Jumat, 24 Mei 2013

Islam, Seni, dan Kehidupan Beragama

Abdurrahman Wahid *
nu.or.id 5/08/2012

1
Kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari nilai-nilai keagamaan, betapapun kenyataan ini tidak diakui oleh sementara kalangan. Masalah-masalah pribadi tentang pengaturan hubungan dengan sesama manusia, masalah penyesuaian antara cita dan kenyataan yang dihadapi dalam kehidupan, serta hubungan manusia dengan kekuatan-kekuatan di luar dirinya, kesemuanya itu menghasilkan dimensi-dimensi dalam kehidupan manusia.

Dimensi-dimensi keagamaan ditampakkan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk aspek ekspresi keharuan yang dirasakan manusia, yang pada umumnya berbentuk kegiatan-kegiatan seni dan sastra.

Dari sini saja sudah tampak betapa eratnya antara kegiatan kesenian, baik yang bersifat penciptaan maupun pagelaran, dengan kehidupan beragama. Cakupan kaitan itu tidak hanya terbatas pengaruhnya pada wilayah kehidupan yang tersentuh oelh keharuan belaka, melainkan jangkauannya menerobos hingga ke wilayah ketakutan dan keputusasaan, keyakinan dan keberanian, protes dan bujukan, pelestarian ajaran dan seterusnya.

Dari sinilah dapat dipahami mengapa timbul skala prioritas yang berbeda di antara kelompok-kelompok yang berlainan. Pemusatan daya arsitektural untuk membangun sebuah masjid nasional di ibukota dan masjid provinsial di ibukota provinsi kiita, umpamanya, tentu tidak skala prioritasnya dengan keengganan bangsa Mesir membuat masjid seperti itu dewasa ini. Karena wilayah yang diterobos oleh proses keharuan berbeda satu ke lain kelompok, dengan sendirinya produksi seni yang dikaitkan dengan kehidupan beragama juga berlainan satu dengan yang lain.

Karena itu, sudah tentu sulit untuk melakukan pengukuran atas keterlibatan kegiatan kesenian pada kehidupan beragama melalui satu alat pengukur belaka, yang bertindak secara konstan dalam kadar yang sama. Manifestasi kesenian yang dihasilkan bergantung erat pada susunan kehidupan itu sendiri, yang sudah tentu menjadi sangat kompleks pengukurannya dalam sebuah masyarakat modern. Karena kaitan agama dengan kehidupan semakin lama semakin dikristalisir dalam citra kemasyarakatan yang berbeda-beda, dengan sendirinya manifestasi kesenian dalam kehiduppan beragamanya lalu mengalami perubahan-perubahan drastis dari waktu ke waktu, sehingga sulit diukur dengan alat pengukur tunggal yang tidak memperhitungkan dalam dirinya unsur-unsur perubuahan itu sendiri.

Kalau gereja Kristen di masa lalu menitikberatkan lagu puja (himne) melalui paduan suara melalui paduan suara Gregorian, karena struktur masyarakatnya yang monolith, dalam periode individualiasi kehidupan masyarakat modern justru ekspresi seni suara peroranganlah (seperti blues dan soul) yang jadi bagian manifestasi kehidupan umat bergama umat Krisitiani di masa ini. Ilustrasi lain dapat dikemukakan seperti prosesi peragaan kemalangan (passion drama) yang dilakukan secara kolektif untukk turut merasakan penderitaan Husain Ibnu Abi Thalib di padang Karbala dalam perayaan Asyura di kalangan Syi’ah di Irak dan di Iran. Ekspresi seperti in muncul dari citra kehidupan beragama yang ditekankan pada penghayatan pengorbanan (syahadah, fida’) di kalangan mereka, yang dalam perkembangan politik memunculkan orang-orang seperti Ali Shariathmadari dan Ayatullah Khomeini.

