Kamis, 21 Februari 2013

Jombang Negari Sabrang

Sabrank Suparno *
http://sastra-indonesia.com

Apa keunikan tanah Jombang hingga sedemikian kondang di berbagai daerah sekitar? Kekondangan Jombang baru terungkap ketika orang Jombang dihadapkan atau berada di perantauan. Setiap orang Jombang (pasti) mempunyai pengalaman tersendiri mengenai perlakuan tuan rumah di perantauan. Cak Nasrul Ilahi mengatakan dalam acara Bincang Budaya dengan tema Karakter Masyarakat Jombang pada 26 Desember 2012, di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) B-Mart (depan Undar), bahwa secara umum karakter masyarakat Jombang sama dengan manusia Indonesia lainnya. Tetapi manusia Jombang tetap memiliki sesuatu yang khas dibanding masyarakat luar Jombang.

Membincang keunikan Jombang, tentu tak sekedar bermegalomania semata pada kehebatan leluhur. Apatah arti nenek moyang super hero jika generasi sekarang mbembet [rapuh]. Tentu, hanya melahirkan generasi yang kesehariannya mengelap-elap guci sampai mengkilat. Sedangkan guci tersebut tak dapat mengganjal lapar. Namun tidak salah jika menelisik wawasan mengenai Jombang sebagai voltase energi pemantik untuk menyorong nilai jauh ke depan.

Kata Jombang berarti: tampak elok/cantik [Kamus Indonesia Modern]. Ungkapan ini dahulu digunakan untuk menyebut anak kecil atau perawan jika sudah mandi dan berdandan sore hari. Misal ungkapan,”lho areke wes ketok jombang (anaknya sudah kelihatan cantik). Kata ‘jombang’ juga berarti elok dalam arti ‘sedap dipandang’ secara keseluruhan benda jika memenuhi syarat disebut elok. Antara lain: pemandangan nan jombang , kelakuan yang jombang, dan seterusnya berarti pemandangan nan elok, kelakuan yang elok. Karena rujukan kata Jombang berasal dari bahasa Jawa, maka tidak heran jika ada nama desa yang sama dengan Jombang. Misal di daerah Kediri, di Madura dan kawasan sebelah barat Paiton, Situbondo, dll.

Kaitannya dengan nama kabupaten Jombang, versi yang umum merujuk pada legenda Kebo Kicak Karang Kejambon. Yakni pertarungan dendamkesumbar yang berkesinambungan antara Joko Seger pemuda yang berjuluk Kebo Kicak dari desa Karang Kejambon dengan pemuda Surontanu asal desa Bantengan yang berjuluk Banteng Surontanu. Pertarungan dua pendekar tersebut dipicu perebutan ‘teracak kencono, (tapak kaki kencana). Kebo Kicak pendekar berkarakter Karbau, sedang Banteng Surontanu berkarakter Banteng/Sapi. Cerita ini mirip dengan lakon Wayang Kulit yang mengisahkan pertarungan antara Lembu Sura (Raja Sapi) dengan Mahesa Sura (Raja Kerbau) yang keduanya bersaing mempersunting Dewi Toro, bidadari terjelita di kahyangan.

Tempat-tempat pertarungan, pelarian dan persembunyian antara Kebo Kicak dengan Banteng Surontanu inilah yang melahirkan nama-nama desa di wilayah Jombang. Nama desa yang dilahirkan kedua pendekar tersebut menjadi garis teritorial yang membelah wilayah Jombang menjadi dua bagian, yakni Tenggara dan Barat Laut dengan posisi geografis berawal dari Barat Daya ke Timur Laut dan melintasi kota Jombang sebagai titik tengah.

Di Barat Daya, pertarungan bermula di kali Brantas wilayah Kediri yang kemudian merembet ke arah Timur Laut melewati daerah antara kecamatan Gudo dengan kecamatan Perak. Sebut saja di antaranya serentetan desa Banyuarang, Tebon, Brambang, Cukir, Pagerwojo, Ngaren, Pedes, Temuwulan, Ngrandu, Jombang, Mojongapit, Kepuh Kembeng, Kejambon, Bantengan, Bongkot, Kates, Dero, Randuwatang, Sambigelar, Kandangsapi, Kedungmacan, Kedungbetik, Garu, Podoroto.

