tua itu dapat dibuka, dan di kedalaman 7 meter ditemukan sejumlah jasad.
 
Pada tengah malam pukul 00.30 WIB, pengangkatan jenazah ditangguhkan sambil menunggu kehadiran Pangkostrad. Keesokan harinya, Senin 4 Oktober 1965, penggalian jenazah dilakukan. Batang pisang, daun singkong, dan tanah yang secara berselang-seling menutup lubang, disingkirkan. Pengangkatan jenazah disaksikan langsung Pangkostrad Mayjen Soeharto, yang didampingi Direktur Peralatan AD, Direktur Polisi Militer AD, Direktur Zeni, Kepala Penerangan AB dan sejumlah wartawan.
 
Dalam buku Sintong Panjaitan, “Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando” yang ditulis wartawan senior Hendro Subroto, pada 4 Oktober 1965, Tim KKO dipimpin oleh Komandan KIPAM KKO-AL Kapten Winanto melakukan evakuasi jenazah. Satu persatu pasukan KKO turun ke dalam lubang yang sempit itu. Pukul 12.05 WIB, anggota RPKAD Kopral Anang turun lebih dulu ke Lubang Buaya. Dia mengenakan masker dan tabung oksigen. Anang mengikatkan tali di salah satu jenazah. Setelah ditarik, yang pertama adalah jenazah Lettu Pierre Tendean, ajudan Jenderal Nasution.
 
Pukul 12.15 WIB, Serma KKO Suparimin turun, dia memasang tali di salah satu jenazah, tapi rupanya jenazah tersebut tertindih jenazah lain, sehingga tak bisa ditarik. Pukul 12.30 WIB, giliran Prako KKO Subekti yang turun. Dua jenazah berhasil ditarik, Mayjen S. Parman dan Mayjen Suprapto. Pukul 12.55 WIB, Kopral KKO Hartono memasang tali untuk mengangkat jenazah Mayjen MT Haryono dan Brigjen Sutoyo. Pukul 13.30 WIB, Serma KKO Suparimin turun untuk kedua kalinya. Dia berhasil mengangkat jenazah Letjen Ahmad Yani. Dengan demikian, sudah enam jenazah yang ditemukan. Kapten Winanto kemudian turun ke dalam sumur dan membawa jenazah Brigjen D.I. Panjaitan.
***
 
Sukitman Wafat tahun 2007
 
Sukitman meninggal dunia pada Senin, 13 Agustus 2007 dalam usia 64 tahun sekitar pukul 07.00 WIB. Sukitman meninggalkan seorang istri, tiga anak, dan tujuh cucu. Dikutip Antara, sebelum meninggal, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Purn Sukitman sempat menderita stroke, tetapi pada saat akan dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Bhakti Yudha, nyawanya sudan tidak dapat tertolong.
 
Jenazah Sukiman lalu disemayamkan di kediamannya di Jalan Pramuka, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok sebelum dimakamkan. Indra Lesmana, putra ketiga Sukitman, tidak dapat menahan rasa haru. Sambil berurai air mata, Indra menjelaskan, bapaknya sangat bangga karena selama hidup dapat berguna bagi bangsa dan negara. “Atas jasa-jasanya, bapak mendapatkan kenaikan pangkat dari AKP menjadi AKBP,” kata dia. Indra mengatakan, bukan kenaikan pangkat yang membuat bapak bahagia, tetapi selama dalam hidupnya bisa memberikan sumbangsih terhadap negara.
***
 
Pahlawan Revolusi Indonesia
 
Pahlawan Revolusi adalah gelar yang diberikan pemerintah Indonesia kepada perwira militer yang gugur dalam peristiwa Gerakan 30 September tahun 1965 di Jakarta dan Yogyakarta. Gelar Pahlawan Revolusi diberikan oleh pemerintah Indonesia pada bulan Oktober 1965 melalui Keputusan Presiden.
 
Dalam buku Sejarah Indonesia Modern: 1200-2004 (2005) karya M.C Ricklefs, pembunuhan tujuh perwira tinggi Angkatan Darat pada 30 September 1965 dipimpin oleh Letkol Untung yang merupakan komandan Batalyon Cakrabirawa.  Letkol Untung menculik tujuh perwira dengan alasan pengamanan presiden dari upaya kudeta oleh Dewan Jendral. Letkol Untung mencurigai tujuh perwira tinggi militer berupaya untuk melakukan kudeta terhadap presiden Soekarno.
 
Pada malam hari tanggal 30 September 1965, Letkol Untung bersama satu batlyon Divisi Diponegoro, Divisi Brawijaya dan beberapa Pemuda Rakyat PKI pergi untuk menculik A.H Nasution, Ahmad Yani, Parman dan empat perwira tinggi lainnya. Letkol Untung dan pasukannya berhasil menculik semua perwira tinggi kecuali A.H Nasution. Penculikan tujuh perwira tinggi pada tanggal 30 September 1965 berakhir dengan pembunuhan. Letkol Untung menguburkan jenazah para perwira di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur. Pembunuhan perwira militer juga terjadi di Yogyakarta pada 1 Oktober 1965. Korban dari pembunuhan perwira di Yogyakarta adalah Brigjen Katamso dan Letkol Sugijono.
 
Dalam buku Ensiklopedia Pahlawan Nasional (2015) karya Kuncoro Hadi dan Sustianingsih, berikut daftar Pahlawan Revolusi Indonesia . Pahlawan Revolusi ialah gelar yang diberikan kepada sejumlah perwira militer yang gugur dalam tragedi 30 September 1965 malam dan 1 Oktober 1965 dini hari. Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009, gelar ini diakui juga sebagai Pahlawan Nasional.
 
1.Letjen Ahmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat)
 
2. Mayjen R. Suprapto (Deputi II Menteri/Panglima Angkatan Darat Bidang Administrasi)
 
3. Mayjen M.T Haryono (Deputi III Menteri/Panglima Angkatan Darat Bidang Perencanaan dan Pembinaan)
 
4. Mayjen S. Parman (Asisten I Menteri/ Panglima Angkatan Darat Bidang Intelijen)
 
5. Brigjen D.I Pandjaitan (Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat Bidang Logistik)
 
6. Brigjen Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat)
 
7. Lettu Pierre Tendean (Ajudan A.H. Nasution)
 
8. Bripka Karel Satsuit Tubun (Pengawal Kediaman J. Leimenna)
 
9. Brigjen Katamso Darmokusumo (Komandan Korem 072 Yogyakarta)
 
10. Kolonel Sugiono (Keapala Staf Korem 072 Yogyakarta)
***
 
Sumber:
https://duniamu.id/?p=10764 (Liputan6.com, Jakarta)
https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/31/134220469/pahlawan-revolusi-indonesia

https://id.wikipedia.org/wiki/Pahlawan_Revolusi_Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Mustofa Bisri A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Jabbar Hubbi A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Syauqi Sumbawi A. Zakky Zulhazmi A.C. Andre Tanama A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S Laksana A.S. Laksana Abdul Hadi WM Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acrylic on Canvas Addi Mawahibun Idhom Ade P. Marboen Adib Baroya Adib Muttaqin Asfar Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agunghima Agus Aris Munandar Agus Buchori Agus Prasmono Agus Priyatno Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton AH J Khuzaini Ahmad Damanik Ahmad Farid Yahya Ahmad Wiyono Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fitriyah Ajip Rosidi Akhmad Marsudin Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al Mahfud Alex R Nainggolan Ali Nasir Ali Soekardi Alunk Estohank Amanche Franck Oe Ninu Aming Aminoedhin Anakku Inspirasiku Anang Zakaria Andhi Setyo Wibowo AndongBuku #3 Andri Awan Andry Deblenk Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Puisi Kalijaring Antologi Sastra Lamongan Anton Kurnia Anugerah Ronggowarsito Anwar Syueb Tandjung Aprillia Ika Aprillia Ramadhina APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif 'Minke' Setiawan Arim Kamandaka Aris Setiawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Aryo Wisanggeni G Asap Studio Asarpin Asrizal Nur Awalludin GD Mualif Ayu Sulistyowati Aziz Abdul Gofar Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Banyuwangi Bara Pattyradja Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Indo Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Lukisan Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Bidan Romana Tari Binhad Nurrohmat Biografi Bisnis Bondowoso Bre Redana Brunel University London Budi P. Hatees Budi Palopo Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerpen Chicilia Risca Coronavirus Cover Buku COVID-19 Cucuk Espe D. Kemalawati Dadang Ari Murtono Dadang Sunendar Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Dedi Gunawan Hutajulu Den Rasyidi Deni Jazuli Denny Mizhar Depan Mts Putra-Putri Simo Sungelebak Desa Glogok Karanggeneng Dessy Wahyuni Dewi Yuliati Dhanu Priyo Prabowo Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Dien Makmur Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Doddy Hidayatullah Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwijo Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Efendi Ari Wibowo Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hendri Saiful Eko Israhayu Emha Ainun Nadjib Endang Kusumastuti Eni S Eppril Wulaningtyas R Erdogan Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faiz Manshur Faizal Af Fajar Setiawan Roekminto Farah Noersativa Fathoni Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Fikram Farazdaq Forum Santri Nasional (FSN) FPM (Forum Penulis Muda) Ponorogo Galeri Lukisan Z Musthofa Galuh Tulus Utama Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Golan-Mirah Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Bahaudin H.B. Jassin Halim HD Hamzah Sahal Handoyo El Jeffry Happy Susanto Hardi Hamzah Haris Firdaus Haris Saputra Harun Syafii bin Syam Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Hendra Sugiantoro Hengky Ola Sura Heri Kris Heri Ruslan Herry Mardianto Heru Maryono Hilmi Abedillah Himpunan Mahasiswa Penulis (STKIP PGRI Ponorogo) Holy Adib htanzil Hudan Nur Husin I Nyoman Suaka IAIN Ponorogo Ibnu Wahyudi Idayati Idi Subandy Ibrahim Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Yusardi Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Indigo Art Space Indra Intisa Indra Tjahyadi Indri Widiyanti Inti Rohmatun Ni'mah Inung Setyami Irfan El Mardanuzie Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Isnatin Ulfah Isti Rohayanti Istiqomatul Hayati Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Jakob Sumardjo Janual Aidi Jawapos Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jember Jember Gemar Membaca JIERO CAFE Jihan Fauziah Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Syahputra Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin K.H. Ma’ruf Amin Kabar Pelukis Kalimat Tubuh Kang Daniel Kartika Foundation Karya Lukisan: Z Musthofa Kasnadi Kedai Kopi Sastra Kemah Budaya Panturan (KBP) KH. M. Najib Muhammad KH. Marzuki Mustamar Khadijah Khaerul Anwar Khairul Mufid Jr Khansa Arifah Adila Khawas Auskarni Khudori Husnan Khulda Rahmatia Ki Ompong Sudarsono Kim Ngan Kitab Arbain Nawawi Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sablon Ponorogo Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Korban Gempa Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kue Kacang Kue Kelapa Pandan Kue Lebaran Edisi 2013 Kue Nastar Keju Kue Nastar Keranjang Kue Pastel Kue Putri Salju Kue Semprit Kurnia Sari Aziza Kuswaidi Syafi'ie L Ridwan Muljosudarmo Lagu Laksmi Shitaresmi Lamongan Jawa Timur Landscape Hutan Bojonegoro Landscape Rumah Blora Lathifa Akmaliyah Legenda lensasastra.id Lie Charlie Linda Christanty Linus