Sosiawan Leak
Jawa Pos, 20 Jan 2013
Sudah satu jam petang menyergap kota Jombang. Saya dibonceng motor butut oleh seorang panitia yang baru saja saya kenal saat penjemputan. Saya tak paham jalan-jalan yang kami lewati dengan lebih banyak diam. Sejak jumpa di terminal kota, tak banyak pembicaraan saya lakukan dengan sang panitia yang berpenampilan khas seniman (gondrong, awut-awutan, pakaian serampangan, berselempang tas entah apa isinya). Tak lama, kami segera meninggalkan keramaian kota, menyusuri jalanan berkwalitas kampungan; becek dan lebih kerap ditabur gelap, katimbang gemerlap lampu kota.
Usai dipusing route yang penuh pertigaan dan perempatan, serta belokan ke kiri dan kanan, kami segera masuk wilayah pedesaan. Bau tanah basah usai hujan berbaur dengan aroma sawah, kebun dan ladang. Suasana pedesaan dengan nuansa pesantren mengentara. Adzan bergema dari setiap masjid yang kami lalui, juga orang mengaji atau melantunkan pujian dengan pengeras suara.
Mulailah kami masuk ke jalanan dusun dan desa, hingga sampai di keramaian pasar malam (dalam arti yang sebenarnya). Berawal dengan portal seadanya (kursi, bangku dan bambu melintang) dengan dua orang bersarung dan berpeci sebagai penjaga. Beda dengan yang mereka lakukan kepada pengunjung lain, kami dipersilahkan langsung melaju dengan mesin motor tetap menderu. Dari komunikasi selintas yang dilakukan penjemput saya, mengisyaratkan bahwa mereka menaruh hormat dan sangat mengenal penjemput saya.
Selebihnya saya disuguhi keramaian bazar aneka makanan, minuman dan pakaian dari berbagai stand. Berjibun arena bermain anak-anak serta para penjual cd melengkapi keriuhan dengan musik yang mereka putar dengan keras. Semua berbaur dengan aneka penawaran dari mikrophone beraneka kwalitas.
Saya jadi ragu bahwa saya diundang sebagai juri Festival Teater Arena Se-Jawa Timur 2012. Imajinasi saya tentang peristiwa teater yang ekslusif, kaku, dan kontemplatif pecah berkeping-keping. Bayangan saya soal peristiwa teater yang biasanya di gedung, terkucil, hening tanpa keriuhan sosial, goyah!
Sejujurnya, saya termasuk orang yang selalu berharap bahwa peristiwa teater tak semestinya a-sosial. Ia adalah bagian dari kehidupan riil masyarakat, berikut interaksi sosial yang terjadi saban hari. Itulah kenapa saya kerap merindukan pertunjukan teater kita (sebagaimana tradisi seni peran dulu) lazim digelar sebagai bagian dari ritual masyarakat. Sebagaimana pergelaran ludruk di arena hajatan perkawianan, sunatan atau syukuran. Sebagaimana pementasan kethoprak di arena persawahan usai panen raya. Pun seperti tarian dan tetabuhan yang diperontonkan di perempatan jalan sebagai acara utama bersih desa.
Belum habis penasaran saya atas keramaian yang tidak biasanya melengkapi hajatan suatu festival teater, motor yang kami kendarai berhenti di gerbang MTs Al-Ihsan Kalijaring yang bernuansa pesantren. Saya berjalan masuk ke tengah lapangan yang dikelilingi bangunan bertingkat. Di lapangan itulah berdiri tenda besar yang di bawahnya digunakan sebagai stage berkonsep arena, di kelilingi kursi panjang dan bangku yang biasa digunakan para siswa. Semua di tata rapi berorientasi tapal kuda, mirip mirip di gedung teater arena.
Di stage sederhana beralas paving yang baru dibangun sehari sebelumnya itulah, belakangan beraksi 15 kelompok teater dari Madura, Kediri, Tuban. Blitar, Mojoagung, Surabaya dan Jombang dengan berbagai konsep garapan dan naskah lakon beraneka. Sementara jauh di belakang penonton bagian kanan diesel penyedot air berikut selang besar disiagakan untuk mencegah air menggenang jika sewaktu-waktu hujan datang.
Mereka tampil sejak 18 hingga 20 Desember 2012, tanpa mempedulikan ancaman cuaca utamanya hujan. Juga tak peduli soal waktu pentas entah pagi, siang atau malam. Begitu giliran tiba, mereka tampil dengan intensitas permainan berikut unsur-unsur pertunjukan yang mereka kuasai.
Sebagaimana “Sang Ritual” yang dimainkan Teater Kertas Madura. Menggarap pertunjukan beridium gerak dan wujud-wujud artistik perangkai berbagai simbol menyoal proses kehidupan manusia, mereka menyandarkan seluruh narasi cerita via intensitas permainan para aktornya. Berbagai pola gerak dan eksplorasi artistik menjadi pilihan utama kelompok ini untuk berujar. Para pemain berkostum minimalis selalu berlumur cairan sesuai dengan karakter yang mereka mainkan. Ada yang berlulur lem mengkilat, berbalur zat pewarna, bahkan ada yang dibungkus plastik transparan saat menggambarkan proses kelahiran. Kelompok ini menyadari benar bahwa kekuatan mereka ada pada intensitas para pemain dalam mempresentasikan alur teatrik melalui gerak dan efek artistik secara ekspresif. Itulah kenapa mereka nekad menyajikan secara ekstrim namun tetap komunikatif. Sehingga interaksi dengan penonton (sebagai konsekwensi logis sebuah peristiwa teater) tetap terjaga. Di samping kelompok itu, ada pula Teaterku Unitomo yang bermain simbolik, namun mengkomplitinya dengan bahasa verbal.
Teater “S” Jombang menyajikan “Bapakku Koruptor” lewat tradisi ludruk dikawinkan dengan pengadeganan seni peran (teater) modern. Para aktor bermain longgar di tengah tata artistik (utamanya setting) berkonsep modern. Dengan memakai sejumlah gunungan raksasa bolak-balik berbeda gambar, mereka mempresentasikan penanda ruang dan waktu yang berbeda lewat beragam tata letak dan komposisinya. Tragedi yang dirasa oleh anak seorang koruptor lantaran terhina, berpilin berkelindan dengan celetukan komedis baik yang berasal dari penonton maupun improvisasi para aktor yang merespon atau lantaran tuntutan pertunjukan. Hingga imajinasi terbentuk lentur antara realitas teatrik (alur yang dimainkan) dengan realitas sosial (peristiwa pertunjukan) yang seolah tak berjarak. Kekuatan mencampur kedua hal itulah yang berhasil diolah maksimal oleh kelompok yang acap menang lomba ludruk tersebut.
Teater MGMP Bahasa Jawa Jombang, bahkan tampil murni besutan berikut segala unsur dan pakemnya. Sesuai dengan muasalnya, kelompok ini mengangkat tema perkelahian pelajar yang dibingkai dalam kisah klasik asmara antara Besut dan Rusmini yang dihalangi Jamino.
“Padhang Bulan” yang dimainkan Teater Semak-semak Tuban juga mengadopsi konsep seni tradisi (sandur) dalam pertunjukan mereka. Kelompok ini bahkan merasa perlu membuat instalasi berupa sebatang bambu yang berdiri menjulang di tengah arena. Di sanalah semua aktivitas pertunjukan dipusatkan. Mulai dari prolog, ritual doa, tari-tarian, hingga tempat keluar masuk para tokoh saat alur dramatik dicangkokkan. Bedanya, kelompok ini mengupas tema perubahan lingkungan dan transformasi sosial dengan style serius berhias ketegangan pada setiap konflik dan pengadeganannya.
Sangat berbeda dengan “Pak Walikota” dan “Ledek Jimbe” (masing-masing ditampilkan Teater Kawula Alit Blitar dan Teater KSP Blitar) yang memformat pertunjukan dalam ranah komedis dan komunikatif. Kedua kelompok ini juga “memeras” seni tradisi sebatas sebagai spirit yang tak mesti dimunculkan pakemnya secara verbal.