2
Setelah diajukan keberatan terhadap cara pengukuran dangkal dengan penggunaan alat tunggal yang bersifat menetap seperti diuraikan di atas, dengan sendirinya lalu muncul pertanyaan bagaimanakah pengukuran yang tepat harus dilakukan? Alat apakah yang seharusnya digunakan di dalamnya? Hasil konkret apakah yang dapat diperoleh dari alat pengukuran seperti itu? Jawaban atas ketiga pertanyaan di atas akan diuraikan lebih lanjut, walauppun tidak ada pretensi akan tercakupnya semua aspek yang dikandungnya. Yang akan dikemukakan hanyalah pokok-pokoknya belaka.

Yang pertama-tama harus disadari adalah aspirasi masyarakat di bidang keagamaan, yang memilikii keragaman besar dalam watak, sifat dan coraknya. Umpamanya saja, aspirasi lembaga keagamaan formal seperti Majelis Ulama tentu berbeda dari aspirasi seorang muballigh di lapangan yang bergerak secara individual. Aspirasi keberagamaan para seniman tentu berbeda dengan para agamawan. Beum lagi dilihat keragaman yang timbul dari orientasi kehidupan yang berbeda dari kelompok yang sama, seperti antara kaum intelektual yang termasuk lingkungan teknokrasi dan sesama intelek yang menolaknya.

Aspirasi keberagamaan yang berneka ragam itu tentu menghasilkan ekspresi yang berbeda-beda, walaupun dalam medium kesenian yang sama. Pada kegiatan seni suara di kalangan kaum muslimin dapat dilihat nyata dalam hal ini. Di lingkungan yang masih dekat dengan literatur keagamaan berbahasa Arab, seperti di Banten dan Jawa Timur, pagelaran dzibaiyyah, barzanji dan sebagainya, masih menggunakan bahasa Arab, disertai seni hadrah yang menetaskan ode-ode berbahasa Arab itu tanpa diterjemahkan. Tapi kita lihat di daerah Magelang, yang lebih banyak terkena radiasi istana kraton Mataram, muncul pementasan kentrung yang berisi pesan yang sama, tetapi menggunakan bahasa Jawa.

Dari sudat pandangan yang semacam inilah harus kita teropong perkembangan menggembirakan dalam nafas keislaman dalam kesenian kontemporer kita, seperti desain-desain batik dari Amri Yahya, lirik ciptaan Trio Bimbo, puisi-puisi anak-anak muda di harian Pelita dan majalah-majalah keagamaan kita. Kesenian Islam dalam kerangka pandangan ini tidak dapat dibatasi hanya pada ekspresi formal yang dianut selama ini, bahkan mungkin sektor formal ini hanya bagian terkecil dari keseluruhan ekspresi kesenian yang bernafaskan Islam.

3
Alat pengukur yang paling utama untuk mengetahui kadar keislaman dari ekspresi kesenian yang beraneka ragam itu, dapat ditemukan dalam dua hal-hal: (1) ketaatan asas/konsistensi ekspresi itu sendiri dalam panjang nafas keislaman, dan (2) kesungguhan isi pesan yang dibawakan itu sendiri.

Di sini kita lalu digugah untuk melakukan terobosan yang matang dan mendalam. Terkadang kedua hal itu dengan cara sangat halus dan tersembunyi dalam ekspresi yang biasannya digolongkan dalam kegiatan nonagama. Pesan agama kemudian disampaikan dengan tidak langsung terasa oleh penerimanya. Kasus kesenian ludruk di Jawa Timur, dengan pesan-pesan utamanya tentang demokrasi yang mempertimbangkan realitas kehidupan, dapat dikemukakan sebagai contoh. Tak akan ada pesan agama yang langsung ditemui dalam mementaskan ludruk. Tetapi bukankah demokrasi adalah esensi kehidupan menurut konsep kenegaraan Islam? Mengapakah kita tidak mampu memahami pesan “nonkeagamaan” ludruk sebgai ekspresi seni yang bernafaskan Islam?