Dari garis pangkal pertarungan Kebo Kicak dengan Banteng Surontanu di Mojo Kambang (dekat Bra’an) perbatasan Kediri hingga ujung akhir pertarungan di desa Podoroto[Kawasan Rowo Majenang], posisi  Jombang adalah titik tengah. Dalam versi Kebo Kicak tersebut nama Jombang muncul dari pertarungan yang terjadi di lokasi rawa Mojo Kambang. Dalam pertarungan di Mojokambang ini kedua pendekar tenggelam ke rawa. Tak lama kemudian muncul cemlorot sinar dua warna, yakni ijo dan abang. Sejak itulah sekitar tempat ini dinamakan Jombang.

Selain nama-nama desa di Jombang dilahirkan dari Babat Kebo Kicak, ada juga nama tempat yang dilahirkan zaman Babat Para Raja: Kahuripan, Dhoho, Panjalu, Singosari, Majapahit, Demak, Pajajaran Kuno. Namun yang menjadi ciri khas masyarakat Jombang justeru dari Babat Singosari. Hal ini dapat diteliti dari bentuk dialek masyarakat yang berada pada lintasan penyebaran prajurit Singosari saat merambah wilayah Jombang. Lintasan Babat Singosari berposisi berseberangan dengan Babat Kebo Kicak. Yakni masuk ke wilayah Jombang dengan jalur turun dari Kandangan, Wonosalam, Bareng, Ngoro, Mojowarno, Jogoroto, Peterongan, Jombang, Tembelang, Sumberagung hingga ke Plandaan. Dialektika masyarakat Jombang pada jalur Babad Singosari apa yang disebut Ayu Sutarto sebagai Budaya Arek. Yakni memakai kata ‘arek atau rek’untuk menyebut inisial orang.

Sebelah timur garis Babat Singosari dikenal sebagai masyarakat berbahasa kasar {Jawa ngoko] dan jelas menggunakan kata ‘arek’. Sedang masyarakat sebelah barat tak jauh beda dengan orang kulonan (Kediri, Nganjuk, Madiun, Solo dll) yang menggunakan panggilan ‘kang’. Dalam hal ini Ayu Sutarto berpendapat ‘meraba’mengenai Jombang yang hanya melihat dari kacamata kesenian ludruk.

Ada banyak pakar yang tidak benar-benar jombangi, mereka berdiri di luar pagar dan berkomentar dari jauh. Atau juga pakar asli Jombang namun besar dan hidup diperantauan. Pakar yang tidak memasyarakat. Sehingga tidak paham betul bagaimana dialek masyarakat Jombang ketika di sawah, di pasar dan di rumah. Setiap tempat aktivitas ada istilah guyonan yang berbeda-beda. Panggilan ‘Cak’ misalnya, hanya umum dipakai arek kidule kali [kali yang memanjang dari barat ke timur melewati Tembelang, Tanjunggunung, Bongkot, Gebangsari, Menturo, Sebani, Tenggor dst]. Sedang arek lore kali umum menggunakan panggilan ‘Guk’/Gok.

Karakter arek lore kali pun berbeda dengan arek kidule kali. Arek lor kali dikenal sebagai orang yang pateng mergawe (giat bekerja ke sawah). Ini dapat dilihat dari kebanggan orang kidule kali jika mendapat menantu orang lor kali. Entah menantu laki-laki atau perempuan, orang lore kali dikenal akas nyang sawah. Begitu juga dalam hal bertutur, arek lore kali menggunakan intonasi repetitif untuk memperjelas panggilan seseorang, misal: Gok Min Paimin, Cak Jo Paijo. Repetitif dimaksudkan supaya tidak menjawab ulang jika ada pertanyaan: Gok Min yang mana? Dijelaskan sebelumnya Gok Min yang Paimin.

Sebelah timur garis Babat Singosari inilah sesungguhnya apa yang disebut tanah ‘Brang Wetan’(Seberang Timur) pulau Jawa yang dikenal wong etanan [wong wetan berbeda presisi makna dengan wong Jawa Timur yang diawali dari Ngawi, Magetan, Ponorogo, Bojonegoro dan Pacitan]. Karakter Wong Wetan dengan ciri khas sebutan arek hingga ke wilayah Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Malang. Sebutan arek berakhir di masyarakat Tapal Kuda yang didomsili bukan penduduk asli suku Jawa, melainkan perantau suku Madura.

Garis Babat Kebo Kicak dan Babat Singosari dengan titik silang tepat di Jombang Kota inilah menyebabkan Jombang disebut Negeri/Negari Sabrang. Yakni suatu wilayah dengan medium kebudayaan tersendiri dengan posisi sebagai lalu lintas kebudayaan Jawa kulonan [tulen] ke Madura, Oseng dan Bali.

Salah satu ciri penduduk Negeri Sabrang adalah berbahasa kasar, blak-blakan, opo anane, blokosuto, jobo jeruh podoae, menggunakan kata pisuan dancok (kategori pisuan ringan, si mbokne hancok untuk kategori pisuan berat), memakai udeng atau blangkon dengan ujung menyilang di (jithok) kepala bagian belakang [blangkon yang tidak bendol gede seperti Jogja, juga tidak bendol kecil seperti Solo yang keduanya suka berkebudayaan bendol buri], besar tekadnya, tidak peritungan, tuwo lan towo, tidak gumunan, suka humor, gampang menetralisir permasalaan. Ciri lain masyarakat Negari Sabrang adalah melakukan sesuatu berdasarkan keyakinan, bukan berdasarkan kebatinan(cuma dibatin saja), juga bukan sekedar otak, atik, gathuk [Agama Mataraman].

Dalam kajian semantika, baik jombang dalam arti: elok/cantik, maupun jombang dalam arti gabungan dua unsur kalimat: ijo dan abang, keduanya merupakan kata sifat. Dalam kajian lebih mendalam kata sifat menunjukkan kekuatan nilai, yang berbeda kapasitas dengan kekuatan realitas. Sedang substansi nilai keberadaannya lebih berarti dari realitas itu sendiri. Maka, membincang Jombang tidak sekedar dihadapkan pada realitas teks belaka, sebagaimana Board Getz mengitabkan Realisme Magic sebagai kampanye tandingan mistik . Apalagi jika jargon Realisme bendera faktual dikibarkan sebatas proyek institusi tertentu.

Artinya, jika membincang Jombang lebih gamblang sebaiknya yang bukan orang Jombang, atau orang Jombang yang cumbu-cumbu laler silahkan mingkem! Jangan sampai puluhan pakar umek berkerumun memperdebatkan kucing dalam karung. Arek Jombang tidak mengenal udang di balik rempeyek.

*) Sabrank Suparno. Peserta Temu Sastra Jawa Timur 2011. Bergiat di Lincak Sastra Jombang. Tinggal di Dowong, Plosokerep, Sumobito.
Dijumput dari: http://sastra-indonesia.com/2013/02/jombang-negari-sabrang/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Mustofa Bisri A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Jabbar Hubbi A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Syauqi Sumbawi A. Zakky Zulhazmi A.C. Andre Tanama A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S Laksana A.S. Laksana Abdul Hadi WM Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acrylic on Canvas Addi Mawahibun Idhom Ade P. Marboen Adib Baroya Adib Muttaqin Asfar Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agunghima Agus Aris Munandar Agus Buchori Agus Prasmono Agus Priyatno Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton AH J Khuzaini Ahmad Damanik Ahmad Farid Yahya Ahmad Wiyono Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fitriyah Ajip Rosidi Akhmad Marsudin Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al Mahfud Alex R Nainggolan Ali Nasir Ali Soekardi Alunk Estohank Amanche Franck Oe Ninu Aming Aminoedhin Anakku Inspirasiku Anang Zakaria Andhi Setyo Wibowo AndongBuku #3 Andri Awan Andry Deblenk Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Puisi Kalijaring Antologi Sastra Lamongan Anton Kurnia Anugerah Ronggowarsito Anwar Syueb Tandjung Aprillia Ika Aprillia Ramadhina APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif 'Minke' Setiawan Arim Kamandaka Aris Setiawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Aryo Wisanggeni G Asap Studio Asarpin Asrizal Nur Awalludin GD Mualif Ayu Sulistyowati Aziz Abdul Gofar Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Banyuwangi Bara Pattyradja Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Indo Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Lukisan Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Bidan Romana Tari Binhad Nurrohmat Biografi Bisnis Bondowoso Bre Redana Brunel University London Budi P. Hatees Budi Palopo Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerpen Chicilia Risca Coronavirus Cover Buku COVID-19 Cucuk Espe D. Kemalawati Dadang Ari Murtono Dadang Sunendar Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Dedi Gunawan Hutajulu Den Rasyidi Deni Jazuli Denny Mizhar Depan Mts Putra-Putri Simo Sungelebak Desa Glogok Karanggeneng Dessy Wahyuni Dewi Yuliati Dhanu Priyo Prabowo Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Dien Makmur Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Doddy Hidayatullah Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwijo Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Efendi Ari Wibowo Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hendri Saiful Eko Israhayu Emha Ainun Nadjib Endang Kusumastuti Eni S Eppril Wulaningtyas R Erdogan Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faiz Manshur Faizal Af Fajar Setiawan Roekminto Farah Noersativa Fathoni Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Fikram Farazdaq Forum Santri Nasional (FSN) FPM (Forum Penulis Muda) Ponorogo Galeri Lukisan Z Musthofa Galuh Tulus Utama Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Golan-Mirah Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Bahaudin H.B. Jassin Halim HD Hamzah Sahal Handoyo El Jeffry Happy Susanto Hardi Hamzah Haris Firdaus Haris Saputra Harun Syafii bin Syam Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Hendra Sugiantoro Hengky Ola Sura Heri Kris Heri Ruslan Herry Mardianto Heru Maryono Hilmi Abedillah Himpunan Mahasiswa Penulis (STKIP PGRI Ponorogo) Holy Adib htanzil Hudan Nur Husin I Nyoman Suaka IAIN Ponorogo Ibnu Wahyudi Idayati Idi Subandy Ibrahim Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Yusardi Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Indigo Art Space Indra Intisa Indra Tjahyadi Indri Widiyanti Inti Rohmatun Ni'mah Inung Setyami Irfan El Mardanuzie Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Isnatin Ulfah Isti Rohayanti Istiqomatul Hayati Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Jakob Sumardjo Janual Aidi Jawapos Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jember Jember Gemar Membaca JIERO CAFE Jihan Fauziah Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Syahputra Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin K.H. Ma’ruf Amin Kabar Pelukis Kalimat Tubuh Kang Daniel Kartika Foundation Karya Lukisan: Z Musthofa Kasnadi Kedai Kopi Sastra Kemah Budaya Panturan (KBP) KH. M. Najib Muhammad KH. Marzuki Mustamar Khadijah Khaerul Anwar Khairul Mufid Jr Khansa Arifah Adila Khawas Auskarni Khudori Husnan Khulda Rahmatia Ki Ompong Sudarsono Kim Ngan Kitab Arbain Nawawi Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sablon Ponorogo Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Korban Gempa Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kue Kacang Kue Kelapa Pandan Kue Lebaran Edisi 2013 Kue Nastar Keju Kue Nastar Keranjang Kue Pastel Kue Putri Salju Kue Semprit Kurnia Sari Aziza Kuswaidi Syafi'ie L Ridwan Muljosudarmo Lagu Laksmi Shitaresmi Lamongan Jawa Timur Landscape Hutan Bojonegoro Landscape Rumah Blora Lathifa Akmaliyah Legenda lensasastra.id Lie Charlie Linda Christanty Linus Suryadi AG Literasi Lombok Utara Lucia Idayani Ludruk Karya Budaya Lukas Adi Prasetyo Lukisan Andry Deblenk Lukisan Karya: Rengga AP Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari Lukisan Sugeng Ariyadi Lukman Santoso Az Lumajang Lusiana Indriasari Lutfi Rakhmawati M Khoirul Anwar KH M Nafiul Haris M. Afif Hasbullah M. Afifuddin M. Fauzi Sukri M. Harir Muzakki M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lutfi M. Mustafied M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Mahamuda Mahendra Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Maimun Zubair Makalah Tinjauan Ilmiah Makyun Subuki Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Mario F. Lawi Martin Aleida Mashdar Zainal Mashuri Masuki M. Astro Masyhudi Mathori A Elwa Matroni El-Moezany Maulana Syamsuri Media Ponorogo Media: Crayon on Paper Media: Pastel on Paper Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Miftakhul F.S Mihar Harahap Mila Setyani Misbahus Surur Mix Media on Canvas Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Ali Athwa Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Antakusuma Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Subarkah Muhammad Wahidul Mashuri Muhammad Yasir MUI Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukani Mukhsin Amar Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Muslim Abdurrahman Naskah Teater Neva Tuhella Nezar Patria Nidhom Fauzi Niduparas Erlang Ninuk Mardiana Pambudy Nirwan Ahmad Arsuka Noor H. Dee Novel Pekik Novel-novel bahasa Jawa Nur Ahmad Salman H Nur Hidayati Nur Wachid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyiayu Hesty Susanti Obrolan Oil on Canvas Olimpiade Sastra Indonesia 2013 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Paguyuban Seni Teater Ponorogo Pameran Lukisan MADIUN OBAH Pameran Seni Lukis Pameran Seni Rupa Parimono V / 40 Plandi Jombang Paring Waluyo Utomo Pasuruan PDS H.B. Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Ponorogo Z Musthofa Pelukis Rengga AP Pelukis Senior Tarmuzie Pelukis Unik di Ponorogo Pemancingan Betri Pendhapa Art Space Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pito Agustin Rudiana Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Gus Dur Probolinggo Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prof Dr Soediro Satoto Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pusat Grosir Kaos Polos Ponorogo Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putri Asyuro' Rizqiyyah Putu Fajar Arcana R.Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Rasanrasan Boengaketji Ratna Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak angkatan 1991-1992 Reyog dalam Lukisan Kaca Ribut Wijoto Ridha Arham Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Ris Pasha Rizka Halida Robin Al Kautsar Rodli TL Romi Zarman Rosi Rosidi Tanabata Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Prasetyo Utomo S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahlan Bahuy Sajak Sakinah Annisa Mariz Samsudin Adlawi Samsul Bahri Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Shor Zhambou Santi Maulidah Sapardi Djoko Damono Sapto HP Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastri Bakry Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Self Portrait Senarai Pemikiran Sutejo Seni Ambeng Ponorogo Seniman Tanah Merah Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Budhi Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindhunata Situbondo Siwi Dwi Saputro SMP Negeri 1 Madiun Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Fitri Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Spirit of body 1 Spirit of body 2 Spirit of body 3 Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Stefanus P. Elu STKIP PGRI Ponorogo Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugeng Ariyadi Suharwedy Sujarwoko Sujiwo Tedjo Sukitman Sumani Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Switzy Sabandar Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tangguh Pitoyo Taufik Ikram Jamil Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater nDrinDinG Teaterikal Teguh Winarsho AS Telaga Ngebel di Kabupaten Ponorogo 1910 Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tiyasa Jati Pramono Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari To Take Delight Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Andhi Suprihartono Tri Harun Syafii Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S UKM Teater Yakuza '54 Universitas Indonesia Universitas Jember Untung Wahyudi Usman Arrumy Usman Awang Ustadz Chris Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Warih Wisatsana Warung Boengaketjil Wawan Pinhole Wawancara Widhyanto Muttaqien Widya Oktaviani Wisnu Hp Wita Lestari Wuri Kartiasih Yeni Pitasari Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosep Arizal L Yoseph Yoneta Motong Wuwur YS Rat Yuditeha Yuli Yulia Sapthiani Yusri Fajar Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Z. Afif Z. Mustopa Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zaki Zubaidi Zehan Zareez Zulfian Ebnu Groho Zulfikar Fu’ad Zulkarnain Siregar