Menarik untuk dicatat adalah publik yang menyaksikan di hampir semua pertunjukan. Secara kwantitas mereka selalu hadir melebihi meja dan kursi yang disediakan. Mereka datang dari kalangan pelajar, guru serta warga setempat (anak-anak, remaja & orang tua) hingga para perangkat desa. Apresiasi mereka baik menyoal permainan, perangkat artistik, unsur-unsur pementasan maupun tema yang disajikan patut diacungi jempol. Semua respon yang mereka lontarkan selalu bersumber dan terkait dengan pementasan. Relevansi antara celetukan, ekspresi wajah dan gerak-gerik penonton dengan alur dramatik dan suasana di pementasan selalu terjalin secara naluriah. Tak ada hal-hal yang bersifat intruksional baik berupa tulisan atau pengumuman lisan dari panitia, sebagaimana lazim kita temua di festival-festival teater semacam itu.
Menyatunya realitas sosial (penonton) dengan realitas teatrikal (pementasan) menjadi indikasi tersendiri bagi keberhasilan peristiwa teater dalam festival tersebut. Event yang menunjukkan bahwa aktivitas kesenian tak tergantung kepada definisi “panggung” yang kerap direduksi oleh keberadaan gedung kesenian berikut standard perangkatnya yang tak membumi. Event yang menunjukkan bahwa masyarakat ternyata mampu berinteraksi dengan berbagai simbol dan ekspresi seni yang dilakukan dengan intens dan berkesungguhan.
Meski begitu sebagaimana event festival, saya selaku juri bersama Zaenuri (teaterawan dari Surabaya) dan Catur (kepala desa dari Jombang), tetap berkewajiban merujuk Teater Kertas Madura, Teater “S” Jombang dan Teater KSP Blitar masing-masing sebagai Penampil Terbaik untuk Tingkat SMP, SMA dan Umum. Di samping penghargaan Ilustrasi Musik Terbaik untuk Teater Purnama Mojoagung, Artistik Terbaik untuk Teater Kertas Madura, Sutradara Terbaik untuk Teater Semak-semak Tuban, M Achis R (Teater “S” SMAN Jombang) sebagai Aktor Terbaik, dan Titis (Teater KSP Blitar) sebagai Aktris Terbaik.
*) Sosiawan Leak, teaterawan & penyair tinggal di Solo
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan
A Mustofa Bisri
A. Anzieb
A. Aziz Masyhuri
A. Jabbar Hubbi
A. Khoirul Anam
A. Kurnia
A. Syauqi Sumbawi
A. Zakky Zulhazmi
A.C. Andre Tanama
A.H. J Khuzaini
A.H.J Khuzaini
A.S Laksana
A.S. Laksana
Abdul Hadi WM
Abdul Kirno Tanda
Abdurrahman Wahid
Abid Rohmanu
Acep Iwan Saidi
Acrylic on Canvas
Addi Mawahibun Idhom
Ade P. Marboen
Adib Baroya
Adib Muttaqin Asfar
Aditya Ardi N
Adreas Anggit W.
Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI
Afrizal Malna
AG. Alif
Agama
Agama Para Bajingan
Agnes Rita Sulistyawaty
Aguk Irawan M.N.