Suryadi AG Literasi Lombok Utara Lucia Idayani Ludruk Karya Budaya Lukas Adi Prasetyo Lukisan Andry Deblenk Lukisan Karya: Rengga AP Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari Lukisan Sugeng Ariyadi Lukman Santoso Az Lumajang Lusiana Indriasari Lutfi Rakhmawati M Khoirul Anwar KH M Nafiul Haris M. Afif Hasbullah M. Afifuddin M. Fauzi Sukri M. Harir Muzakki M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lutfi M. Mustafied M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Mahamuda Mahendra Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Maimun Zubair Makalah Tinjauan Ilmiah Makyun Subuki Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Mario F. Lawi Martin Aleida Mashdar Zainal Mashuri Masuki M. Astro Masyhudi Mathori A Elwa Matroni El-Moezany Maulana Syamsuri Media Ponorogo Media: Crayon on Paper Media: Pastel on Paper Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Miftakhul F.S Mihar Harahap Mila Setyani Misbahus Surur Mix Media on Canvas Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Ali Athwa Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Antakusuma Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Subarkah Muhammad Wahidul Mashuri Muhammad Yasir MUI Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukani Mukhsin Amar Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Muslim Abdurrahman Naskah Teater Neva Tuhella Nezar Patria Nidhom Fauzi Niduparas Erlang Ninuk Mardiana Pambudy Nirwan Ahmad Arsuka Noor H. Dee Novel Pekik Novel-novel bahasa Jawa Nur Ahmad Salman H Nur Hidayati Nur Wachid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyiayu Hesty Susanti Obrolan Oil on Canvas Olimpiade Sastra Indonesia 2013 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Paguyuban Seni Teater Ponorogo Pameran Lukisan MADIUN OBAH Pameran Seni Lukis Pameran Seni Rupa Parimono V / 40 Plandi Jombang Paring Waluyo Utomo Pasuruan PDS H.B. Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Ponorogo Z Musthofa Pelukis Rengga AP Pelukis Senior Tarmuzie Pelukis Unik di Ponorogo Pemancingan Betri Pendhapa Art Space Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pito Agustin Rudiana Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Gus Dur Probolinggo Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prof Dr Soediro Satoto Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pusat Grosir Kaos Polos Ponorogo Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putri Asyuro' Rizqiyyah Putu Fajar Arcana R.Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Rasanrasan Boengaketji Ratna Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak angkatan 1991-1992 Reyog dalam Lukisan Kaca Ribut Wijoto Ridha Arham Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Ris Pasha Rizka Halida Robin Al Kautsar Rodli TL Romi Zarman Rosi Rosidi Tanabata Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Prasetyo Utomo S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahlan Bahuy Sajak Sakinah Annisa Mariz Samsudin Adlawi Samsul Bahri Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Shor Zhambou Santi Maulidah Sapardi Djoko Damono Sapto HP Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastri Bakry Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Self Portrait Senarai Pemikiran Sutejo Seni Ambeng Ponorogo Seniman Tanah Merah Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Budhi Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindhunata Situbondo Siwi Dwi Saputro SMP Negeri 1 Madiun Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Fitri Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Spirit of body 1 Spirit of body 2 Spirit of body 3 Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Stefanus P. Elu STKIP PGRI Ponorogo Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugeng Ariyadi Suharwedy Sujarwoko Sujiwo Tedjo Sukitman Sumani Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Switzy Sabandar Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tangguh Pitoyo Taufik Ikram Jamil Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater nDrinDinG Teaterikal Teguh Winarsho AS Telaga Ngebel di Kabupaten Ponorogo 1910 Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tiyasa Jati Pramono Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari To Take Delight Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Andhi Suprihartono Tri Harun Syafii Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S UKM Teater Yakuza '54 Universitas Indonesia Universitas Jember Untung Wahyudi Usman Arrumy Usman Awang Ustadz Chris Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Warih Wisatsana Warung Boengaketjil Wawan Pinhole Wawancara Widhyanto Muttaqien Widya Oktaviani Wisnu Hp Wita Lestari Wuri Kartiasih Yeni Pitasari Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosep Arizal L Yoseph Yoneta Motong Wuwur YS Rat Yuditeha Yuli Yulia Sapthiani Yusri Fajar Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Z. Afif Z. Mustopa Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zaki Zubaidi Zehan Zareez Zulfian Ebnu Groho Zulfikar Fu’ad Zulkarnain Siregar