Hambatan psikologis yang timbul dari warisan sejarah masa lampau jelas tidak mudah untuk diatasi dalam menerima beberapa medium kesenian lokal maupun nasional yang telah terlanjur dianggap bukan “kesenian Islam”. Tetapi rasanya sikap untuk menyerah kepada keadaan yang pincang ini jelas tidak akan mendukung perluasan pengaruh kesenian Islam atas kehidupan beragama kita. Kalau kita ingin memperluas jngkauan kehidupan beragama kita, harus pula kita terima perluasan ekspresi keseniaanya. Dengan kata lain, masa depan kehidupan bergama kita ditentukan juga antara lain oleh kemampuan informalisasi bentuk-bentuk kesenian yang dikaitkan dengan keislaman.

Tetapi di sini perlu diberi peringatan keras kepada bahaya munculnya akulturasi atau pembauran dalam penyampai pesan yang dibawakan kesenian itu sendiri. Setiap medium kesenian memilki kekhususannya sendiri, yang tidak dapat dibaurkan dengan aspek medium lain, tanpa membunuh ketulusan pesannya dan memupus keharuann yang ditimbulkannya. Shalawat Nabi dalam bahsa Arab misalnya memiliki aspek-aspek langgam (meters, ‘arudh) tersendiri, yang ditentukan oleh seni baca huruf dan tata bahasa Arab. Dengan demikian, akulturasi medium shalawat berbahasa Arab ini dengan memaksakan pelanggamannya dalam irama lagu setempat, akan merusak hakikat shalawat itu sendiri. Arti pesan lalu menjadi kabur, keharuan tidak didapat, lalu apakah yang dapat kita harapkan. Ekspresi bermain-main yang tidak memiliki ketulusan sama sekali.

4
Cara dan penetapan alat pengukuran keterlibatan seni dalam kehidupan beragama Islam di atas dapat membawa kita kepada hasil-hasil konkret di banyak bidang pembuat keputusan dan kebijakan, antara lain dalam hal-hal berikut: (1) perluasan jangkauan kegiatan lembaga-lembaga pemerintahan yang berhubungan dengan masalah keagamaan, yang terutama dalaam bidang seni sastra; (2) pematangan kegiatan lembaga-lembaga kkesenian Islam, dengan jalan memungkinkan mereka untuk “keluar dari sarang” dan masuk kegiatan kesenian yang selama ini tidak dianggap berhubungan dengan “kesenian Islam; (3) kemungkinan masuknya para pemikir budaya dan seniman yang selama ini di luar lingkungan “kesenian Islam” ke dalam pemekaran kesenian Islam itu sendiri; dan (4) lebih mudahnya mengungkapakan kaitan antara kesenian Islam dalam cakupannya yang baru dengan tuntutan hidup masyarakat modern yang semakin kompleks.

*) ABDURRAHMAN WAHID, Ketua Umum PBNU 1984-2000. Tulisan ini disajikan dalam diskusi Hari Ulang Tahun Sanggar Pravitasari, Jakarta, 31 Mei, 1979
Dijumput dari: http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,50-id,39120-lang,id-c,esai-t,Islam++Seni++dan+Kehidupan+Beragama-.phpx

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Mustofa Bisri A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Jabbar Hubbi A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Syauqi Sumbawi A. Zakky Zulhazmi A.C. Andre Tanama A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S Laksana A.S. Laksana Abdul Hadi WM Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acrylic on Canvas Addi Mawahibun Idhom Ade P. Marboen Adib Baroya Adib Muttaqin Asfar Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agunghima Agus Aris Munandar Agus Buchori Agus Prasmono Agus Priyatno Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton AH J Khuzaini Ahmad Damanik Ahmad Farid Yahya Ahmad Wiyono Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fitriyah Ajip Rosidi Akhmad Marsudin Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al Mahfud Alex R Nainggolan Ali Nasir Ali Soekardi Alunk Estohank Amanche Franck Oe Ninu Aming Aminoedhin Anakku Inspirasiku Anang Zakaria Andhi Setyo Wibowo AndongBuku #3 Andri Awan Andry Deblenk Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Puisi Kalijaring Antologi Sastra Lamongan Anton Kurnia Anugerah Ronggowarsito Anwar Syueb Tandjung Aprillia Ika Aprillia Ramadhina APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif 'Minke' Setiawan Arim Kamandaka Aris Setiawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Aryo Wisanggeni G Asap Studio Asarpin Asrizal Nur Awalludin GD Mualif Ayu Sulistyowati Aziz Abdul Gofar Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Banyuwangi Bara Pattyradja Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Indo Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Lukisan Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Bidan Romana Tari Binhad Nurrohmat Biografi Bisnis Bondowoso Bre Redana Brunel University London Budi P. Hatees Budi Palopo Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerpen Chicilia Risca Coronavirus Cover Buku COVID-19 Cucuk Espe D. Kemalawati Dadang Ari Murtono Dadang Sunendar Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Dedi Gunawan Hutajulu Den Rasyidi Deni Jazuli Denny Mizhar Depan Mts Putra-Putri Simo Sungelebak Desa Glogok Karanggeneng Dessy Wahyuni Dewi Yuliati Dhanu Priyo Prabowo Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Dien Makmur Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Doddy Hidayatullah Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwijo Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Efendi Ari Wibowo Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hendri Saiful Eko Israhayu Emha Ainun Nadjib Endang Kusumastuti Eni S Eppril Wulaningtyas R Erdogan Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faiz Manshur Faizal Af Fajar Setiawan Roekminto Farah Noersativa Fathoni Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Fikram Farazdaq Forum Santri Nasional (FSN) FPM (Forum Penulis Muda) Ponorogo Galeri Lukisan Z Musthofa Galuh Tulus Utama Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Golan-Mirah Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Bahaudin H.B. Jassin Halim HD Hamzah Sahal Handoyo El Jeffry Happy Susanto Hardi Hamzah Haris Firdaus Haris Saputra Harun Syafii bin Syam Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Hendra Sugiantoro Hengky Ola Sura Heri Kris Heri Ruslan Herry Mardianto Heru Maryono Hilmi Abedillah Himpunan Mahasiswa Penulis (STKIP PGRI Ponorogo) Holy Adib htanzil Hudan Nur Husin I Nyoman Suaka IAIN Ponorogo Ibnu Wahyudi Idayati Idi Subandy Ibrahim Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Yusardi Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Indigo Art Space Indra Intisa Indra Tjahyadi Indri Widiyanti Inti Rohmatun Ni'mah Inung Setyami Irfan El Mardanuzie Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Isnatin Ulfah Isti Rohayanti Istiqomatul Hayati Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Jakob Sumardjo Janual Aidi Jawapos Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jember Jember Gemar Membaca JIERO CAFE Jihan Fauziah Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Syahputra Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin K.H. Ma’ruf Amin Kabar Pelukis Kalimat Tubuh Kang Daniel Kartika Foundation Karya Lukisan: Z Musthofa Kasnadi Kedai Kopi Sastra Kemah Budaya Panturan (KBP) KH. M. Najib Muhammad KH. Marzuki Mustamar Khadijah Khaerul Anwar Khairul Mufid Jr Khansa Arifah Adila Khawas Auskarni Khudori Husnan Khulda Rahmatia Ki Ompong Sudarsono Kim Ngan Kitab Arbain Nawawi Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sablon Ponorogo Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Korban Gempa Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kue Kacang Kue Kelapa Pandan Kue Lebaran Edisi 2013 Kue Nastar Keju Kue Nastar Keranjang Kue Pastel Kue Putri Salju Kue Semprit Kurnia Sari Aziza Kuswaidi Syafi'ie L Ridwan Muljosudarmo Lagu Laksmi Shitaresmi Lamongan Jawa Timur Landscape Hutan Bojonegoro Landscape Rumah Blora Lathifa Akmaliyah Legenda lensasastra.id Lie Charlie Linda Christanty Linus Suryadi AG Literasi Lombok Utara Lucia Idayani Ludruk Karya Budaya Lukas Adi Prasetyo Lukisan Andry Deblenk Lukisan Karya: Rengga AP Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari Lukisan Sugeng Ariyadi Lukman Santoso Az Lumajang Lusiana Indriasari Lutfi Rakhmawati M Khoirul Anwar KH M Nafiul Haris M. Afif Hasbullah M. Afifuddin M. Fauzi Sukri M. Harir Muzakki M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lutfi M. Mustafied M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Mahamuda Mahendra Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Maimun Zubair Makalah Tinjauan Ilmiah Makyun Subuki Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Mario F. Lawi Martin Aleida Mashdar Zainal Mashuri Masuki M. Astro Masyhudi Mathori A Elwa Matroni El-Moezany Maulana Syamsuri Media Ponorogo Media: Crayon on Paper Media: Pastel on Paper Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Miftakhul F.S Mihar Harahap Mila Setyani Misbahus Surur Mix Media on Canvas Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Ali Athwa Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Antakusuma Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Subarkah Muhammad Wahidul Mashuri Muhammad Yasir MUI Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukani Mukhsin Amar Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Muslim Abdurrahman Naskah Teater Neva Tuhella Nezar Patria Nidhom Fauzi Niduparas Erlang Ninuk Mardiana Pambudy Nirwan Ahmad Arsuka Noor H. Dee Novel Pekik Novel-novel bahasa Jawa Nur Ahmad Salman H Nur Hidayati Nur Wachid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyiayu Hesty Susanti Obrolan Oil on Canvas Olimpiade Sastra Indonesia 2013 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Paguyuban Seni Teater Ponorogo Pameran Lukisan MADIUN OBAH Pameran Seni Lukis Pameran Seni Rupa Parimono V / 40 Plandi Jombang Paring Waluyo Utomo Pasuruan PDS H.B. Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Ponorogo Z Musthofa Pelukis Rengga AP Pelukis Senior Tarmuzie Pelukis Unik di Ponorogo Pemancingan Betri Pendhapa Art Space Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pito Agustin Rudiana Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Gus Dur Probolinggo Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prof Dr Soediro Satoto Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pusat Grosir Kaos Polos Ponorogo Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putri Asyuro' Rizqiyyah Putu Fajar Arcana R.Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Rasanrasan Boengaketji Ratna Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak angkatan 1991-1992 Reyog dalam Lukisan Kaca Ribut Wijoto Ridha Arham Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Ris Pasha Rizka Halida Robin Al Kautsar Rodli TL Romi Zarman Rosi Rosidi Tanabata Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Prasetyo Utomo S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahlan Bahuy Sajak Sakinah Annisa Mariz Samsudin Adlawi Samsul Bahri Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Shor Zhambou Santi Maulidah Sapardi Djoko Damono Sapto HP Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastri Bakry Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Self Portrait Senarai Pemikiran Sutejo Seni Ambeng Ponorogo Seniman Tanah Merah Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Budhi Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindhunata Situbondo Siwi Dwi Saputro SMP Negeri 1 Madiun Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Fitri Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Spirit of body 1 Spirit of body 2 Spirit of body 3 Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Stefanus P. Elu STKIP PGRI Ponorogo Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugeng Ariyadi Suharwedy Sujarwoko Sujiwo Tedjo Sukitman Sumani Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Switzy Sabandar Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tangguh Pitoyo Taufik Ikram Jamil Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater nDrinDinG Teaterikal Teguh Winarsho AS Telaga Ngebel di Kabupaten Ponorogo 1910 Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tiyasa Jati Pramono Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari To Take Delight Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Andhi Suprihartono Tri Harun Syafii Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S UKM Teater Yakuza '54 Universitas Indonesia Universitas Jember Untung Wahyudi Usman Arrumy Usman Awang Ustadz Chris Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Warih Wisatsana Warung Boengaketjil Wawan Pinhole Wawancara Widhyanto Muttaqien Widya Oktaviani Wisnu Hp Wita Lestari Wuri Kartiasih Yeni Pitasari Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosep Arizal L Yoseph Yoneta Motong Wuwur YS Rat Yuditeha Yuli Yulia Sapthiani Yusri Fajar Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Z. Afif Z. Mustopa Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zaki Zubaidi Zehan Zareez Zulfian Ebnu Groho Zulfikar Fu’ad Zulkarnain Siregar