Goenawan Mohamad
http://majalah.tempointeraktif.com/
ON THE SOCIOLOGY OF ISLAM ceramah-ceramah Ali Shari’ati, diterjemahkan ke bahasa Inggris dengan pengantar Hamid Algar, Mizan Press, Berkeley, 1979, 125 halaman.
TIAP revolusi di abad ini nampaknya dituntut untuk punya pemikir. Pada revolusi Oktober di Rusia 1917, kita melihat Marx serta Lenin. Kemudian, di Cina, Mao. Maka bila di Iran terjadi revolusi, siapa gerangan yang jadi sang filosof dan ideolog?
Dengan niat membantah, atau tak hendak percaya, bahwa revolusi Iran hanya letupan kekolotan kaum mullah yang menentang “modernisasi” Syah Iran, seorang cendekiawan Iran pun disebut-sebut. Dia adalah Ali Shari’ati.
Di hari-hari permulaan revolusi Iran menggemuruh, seolah sudah jadi keharusan para wartawan asing dan pengamat luar (yang bersimpati kepada revolusi) untuk menyebut-nyebut nama itu. Ali Shari’ati sendiri telah meninggal di tahun 1977.
Ada anggapan kuat di antara para pengagumnya bahwa ia mati, dalam umur 44 tahun, karena dibunuh agen Savak, organisasi mata-mata Syah Iran yang ditakuti itu. Ada juga dugaan bahwa sebenarnya ia kena serangan jantung, di Inggris.
Apa pun sebabnya, tokoh yang dikubur di Damaskus, Suriah, ini–di dekat sebuah makam tokoh sejarah Syi’ah -adalah anak dunia Islam sekarang: ketika kaum intelektual berhadapan dengan ketidakbebasan, bahkan penindasan, dan ketika pemikiran Islam berhadapan dengan hegemoni Barat.
Kepicikan
Shari’ati lahir di desa di dekat Sabzavar (600 km di agak timur laut Teheran), di tahun 1933. Dia dididik ayahnya sendiri, seorang guru dan mujahid penting di Mashhad. “Ayahku membentuk dimensi-dimensi pertama rohaniku. Dialah yang mengajariku pertama kali seni berpikir dan seni menjadi manusia,” tulisnya kemudian.
Kedua “seni” itu ternyata kemudian penting baginya. Dia masuk Fakukas Sastra Mashhad di tahun 1956, lalu belajar ke Paris. Ketika kembali dari Paris di tahun 1964, dia ditangkap pemerintah. Beberapa waktu kemudian dia bebas, dan diangkat jadi pengajar di Universitas Mashhad, almamaternya, di kota yang terletak 800 km di timur Teheran itu. Tapi tak lama.
Hamid Algar, yang memberi pengantar untuk buku itu, menyebut bahwa universitas itu menolak Shari’ati, ketika kuliah-kuliahnya memikat banyak mahasiswa. “Pendek-pandangan, kepicikan, rasa iri dan dengki bergabung menghalangi jalannya,” tulis Algar.
Mungkin Algar berlebihan: biografi Shari’ati yang diikhtisarkannya di bagian awal buku ini terlalu bersantan kental dengan pujian. Betapa pun, kepicikan dan rasa iri, juga permainan kekuasaan, bukan hal asing di dunia akademi, dan Shari’ati sendiri nampaknya memang tokoh yang menantang.
Bagaimana sebenarnya pemikiran Shari’ati? Islam sudah tentu jadi dasar pertama–meskipun harus dicatat, bahwa dia tak selalu satu pojok dengan kaum ayatullah. Dia misalnya menyebut para ulama yang tak mengenal- zaman kini sebagai bi zaman, ali. orang-orang yang tak berwaktu.
Dia, menurut Shah rough Akhavi dalam buku Religionan Politics in Contemporary Iran (Stat University of New York Press, 1980), punya jago dalam diri tokoh seperti Muhammad Abduh, pembaharu Islam dari Mesir itu, dan Muhammad Iqbal, sang penyair dan pemikir dari Punjab.
Tak heran bila banyak ulama tak menyukainya. Terutama ketika Shari’ati memberi kesan bahwa ia menuduh kekolotan dan kepasrahan ulama itulah yang menyebabkan imperialisme Barat menang. Satu tuduhan yang tidak baru dan tidak orisinal. Namun dari sini nampak, betapa Shari’ati–dalam konteks keyakinan Syi’ah — menjangkau jauh ke luar.
Ia misalnya menyebut, sebagai contoh semangat demokrasi dalam Islam, cara pemilihan khalifah stelah Nabi wafat. Sudah tentu bagi kaum ulama Syi’ah ini tak benar: bagi mereka khalifah yang sah adalah Ali, berdasarkan keturunan.
Michael M.J. Fischer, dalam Iran, From Religious Dispute to Revolution bahkan membuat satu tabel khusus tentang “kesalahan” Shari’ati menurut sebagian mullah. Di antaranya ketika ia menganggap Sultan Saladin sebagai pahlawan. Bagi sebagian mullah, Saladin justru musuh yang membakari buku dan membunuhi orang Syi’ah.
Ayatullah Khomeini
Shari’ati, kemudian, disebut-sebut telah mengoreksi kembali pandangannya yang tak cocok dengan para ulama. Tapi jika kita baca On the Sociology of Islam, yang terdiri dari delapan ceramahnya dan mencerminkan pikiran pokok Shari’ati, nampak masih jauh agaknya jarak antara dia dan kaum ulama yang pegang peranan di Iran.
Hamid Algar sama sekali tak menyebut kaitan ide Shari’ati dengan Ayatullah Khomeini, tapi dari Akhavi kita tahu bahwa kontak antara mereka praktis nol. Persamaan mereka terutama ialah nasib dalam menghadapi’tekanan despotisme Syah, dan dalam seruan perlunya keterlibatan politik orang yang beriman. Tapi sementara itu, perbedaan mereka bisa besar skali.
Dalam “Manusia dan Islam” (Insan va Islam) Shari’ati mengatakan, agama perlu bicara dalam lambang dan imaji-imaji, agar “dapat dimengerti dengan berkembangnya pikiran manusia dan ilmunya” Dengan kata lain, agar ia bisa selalu ditafsirkan kembali sesuai dengan generasi yang ada.
Khomeini, sebaliknya, cenderung menghindari hal itu dalam konsep pemerintahan Islamnya, parlemen tak punya fungsi legislatif. Alasan: semua hukum yang perlu sudah diletakkan oleh Nabi dan para imam. Shari’ati tak ayal lagi seorang humanis: seperti Iqbal, ia menganggap Islam sebagai agama yang memberi manusia kemerdekaan. Manusia wakil Allah di bumi. Ia bertanggungjawab atas nasibnya-sendiri, “karena ia punya kemauan bebas”.
Demikianlah dalam Islam, kata Shari’ati, “manusia tak merendah di depan Tuhan, sebab ia adalah partner-Nya.” Yang agak kurang jelas bagi saya ialah, di manakah Shari’ati meletakkan tekanannya ketika ia berbicara tentang “manusia” itu: kepada individu, atau kelas sosial, atau kesatuan yang lain.
Dalam Ravish-i Shinakht-i Islam, yang diceramahkannya di tahun 1968, ia menyebut kata al-nas dalam Qur’an. Menurut dia, makna kata ini ialah “massa”. Baginya Islam adalah “mazhab pemikiran sosial pertama yang menganggap massa sebagai basis, faktor yang asasi dan yang sadar dalam menentukan sejarah dan masyarakat.” Bukan aristokrasi, bukan tokoh-tokoh besar, bukan kaum rahib ataupun intelektual, melainkan massa.
Mencari Harmoni
Tapi sementara itu toh Shari’ati menyebut–dalam ceramah yang sama-bahwa Islam menghendaki baik tanggungjawab masyarakat manusia maupun tanggungjawab individu-individu yang membentuk masyarakat itu. Untuk yang terakhir ini ia bahkan mengutip Qur’an surat 74 ayat 38. Agaknya ia, seperti banyak pemikir lain di abad ini, mencoba mencari harmoni antara tekanan pada individu dan pada kolektivitas. Tapi kenapa ia bicara dengan begitu tegas tentang “massa”?
Kesan saya ialah, seperti banyak cendekiawan Dunia Ketiga di zamannya, bahasa Shari’ati adalah bahasa kaum revolusioner Marxis, meskipun isi pikirannya baru satu ekspresi pencarian identitas. Dia mengagumi Franz Fanon, orang Martinique yang jadi warga Aljazair, menulis Les Damnees de la Terre dan jadi buah bibir para intelektual kiri di Paris.
Dan agaknya dalam cuaca revolusioner itu pula, apalagi dengan keadaan Iran yang gemerlapan palsu di bawah Syah, Shari’ati mengambil Abu Dharr Ghiffari sebagai tokoh idealnya dari sejarah Islam. Abu Dharr Ghiffari, salah satu sahabat Nabi, memang lambang kaum komunis dan sosialis di negeri-negeri Islam di Timur Tengah.
Dikatakan bahwa dialah yang menganjurkan orang mukmin membelanjakan hampir seluruh hartanya, untuk ibadat. Shari’ati memilih tokoh ini sebagaimana ia memilih tokoh Abil dalam riwayat Adam: baginya Abil adalah lambang manusia sebelum ada sistem milik pribadi.
Benarkah itu suatu jalan pikiran Islam, seperti dibayangkan kaum bazaari dan kaum mullah, entahlah. Dan adakah dengan itu Shari’ati bisa menawaran Islam bukan sebagai ideologi totalit, juga belum bisa dijawab. Dia mati muda. Dia tak sempat melihat revolusi terjadi dan menyaksikan banyak kata-kata revolusioner kian jadi kabur, berlumur darah.
___________10 Oktober 1981
Dijumput dari: http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1981/10/10/BK/mbm.19811010.BK51374.id.html
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan
A Mustofa Bisri
A. Anzieb
A. Aziz Masyhuri
A. Jabbar Hubbi
A. Khoirul Anam
A. Kurnia
A. Syauqi Sumbawi
A. Zakky Zulhazmi
A.C. Andre Tanama
A.H. J Khuzaini
A.H.J Khuzaini
A.S Laksana
A.S. Laksana
Abdul Hadi WM
Abdul Kirno Tanda
Abdurrahman Wahid
Abid Rohmanu
Acep Iwan Saidi
Acrylic on Canvas
Addi Mawahibun Idhom
Ade P. Marboen
Adib Baroya
Adib Muttaqin Asfar
Aditya Ardi N
Adreas Anggit W.
Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI
Afrizal Malna
AG. Alif
Agama
Agama Para Bajingan
Agnes Rita Sulistyawaty
Aguk Irawan M.N.
Agunghima
Agus Aris Munandar
Agus Buchori
Agus Prasmono
Agus Priyatno
Agus R. Subagyo
Agus Setiawan
Agus Sulton
AH J Khuzaini
Ahmad Damanik
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Wiyono
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ainul Fitriyah
Ajip Rosidi
Akhmad Marsudin
Akhmad Sahal
Akhmad Sekhu
Akhmad Taufiq
Akmal Nasery Basral
Aksin Wijaya
Al Mahfud
Alex R Nainggolan
Ali Nasir
Ali Soekardi
Alunk Estohank
Amanche Franck Oe Ninu
Aming Aminoedhin
Anakku Inspirasiku
Anang Zakaria
Andhi Setyo Wibowo
AndongBuku #3
Andri Awan
Andry Deblenk
Anindita S. Thayf
Anjrah Lelono Broto
Antologi Puisi Kalijaring
Antologi Sastra Lamongan
Anton Kurnia
Anugerah Ronggowarsito
Anwar Syueb Tandjung
Aprillia Ika
Aprillia Ramadhina
APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia
Arafat Nur
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arief Junianto
Arif 'Minke' Setiawan
Arim Kamandaka
Aris Setiawan
Armawati
Arswendo Atmowiloto
Art Sabukjanur
Arti Bumi Intaran
Aryo Wisanggeni G
Asap Studio
Asarpin
Asrizal Nur
Awalludin GD Mualif
Ayu Sulistyowati
Aziz Abdul Gofar
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Banyuwangi
Bara Pattyradja
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benni Indo
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Lukisan
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Bidan Romana Tari
Binhad Nurrohmat
Biografi
Bisnis
Bondowoso
Bre Redana
Brunel University London
Budi P. Hatees
Budi Palopo
Buku Kritik Sastra
Buldanul Khuri
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chicilia Risca
Coronavirus
Cover Buku
COVID-19
Cucuk Espe
D. Kemalawati
Dadang Ari Murtono
Dadang Sunendar
Damar Juniarto
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Dantje S Moeis
Darju Prasetya
Dedi Gunawan Hutajulu
Den Rasyidi
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Depan Mts Putra-Putri Simo Sungelebak
Desa Glogok Karanggeneng
Dessy Wahyuni
Dewi Yuliati
Dhanu Priyo Prabowo
Dhoni Zustiyantoro
Dian Sukarno
Dien Makmur
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Diskusi buku
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djuli Djatiprambudi
Doddy Hidayatullah
Dody Yan Masfa
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dr. Hilma Rosyida Ahmad
Drs H Choirul Anam
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Pranoto
Dwijo Maksum
Edeng Syamsul Ma’arif
Efendi Ari Wibowo
Eidi Krina Jason Sembiring
Eka Budianta
Eko Hendri Saiful
Eko Israhayu
Emha Ainun Nadjib
Endang Kusumastuti
Eni S
Eppril Wulaningtyas R
Erdogan
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
F Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Faiz Manshur
Faizal Af
Fajar Setiawan Roekminto
Farah Noersativa
Fathoni
Fedli Azis
Felix K. Nesi
Festival Gugur Gunung
Festival Literasi Nusantara
Festival Sastra Gresik
Fikram Farazdaq
Forum Santri Nasional (FSN)
FPM (Forum Penulis Muda) Ponorogo
Galeri Lukisan Z Musthofa
Galuh Tulus Utama
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gesit Ariyanto
Gita Ananda
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Golan-Mirah
Grathia Pitaloka
Gufran A. Ibrahim
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Bahaudin
H.B. Jassin
Halim HD
Hamzah Sahal
Handoyo El Jeffry
Happy Susanto
Hardi Hamzah
Haris Firdaus
Haris Saputra
Harun Syafii bin Syam
Hasnan Bachtiar
Hawe Setiawan
Hendra Sugiantoro
Hengky Ola Sura
Heri Kris
Heri Ruslan
Herry Mardianto
Heru Maryono
Hilmi Abedillah
Himpunan Mahasiswa Penulis (STKIP PGRI Ponorogo)
Holy Adib
htanzil
Hudan Nur
Husin
I Nyoman Suaka
IAIN Ponorogo
Ibnu Wahyudi
Idayati
Idi Subandy Ibrahim
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ilham Yusardi
Imam Nawawi
Imam Nur Suharno
Imam Zanatul Huaeri
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Indigo Art Space
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indri Widiyanti
Inti Rohmatun Ni'mah
Inung Setyami
Irfan El Mardanuzie
Isbedy Stiawan ZS
Iskandar Noe
Isnatin Ulfah
Isti Rohayanti
Istiqomatul Hayati
Jadid Al Farisy
Jafar M Sidik
Jakob Sumardjo
Janual Aidi
Jawapos
Jejak Laskar Hisbullah Jombang
Jember
Jember Gemar Membaca
JIERO CAFE
Jihan Fauziah
Jo Batara Surya
Jodhi Yudono
Johan Edy Raharjo
John Halmahera
Joko Pinurbo
Joko Widodo
Joni Syahputra
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Jurnalisme Sastrawi
K.H. M. Najib Muhammad
K.H. Ma'ruf Amin
K.H. Ma’ruf Amin
Kabar Pelukis
Kalimat Tubuh
Kang Daniel
Kartika Foundation
Karya Lukisan: Z Musthofa
Kasnadi
Kedai Kopi Sastra
Kemah Budaya Panturan (KBP)
KH. M. Najib Muhammad
KH. Marzuki Mustamar
Khadijah
Khaerul Anwar
Khairul Mufid Jr
Khansa Arifah Adila
Khawas Auskarni
Khudori Husnan
Khulda Rahmatia
Ki Ompong Sudarsono
Kim Ngan
Kitab Arbain Nawawi
Kompas TV
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA)
Komunitas Sablon Ponorogo
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)
Korban Gempa
Koskow
Kostela
KPRI IKMAL Lamongan
Kritik Sastra
Kue Kacang
Kue Kelapa Pandan
Kue Lebaran Edisi 2013
Kue Nastar Keju
Kue Nastar Keranjang
Kue Pastel
Kue Putri Salju
Kue Semprit
Kurnia Sari Aziza
Kuswaidi Syafi'ie
L Ridwan Muljosudarmo
Lagu
Laksmi Shitaresmi
Lamongan Jawa Timur
Landscape Hutan Bojonegoro
Landscape Rumah Blora
Lathifa Akmaliyah
Legenda
lensasastra.id
Lie Charlie
Linda Christanty
Linus Suryadi AG
Literasi
Lombok Utara
Lucia Idayani
Ludruk Karya Budaya
Lukas Adi Prasetyo
Lukisan Andry Deblenk
Lukisan Karya: Rengga AP
Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari
Lukisan Sugeng Ariyadi
Lukman Santoso Az
Lumajang
Lusiana Indriasari
Lutfi Rakhmawati
M Khoirul Anwar KH
M Nafiul Haris
M. Afif Hasbullah
M. Afifuddin
M. Fauzi Sukri
M. Harir Muzakki
M. Harya Ramdhoni Julizarsyah
M. Lutfi
M. Mustafied
M. Riyadhus Solihin
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M’Shoe
Mahamuda
Mahendra
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Maimun Zubair
Makalah Tinjauan Ilmiah
Makyun Subuki
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Margita Widiyatmaka
Mario F. Lawi
Martin Aleida
Mashdar Zainal
Mashuri
Masuki M. Astro
Masyhudi
Mathori A Elwa
Matroni El-Moezany
Maulana Syamsuri
Media Ponorogo
Media: Crayon on Paper
Media: Pastel on Paper
Mei Anjar Wintolo
Melukis
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Memoar Purnama di Kampung Halaman
Menggalang Dana Amal
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mien Uno
Miftakhul F.S
Mihar Harahap
Mila Setyani
Misbahus Surur
Mix Media on Canvas
Moch. Faisol
Mochammad A. Tomtom
Moh. Jauhar al-Hakimi
Mohammad Ali Athwa
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Alimudin
Muhammad Antakusuma
Muhammad Itsbatun Najih
Muhammad Marzuki
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Nanda Fauzan
Muhammad Subarkah
Muhammad Wahidul Mashuri
Muhammad Yasir
MUI
Mujtahidin Billah
Mukafi Niam
Mukani
Mukhsin Amar
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur
Musa Ismail
Muslim Abdurrahman
Naskah Teater
Neva Tuhella
Nezar Patria
Nidhom Fauzi
Niduparas Erlang
Ninuk Mardiana Pambudy
Nirwan Ahmad Arsuka
Noor H. Dee
Novel Pekik
Novel-novel bahasa Jawa
Nur Ahmad Salman H
Nur Hidayati
Nur Wachid
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyiayu Hesty Susanti
Obrolan
Oil on Canvas
Olimpiade Sastra Indonesia 2013
Oyos Saroso H.N.
Padepokan Lemah Putih Surakarta
Pagelaran Musim Tandur
Paguyuban Seni Teater Ponorogo
Pameran Lukisan MADIUN OBAH
Pameran Seni Lukis
Pameran Seni Rupa
Parimono V / 40 Plandi Jombang
Paring Waluyo Utomo
Pasuruan
PDS H.B. Jassin
Pelukis Dahlan Kong
Pelukis Jumartono
Pelukis Ponorogo Z Musthofa
Pelukis Rengga AP
Pelukis Senior Tarmuzie
Pelukis Unik di Ponorogo
Pemancingan Betri
Pendhapa Art Space
Penerbit SastraSewu
Pengajian
Pengetahuan
Pesantren An Nawawi Tanara (Penata)
Pito Agustin Rudiana
Pondok Pesantren Al-Madienah
Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan
Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang
Pramoedya Ananta Toer
Presiden Gus Dur
Probolinggo
Prof Dr Achmad Zahro
Prof Dr Aminuddin Kasdi
Prof Dr Soediro Satoto
Proses Kreatif
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
Purnawan Andra
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pusat Grosir Kaos Polos Ponorogo
Pustaka Bergerak
PUstaka puJAngga
Putri Asyuro' Rizqiyyah
Putu Fajar Arcana
R.Ng. Ronggowarsito
Radhar Panca Dahana
Rahmat Sularso Nh
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ranang Aji SP
Rasanrasan Boengaketji
Ratna
Ratna Sarumpaet
Raudal Tanjung Banua
Raudlotul Immaroh
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Rengga AP
Resensi
Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak angkatan 1991-1992
Reyog dalam Lukisan Kaca
Ribut Wijoto
Ridha Arham
Riki Dhamparan Putra
Rinto Andriono
Ris Pasha
Rizka Halida
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Romi Zarman
Rosi
Rosidi Tanabata
Rukardi
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rx King Motor
S Prasetyo Utomo
S Yoga
S. Jai
Sabrank Suparno
Sahlan Bahuy
Sajak
Sakinah Annisa Mariz
Samsudin Adlawi
Samsul Bahri
Sandiaga Uno
Sanggar Pasir
Sanggar Shor Zhambou
Santi Maulidah
Sapardi Djoko Damono
Sapto HP
Sartika Dian Nuraini
Sasti Gotama
Sastra dan Kuasa Simbolik
Sastri Bakry
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
SelaSastra Boenga Ketjil #33
Self Portrait
Senarai Pemikiran Sutejo
Seni Ambeng Ponorogo
Seniman Tanah Merah Ponorogo
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Setia Budhi
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindhunata
Situbondo
Siwi Dwi Saputro
SMP Negeri 1 Madiun
Soediro Satoto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sonia Fitri
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Spirit of body 1
Spirit of body 2
Spirit of body 3
Sri Mulyani
Sri Wintala Achmad
Stefanus P. Elu
STKIP PGRI Ponorogo
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudirman
Sugeng Ariyadi
Suharwedy
Sujarwoko
Sujiwo Tedjo
Sukitman
Sumani
Sunaryono Basuki Ks
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryanto Sastroatmodjo
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Switzy Sabandar
Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili
Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari
Tamrin Bey
TanahmeraH ArtSpace
Tangguh Pitoyo
Taufik Ikram Jamil
Taufik Rachman
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teater nDrinDinG
Teaterikal
Teguh Winarsho AS
Telaga Ngebel di Kabupaten Ponorogo 1910
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Tiyasa Jati Pramono
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
To Take Delight
Tosa Poetra
Toto Gutomo
Tri Andhi Suprihartono
Tri Harun Syafii
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
UKM Teater Yakuza '54
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Untung Wahyudi
Usman Arrumy
Usman Awang
Ustadz Chris Bangun Samudra
Uwell's King Shop
Uwell's Setiawan
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W.S. Rendra
Wachid Nuraziz Musthafa
Warih Wisatsana
Warung Boengaketjil
Wawan Pinhole
Wawancara
Widhyanto Muttaqien
Widya Oktaviani
Wisnu Hp
Wita Lestari
Wuri Kartiasih
Yeni Pitasari
Yerusalem Ibu Kota Palestina
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yosep Arizal L
Yoseph Yoneta Motong Wuwur
YS Rat
Yuditeha
Yuli
Yulia Sapthiani
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Yusuf Wibisono
Yuval Noah Harari
Z. Afif
Z. Mustopa
Zainal Arifin Thoha
Zainuddin Sugendal
Zaki Zubaidi
Zehan Zareez
Zulfian Ebnu Groho
Zulfikar Fu’ad
Zulkarnain Siregar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar