Sabtu, 09 September 2017

Tragedi Barok dan Pergulatan Manusia Sado

Edeng Syamsul Ma’arif
radarcirebon.com

BAROK adalah momok. Pimpinan para rampok, bromocorah, jambret, pencoleng, pemalak, penodong. Berdiam di sebuah kampung kumuh, terbelakang, padat penduduk, dan (pastilah) tak terjangkau kemakmuran. Tidak ada listrik, sampah berserak di sembarang tempat, orang-orang biasa mandi dan berak di sungai pekat aroma bacin.
Kata-kata kasar dan kotor berseliweran di setiap percakapan. Tapi Barok bahagia. Memangsa siapa saja yang melintas di kampung itu. Semua takut kepadanya. Semua melindunginya dari kejaran pihak berwajib. Hanya kepada Aki pemancing tua, Barok menaruh hormat. Dan kepada Aki jugalah ia belajar tentang hidup yang lain termasuk mengadukan gebalau perasaan.

Atas saran Aki, Barok yang sangar mengganti nama jadi Karnadi (diambil dari cerita Sunda Karnadi Bandar Bangkong) sebab tersihir kecantikan Yani, anak camat penggila hormat. Pejabat baru dengan setumpuk gelar akademik yang dibelinya dari kampus abal-abal. Jadilah Barok yang hanya kelas empat sekolah dasar, mengakali keluarga Camat Kosim dengan berpura-pura kaya dan sekolah di Amerika. Menjadi Karnadi agar terpandang dan memiliki harga diri. Barok yang kampung, berusaha keras tidak jadi kampungan. Mencari tahu harga mobil termahal, pakaian dan parfum mewah, kampus luar negeri terkemuka, gaya hidup jetset. Anak-anak buahnya dibuat kalangkabut karena Barok buta teknologi dan tak bisa membaca. Maka, tak usah heran mendengar Barok menyuruh anak buahnya merampok siapa saja yang lewat membawa internet.

Usaha kerasnya tidak percuma. Meski prosesnya dibuat ribet oleh kemarahan dan kekonyolan-kekonyolan, Barok berubah jadi miliuner. Bergelar PhD dari Harvard University, ahli teknologi informasi, menunggang Lamborghini, kapal pesiar, dan jet pribadi. Direktur kilang minyak dan sejumlah perusahaan multinasional di negeri ini. Camat Kosim terperangah, Yani termehek-mehek. Meski di akhir cerita—sebagaimana kisah Karnadi Bandar Bangkong yang tragis­­—penyamaran Barok terbongkar dan harus menerima akibat. Dirajam kakitangan Kosim dan didor timah panas polisi.

Lakon Barok (Tidak Bodoh, Tapi Tidak Tahu, Sebab Tidak Pernah) karya dan disutradarai Aan Sugianto Mas dimainkan oleh Teater Sado di Gedung Kesenian Raksawacana Kuningan (19 Maret sampai 9 April 2017), mengabarkan kepada penonton bahwa mustahil antara tidak punya dan punya bisa terjalin kemesraan. Sejak zaman sebelum nabi hingga hari ini. Tapi, di luar itu semua, menjadi manusia pencoba dan berkeras untuk menjadi tahu adalah hak siapa saja.

Sebagaimana petikan dialog Barok: Aku Karnadi/Manusia tidak bodoh/Yang telah jadi tahu tentang apapun kekayaan manusia/Meski aku tetap tidak pernah punya//Aku Barok/Manusia yang terpaksa jadi Karnadi/Karena nasib tidak mendadak mengubah keadaan manusia/Sementara rasa menuntut aku harus bergerak segera//Aku Barok sekaligus Karnadi/Manusia yang mencoba melawan/Pendapat kalian yang mengatakan dalam pikiranmu/Bahwa mustahil antara tidak punya dan punya bisa mesra//Aku manusia pencoba!///

Barok adalah cermin tragedi kemanusiaan sepanjang zaman. Ia akan selalu menjadi penanda dan petanda ruang-ruang sosial di segala penjuru. Terus melingkar mengisi siklus kehidupan tanpa batas tanpa aturan. Kalaupun ada sedikit perbedaan, itu lebih disebabkan oleh sosio-geografi dan kekhasan karakteristik manusianya di masing-masing tempat. Kaya dan miskin laksana takdir yang saling mengisi dan seolah harus selalu bertentangan. Dan lewat naskahnya ini, Aan Sugianto Mas terlihat hendak mengkritisi penyakit mental masyarakat kita yang gemar membedakan derajat manusia berdasarkan kepemilikan benda-benda. Kemiskinan dituding sebagai biang segala dosa dan kesalahan. Sementara pangkat, gelar, harta benda, dan jabatan, seperti lisensi dan kewenangan untuk melemparkan orang-orang miskin ke dalam neraka.

Aan juga ingin menegaskan, proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan tidak melulu harus bergantung kepada uang. Justru cara Kosim mendapatkan gelar dan tidakboleh salah dalam setiap penyebutan, adalah ironi yang terpapar di depan mata telanjang dan teramat berurat akar. Dalam konteks ini, Barok yang buta huruf menjadi sosok jujur ketika ingin menjadi tahu. Dan Barok tidak mundur meski sejengkal ketika dipukuli beramai-ramai. Darahnya memuncak karena Kosim berulang-ulang meyebutnya bodoh.

PERGULATAN MANUSIA SADO

Spirit perlawanan Barok terhadap kosakata dan sebutan bodoh, lebih mirip presentasi semangat dan identitas Teater Sado. Kelompok yang lahir pada 1997 dan awalnya murni sebagai teater kampus STKIP Kuningan ini, kemudian melebarkan sayapnya dan berdiri sebagai kelompok teater di luar kampus dengan dasar pikiran agar Kabupaten Kuningan memiliki tempat berkumpul yang lebih terbuka. Dan sebagai penggagas, Aan Sugianto Mas menyebut Sado sebagai teater latihan. Sebagaimana lazimnya teater latihan, Sado lebih merupakan tempat penjelajahan beragam karakter manusia untuk kemudian diterjemahkan dalam seni peran.

Proses pemikiran, penghayatan, reaksi, dialog, persetubuhan mesra manusia dengan kemanusiaannya itu sendiri, jauh lebih penting ketimbang menjadikan pementasan sebagai tujuan akhir. Harapannya, dalam segala kehidupan manusia Sado harus memiliki sikap. Pada perkembangan berikutnya, Sado mengalir ke wilayah yang lebih majemuk. Kelompok ini menyesuaikan minat yang beragam dari penghuninya. Manusia Sado tidak berhenti di pementasan sebagai arena asah kreatifnya, tetapi beranjak ke pergulatan seni hidup lainnya seperti lukis, pahat, musik, handycraft, dekorasi, desain interior, taman, patung, jurnalistik, dongeng, fotografi dan videografi, konveksi, dan lain-lain, bahkan dengan sadar masuk ke wilayah industri kreatif apapun wujudnya.

Tentu saja, semua itu tidak lepas dari napas artistik, kerjasama, disiplin, dan manajemen teater sebagai dasar pijaknya. Penyadaran ini harus dilakukan sebab manusia Sado pantang terpuruk saat berada di panggung kehidupan sesungguhnya. Awal 2016, Teater Sado mementaskan lakon berjudul Lelaki Tua dan Ibu Sepuh Ratu Rita—yang dipersembahkan secara khusus untuk almarhum penyair Ahmad Syubbanuddin Alwy—yang dipentaskan secara marathon 21 kali, dengan jumlah penonton sembilan ribu orang. Sementara, lakon Barok sampai akhir jadwal pertunjukan mencatat kehadiran 14 ribu penonton.

Fakta ini, bagaimana pun, tercatat sebagai capaian spektakuler yang sulit ditandingi oleh kelompok-kelompok teater lain di Wilayah III Cirebon bahkan mungkin di Jawa Barat, yang mengisyaratkan rapinya manajemen pengelolaan penonton. Sebentuk ikhtiar yang sabar dan telaten sebagai manifestasi penegakkan konsep bahwa penonton adalah manusia. Tangan dingin Aan Sugianto Mas-lah penyebabnya. Sampai-sampai, dalam kondisi kesehatan yang memburuk yang mengharuskannya istirahat total di pembaringan, Aan masih sanggup menulis dan menggarap naskah Barok dengan kalimat persembahan di akhir naskahnya: Buat tubuhku yang tak sepaham dengan inginku..!

Teater Sado dan manusianya adalah fenomena. Magma yang bergolak dan menderas dari kota kecil di kaki Gunung Ciremai yang tetap bersikap rendah hati dan tak pernah melupakan muasalnya, tanah Sunda sebagai tempat diam dan berpijak. Karena itu, dalam setiap naskah dan pementasannya, Aan selalu menyertakan idiom-idiom dan kosakata lokal sebagai bagian penting dalam dialog tokoh-tokohnya. Dialog khas manusia Sunda yang lugas, ekspresif, meski kadang banal dan nakal.

*) Penulis adalah aktor, pegiat sastra di Lingkar Jenar
http://www.radarcirebon.com/tragedi-barok-dan-pergulatan-manusia-sado.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Mustofa Bisri A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Jabbar Hubbi A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Syauqi Sumbawi A. Zakky Zulhazmi A.C. Andre Tanama A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S Laksana A.S. Laksana Abdul Hadi WM Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acrylic on Canvas Addi Mawahibun Idhom Ade P. Marboen Adib Baroya Adib Muttaqin Asfar Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agunghima Agus Aris Munandar Agus Buchori Agus Prasmono Agus Priyatno Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton AH J Khuzaini Ahmad Damanik Ahmad Farid Yahya Ahmad Wiyono Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fitriyah Ajip Rosidi Akhmad Marsudin Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al Mahfud Alex R Nainggolan Ali Nasir Ali Soekardi Alunk Estohank Amanche Franck Oe Ninu Aming Aminoedhin Anakku Inspirasiku Anang Zakaria Andhi Setyo Wibowo AndongBuku #3 Andri Awan Andry Deblenk Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Puisi Kalijaring Antologi Sastra Lamongan Anton Kurnia Anugerah Ronggowarsito Anwar Syueb Tandjung Aprillia Ika Aprillia Ramadhina APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif 'Minke' Setiawan Arim Kamandaka Aris Setiawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Aryo Wisanggeni G Asap Studio Asarpin Asrizal Nur Awalludin GD Mualif Ayu Sulistyowati Aziz Abdul Gofar Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Banyuwangi Bara Pattyradja Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Indo Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Lukisan Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Bidan Romana Tari Binhad Nurrohmat Biografi Bisnis Bondowoso Bre Redana Brunel University London Budi P. Hatees Budi Palopo Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerpen Chicilia Risca Coronavirus Cover Buku COVID-19 Cucuk Espe D. Kemalawati Dadang Ari Murtono Dadang Sunendar Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Dedi Gunawan Hutajulu Den Rasyidi Deni Jazuli Denny Mizhar Depan Mts Putra-Putri Simo Sungelebak Desa Glogok Karanggeneng Dessy Wahyuni Dewi Yuliati Dhanu Priyo Prabowo Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Dien Makmur Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Doddy Hidayatullah Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwijo Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Efendi Ari Wibowo Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hendri Saiful Eko Israhayu Emha Ainun Nadjib Endang Kusumastuti Eni S Eppril Wulaningtyas R Erdogan Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faiz Manshur Faizal Af Fajar Setiawan Roekminto Farah Noersativa Fathoni Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Fikram Farazdaq Forum Santri Nasional (FSN) FPM (Forum Penulis Muda) Ponorogo Galeri Lukisan Z Musthofa Galuh Tulus Utama Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Golan-Mirah Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Bahaudin H.B. Jassin Halim HD Hamzah Sahal Handoyo El Jeffry Happy Susanto Hardi Hamzah Haris Firdaus Haris Saputra Harun Syafii bin Syam Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Hendra Sugiantoro Hengky Ola Sura Heri Kris Heri Ruslan Herry Mardianto Heru Maryono Hilmi Abedillah Himpunan Mahasiswa Penulis (STKIP PGRI Ponorogo) Holy Adib htanzil Hudan Nur Husin I Nyoman Suaka IAIN Ponorogo Ibnu Wahyudi Idayati Idi Subandy Ibrahim Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Yusardi Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Indigo Art Space Indra Intisa Indra Tjahyadi Indri Widiyanti Inti Rohmatun Ni'mah Inung Setyami Irfan El Mardanuzie Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Isnatin Ulfah Isti Rohayanti Istiqomatul Hayati Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Jakob Sumardjo Janual Aidi Jawapos Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jember Jember Gemar Membaca JIERO CAFE Jihan Fauziah Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Syahputra Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin K.H. Ma’ruf Amin Kabar Pelukis Kalimat Tubuh Kang Daniel Kartika Foundation Karya Lukisan: Z Musthofa Kasnadi Kedai Kopi Sastra Kemah Budaya Panturan (KBP) KH. M. Najib Muhammad KH. Marzuki Mustamar Khadijah Khaerul Anwar Khairul Mufid Jr Khansa Arifah Adila Khawas Auskarni Khudori Husnan Khulda Rahmatia Ki Ompong Sudarsono Kim Ngan Kitab Arbain Nawawi Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sablon Ponorogo Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Korban Gempa Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kue Kacang Kue Kelapa Pandan Kue Lebaran Edisi 2013 Kue Nastar Keju Kue Nastar Keranjang Kue Pastel Kue Putri Salju Kue Semprit Kurnia Sari Aziza Kuswaidi Syafi'ie L Ridwan Muljosudarmo Lagu Laksmi Shitaresmi Lamongan Jawa Timur Landscape Hutan Bojonegoro Landscape Rumah Blora Lathifa Akmaliyah Legenda lensasastra.id Lie Charlie Linda Christanty Linus Suryadi AG Literasi Lombok Utara Lucia Idayani Ludruk Karya Budaya Lukas Adi Prasetyo Lukisan Andry Deblenk Lukisan Karya: Rengga AP Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari Lukisan Sugeng Ariyadi Lukman Santoso Az Lumajang Lusiana Indriasari Lutfi Rakhmawati M Khoirul Anwar KH M Nafiul Haris M. Afif Hasbullah M. Afifuddin M. Fauzi Sukri M. Harir Muzakki M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lutfi M. Mustafied M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Mahamuda Mahendra Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Maimun Zubair Makalah Tinjauan Ilmiah Makyun Subuki Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Mario F. Lawi Martin Aleida Mashdar Zainal Mashuri Masuki M. Astro Masyhudi Mathori A Elwa Matroni El-Moezany Maulana Syamsuri Media Ponorogo Media: Crayon on Paper Media: Pastel on Paper Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Miftakhul F.S Mihar Harahap Mila Setyani Misbahus Surur Mix Media on Canvas Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Ali Athwa Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Antakusuma Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Subarkah Muhammad Wahidul Mashuri Muhammad Yasir MUI Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukani Mukhsin Amar Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Muslim Abdurrahman Naskah Teater Neva Tuhella Nezar Patria Nidhom Fauzi Niduparas Erlang Ninuk Mardiana Pambudy Nirwan Ahmad Arsuka Noor H. Dee Novel Pekik Novel-novel bahasa Jawa Nur Ahmad Salman H Nur Hidayati Nur Wachid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyiayu Hesty Susanti Obrolan Oil on Canvas Olimpiade Sastra Indonesia 2013 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Paguyuban Seni Teater Ponorogo Pameran Lukisan MADIUN OBAH Pameran Seni Lukis Pameran Seni Rupa Parimono V / 40 Plandi Jombang Paring Waluyo Utomo Pasuruan PDS H.B. Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Ponorogo Z Musthofa Pelukis Rengga AP Pelukis Senior Tarmuzie Pelukis Unik di Ponorogo Pemancingan Betri Pendhapa Art Space Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pito Agustin Rudiana Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Gus Dur Probolinggo Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prof Dr Soediro Satoto Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pusat Grosir Kaos Polos Ponorogo Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putri Asyuro' Rizqiyyah Putu Fajar Arcana R.Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Rasanrasan Boengaketji Ratna Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak angkatan 1991-1992 Reyog dalam Lukisan Kaca Ribut Wijoto Ridha Arham Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Ris Pasha Rizka Halida Robin Al Kautsar Rodli TL Romi Zarman Rosi Rosidi Tanabata Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Prasetyo Utomo S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahlan Bahuy Sajak Sakinah Annisa Mariz Samsudin Adlawi Samsul Bahri Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Shor Zhambou Santi Maulidah Sapardi Djoko Damono Sapto HP Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastri Bakry Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Self Portrait Senarai Pemikiran Sutejo Seni Ambeng Ponorogo Seniman Tanah Merah Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Budhi Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindhunata Situbondo Siwi Dwi Saputro SMP Negeri 1 Madiun Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Fitri Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Spirit of body 1 Spirit of body 2 Spirit of body 3 Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Stefanus P. Elu STKIP PGRI Ponorogo Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugeng Ariyadi Suharwedy Sujarwoko Sujiwo Tedjo Sukitman Sumani Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Switzy Sabandar Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tangguh Pitoyo Taufik Ikram Jamil Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater nDrinDinG Teaterikal Teguh Winarsho AS Telaga Ngebel di Kabupaten Ponorogo 1910 Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tiyasa Jati Pramono Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari To Take Delight Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Andhi Suprihartono Tri Harun Syafii Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S UKM Teater Yakuza '54 Universitas Indonesia Universitas Jember Untung Wahyudi Usman Arrumy Usman Awang Ustadz Chris Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Warih Wisatsana Warung Boengaketjil Wawan Pinhole Wawancara Widhyanto Muttaqien Widya Oktaviani Wisnu Hp Wita Lestari Wuri Kartiasih Yeni Pitasari Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosep Arizal L Yoseph Yoneta Motong Wuwur YS Rat Yuditeha Yuli Yulia Sapthiani Yusri Fajar Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Z. Afif Z. Mustopa Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zaki Zubaidi Zehan Zareez Zulfian Ebnu Groho Zulfikar Fu’ad Zulkarnain Siregar