Agunghima
Agus Aris Munandar
Agus Buchori
Agus Prasmono
Agus Priyatno
Agus R. Subagyo
Agus Setiawan
Agus Sulton
AH J Khuzaini
Ahmad Damanik
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Wiyono
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ainul Fitriyah
Ajip Rosidi
Akhmad Marsudin
Akhmad Sahal
Akhmad Sekhu
Akhmad Taufiq
Akmal Nasery Basral
Aksin Wijaya
Al Mahfud
Alex R Nainggolan
Ali Nasir
Ali Soekardi
Alunk Estohank
Amanche Franck Oe Ninu
Aming Aminoedhin
Anakku Inspirasiku
Anang Zakaria
Andhi Setyo Wibowo
AndongBuku #3
Andri Awan
Andry Deblenk
Anindita S. Thayf
Anjrah Lelono Broto
Antologi Puisi Kalijaring
Antologi Sastra Lamongan
Anton Kurnia
Anugerah Ronggowarsito
Anwar Syueb Tandjung
Aprillia Ika
Aprillia Ramadhina
APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia
Arafat Nur
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arief Junianto
Arif 'Minke' Setiawan
Arim Kamandaka
Aris Setiawan
Armawati
Arswendo Atmowiloto
Art Sabukjanur
Arti Bumi Intaran
Aryo Wisanggeni G
Asap Studio
Asarpin
Asrizal Nur
Awalludin GD Mualif
Ayu Sulistyowati
Aziz Abdul Gofar
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Banyuwangi
Bara Pattyradja
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benni Indo
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Lukisan
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Bidan Romana Tari
Binhad Nurrohmat
Biografi
Bisnis
Bondowoso
Bre Redana
Brunel University London
Budi P. Hatees
Budi Palopo
Buku Kritik Sastra
Buldanul Khuri
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chicilia Risca
Coronavirus
Cover Buku
COVID-19
Cucuk Espe
D. Kemalawati
Dadang Ari Murtono
Dadang Sunendar
Damar Juniarto
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Dantje S Moeis
Darju Prasetya
Dedi Gunawan Hutajulu
Den Rasyidi
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Depan Mts Putra-Putri Simo Sungelebak
Desa Glogok Karanggeneng
Dessy Wahyuni
Dewi Yuliati
Dhanu Priyo Prabowo
Dhoni Zustiyantoro
Dian Sukarno
Dien Makmur
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Diskusi buku
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djuli Djatiprambudi
Doddy Hidayatullah
Dody Yan Masfa
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dr. Hilma Rosyida Ahmad
Drs H Choirul Anam
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Pranoto
Dwijo Maksum
Edeng Syamsul Ma’arif
Efendi Ari Wibowo
Eidi Krina Jason Sembiring
Eka Budianta
Eko Hendri Saiful
Eko Israhayu
Emha Ainun Nadjib
Endang Kusumastuti
Eni S
Eppril Wulaningtyas R
Erdogan
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
F Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Faiz Manshur
Faizal Af
Fajar Setiawan Roekminto
Farah Noersativa
Fathoni
Fedli Azis
Felix K. Nesi
Festival Gugur Gunung
Festival Literasi Nusantara
Festival Sastra Gresik
Fikram Farazdaq
Forum Santri Nasional (FSN)
FPM (Forum Penulis Muda) Ponorogo
Galeri Lukisan Z Musthofa
Galuh Tulus Utama
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gesit Ariyanto
Gita Ananda
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Golan-Mirah
Grathia Pitaloka
Gufran A. Ibrahim
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Bahaudin
H.B. Jassin
Halim HD
Hamzah Sahal
Handoyo El Jeffry
Happy Susanto
Hardi Hamzah
Haris Firdaus
Haris Saputra
Harun Syafii bin Syam
Hasnan Bachtiar
Hawe Setiawan
Hendra Sugiantoro
Hengky Ola Sura
Heri Kris
Heri Ruslan
Herry Mardianto
Heru Maryono
Hilmi Abedillah
Himpunan Mahasiswa Penulis (STKIP PGRI Ponorogo)
Holy Adib
htanzil
Hudan Nur
Husin
I Nyoman Suaka
IAIN Ponorogo
Ibnu Wahyudi
Idayati
Idi Subandy Ibrahim
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ilham Yusardi
Imam Nawawi
Imam Nur Suharno
Imam Zanatul Huaeri
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Indigo Art Space
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indri Widiyanti
Inti Rohmatun Ni'mah
Inung Setyami
Irfan El Mardanuzie
Isbedy Stiawan ZS
Iskandar Noe
Isnatin Ulfah
Isti Rohayanti
Istiqomatul Hayati
Jadid Al Farisy
Jafar M Sidik
Jakob Sumardjo
Janual Aidi
Jawapos
Jejak Laskar Hisbullah Jombang
Jember
Jember Gemar Membaca
JIERO CAFE
Jihan Fauziah
Jo Batara Surya
Jodhi Yudono
Johan Edy Raharjo
John Halmahera
Joko Pinurbo
Joko Widodo
Joni Syahputra
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Jurnalisme Sastrawi
K.H. M. Najib Muhammad
K.H. Ma'ruf Amin
K.H. Ma’ruf Amin
Kabar Pelukis
Kalimat Tubuh
Kang Daniel
Kartika Foundation
Karya Lukisan: Z Musthofa
Kasnadi
Kedai Kopi Sastra
Kemah Budaya Panturan (KBP)
KH. M. Najib Muhammad
KH. Marzuki Mustamar
Khadijah
Khaerul Anwar
Khairul Mufid Jr
Khansa Arifah Adila
Khawas Auskarni
Khudori Husnan
Khulda Rahmatia
Ki Ompong Sudarsono
Kim Ngan
Kitab Arbain Nawawi
Kompas TV
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA)
Komunitas Sablon Ponorogo
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)
Korban Gempa
Koskow
Kostela
KPRI IKMAL Lamongan
Kritik Sastra
Kue Kacang
Kue Kelapa Pandan
Kue Lebaran Edisi 2013
Kue Nastar Keju
Kue Nastar Keranjang
Kue Pastel
Kue Putri Salju
Kue Semprit
Kurnia Sari Aziza
Kuswaidi Syafi'ie
L Ridwan Muljosudarmo
Lagu
Laksmi Shitaresmi
Lamongan Jawa Timur
Landscape Hutan Bojonegoro
Landscape Rumah Blora
Lathifa Akmaliyah
Legenda
lensasastra.id
Lie Charlie
Linda Christanty
Linus Suryadi AG
Literasi
Lombok Utara
Lucia Idayani
Ludruk Karya Budaya
Lukas Adi Prasetyo
Lukisan Andry Deblenk
Lukisan Karya: Rengga AP
Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari
Lukisan Sugeng Ariyadi
Lukman Santoso Az
Lumajang
Lusiana Indriasari
Lutfi Rakhmawati
M Khoirul Anwar KH
M Nafiul Haris
M. Afif Hasbullah
M. Afifuddin
M. Fauzi Sukri
M. Harir Muzakki
M. Harya Ramdhoni Julizarsyah
M. Lutfi
M. Mustafied
M. Riyadhus Solihin
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M’Shoe
Mahamuda
Mahendra
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Maimun Zubair
Makalah Tinjauan Ilmiah
Makyun Subuki
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Margita Widiyatmaka
Mario F. Lawi
Martin Aleida
Mashdar Zainal
Mashuri
Masuki M. Astro
Masyhudi
Mathori A Elwa
Matroni El-Moezany
Maulana Syamsuri
Media Ponorogo
Media: Crayon on Paper
Media: Pastel on Paper
Mei Anjar Wintolo
Melukis
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Memoar Purnama di Kampung Halaman
Menggalang Dana Amal
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mien Uno
Miftakhul F.S
Mihar Harahap
Mila Setyani
Misbahus Surur
Mix Media on Canvas
Moch. Faisol
Mochammad A. Tomtom
Moh. Jauhar al-Hakimi
Mohammad Ali Athwa
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Alimudin
Muhammad Antakusuma
Muhammad Itsbatun Najih
Muhammad Marzuki
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Nanda Fauzan
Muhammad Subarkah
Muhammad Wahidul Mashuri
Muhammad Yasir
MUI
Mujtahidin Billah
Mukafi Niam
Mukani
Mukhsin Amar
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur
Musa Ismail
Muslim Abdurrahman
Naskah Teater
Neva Tuhella
Nezar Patria
Nidhom Fauzi
Niduparas Erlang
Ninuk Mardiana Pambudy
Nirwan Ahmad Arsuka
Noor H. Dee
Novel Pekik
Novel-novel bahasa Jawa
Nur Ahmad Salman H
Nur Hidayati
Nur Wachid
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyiayu Hesty Susanti
Obrolan
Oil on Canvas
Olimpiade Sastra Indonesia 2013
Oyos Saroso H.N.
Padepokan Lemah Putih Surakarta
Pagelaran Musim Tandur
Paguyuban Seni Teater Ponorogo
Pameran Lukisan MADIUN OBAH
Pameran Seni Lukis
Pameran Seni Rupa
Parimono V / 40 Plandi Jombang
Paring Waluyo Utomo
Pasuruan
PDS H.B. Jassin
Pelukis Dahlan Kong
Pelukis Jumartono
Pelukis Ponorogo Z Musthofa
Pelukis Rengga AP
Pelukis Senior Tarmuzie
Pelukis Unik di Ponorogo
Pemancingan Betri
Pendhapa Art Space
Penerbit SastraSewu
Pengajian
Pengetahuan
Pesantren An Nawawi Tanara (Penata)
Pito Agustin Rudiana
Pondok Pesantren Al-Madienah
Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan
Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang
Pramoedya Ananta Toer
Presiden Gus Dur
Probolinggo
Prof Dr Achmad Zahro
Prof Dr Aminuddin Kasdi
Prof Dr Soediro Satoto
Proses Kreatif
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
Purnawan Andra
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pusat Grosir Kaos Polos Ponorogo
Pustaka Bergerak
PUstaka puJAngga
Putri Asyuro' Rizqiyyah
Putu Fajar Arcana
R.Ng. Ronggowarsito
Radhar Panca Dahana
Rahmat Sularso Nh
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ranang Aji SP
Rasanrasan Boengaketji
Ratna
Ratna Sarumpaet
Raudal Tanjung Banua
Raudlotul Immaroh
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Rengga AP
Resensi
Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak angkatan 1991-1992
Reyog dalam Lukisan Kaca
Ribut Wijoto
Ridha Arham
Riki Dhamparan Putra
Rinto Andriono
Ris Pasha
Rizka Halida
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Romi Zarman
Rosi
Rosidi Tanabata
Rukardi
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rx King Motor
S Prasetyo Utomo
S Yoga
S. Jai
Sabrank Suparno
Sahlan Bahuy
Sajak
Sakinah Annisa Mariz
Samsudin Adlawi
Samsul Bahri
Sandiaga Uno
Sanggar Pasir
Sanggar Shor Zhambou
Santi Maulidah
Sapardi Djoko Damono
Sapto HP
Sartika Dian Nuraini
Sasti Gotama
Sastra dan Kuasa Simbolik
Sastri Bakry
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
SelaSastra Boenga Ketjil #33
Self Portrait
Senarai Pemikiran Sutejo
Seni Ambeng Ponorogo
Seniman Tanah Merah Ponorogo
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Setia Budhi
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindhunata
Situbondo
Siwi Dwi Saputro
SMP Negeri 1 Madiun
Soediro Satoto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sonia Fitri
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Spirit of body 1
Spirit of body 2
Spirit of body 3
Sri Mulyani
Sri Wintala Achmad
Stefanus P. Elu
STKIP PGRI Ponorogo
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudirman
Sugeng Ariyadi
Suharwedy
Sujarwoko
Sujiwo Tedjo
Sukitman
Sumani
Sunaryono Basuki Ks
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryanto Sastroatmodjo
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Switzy Sabandar
Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili
Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari
Tamrin Bey
TanahmeraH ArtSpace
Tangguh Pitoyo
Taufik Ikram Jamil
Taufik Rachman
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teater nDrinDinG
Teaterikal
Teguh Winarsho AS
Telaga Ngebel di Kabupaten Ponorogo 1910
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Tiyasa Jati Pramono
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
To Take Delight
Tosa Poetra
Toto Gutomo
Tri Andhi Suprihartono
Tri Harun Syafii
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
UKM Teater Yakuza '54
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Untung Wahyudi
Usman Arrumy
Usman Awang
Ustadz Chris Bangun Samudra
Uwell's King Shop
Uwell's Setiawan
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W.S. Rendra
Wachid Nuraziz Musthafa
Warih Wisatsana
Warung Boengaketjil
Wawan Pinhole
Wawancara
Widhyanto Muttaqien
Widya Oktaviani
Wisnu Hp
Wita Lestari
Wuri Kartiasih
Yeni Pitasari
Yerusalem Ibu Kota Palestina
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yosep Arizal L
Yoseph Yoneta Motong Wuwur
YS Rat
Yuditeha
Yuli
Yulia Sapthiani
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Yusuf Wibisono
Yuval Noah Harari
Z. Afif
Z. Mustopa
Zainal Arifin Thoha
Zainuddin Sugendal
Zaki Zubaidi
Zehan Zareez
Zulfian Ebnu Groho
Zulfikar Fu’ad
Zulkarnain Siregar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar