Rabu, 21 November 2012

Aura Anti Kerakyatan

Sindhunata
_majalahbasis.com

Seorang anggota DPR tiba-tiba no­ngol di daerah pemilihannya. Orang-orang kaget: lho kok wa­­­jah anggota DPR itu jadi ma­­nglingi? Maksudnya, wa­­jah­nya kelihatan berubah dan asing, tidak se­­perti yang dulu mereka kenal. Ram­­but­nya klimis, wajahnya licin, pipinya ha­­lus mengecil. Badannya le­bih lang­sing. Ia mengenakan jas yang di­biar­kan terbuka. Tampaknya ia mau tam­pil ele­gan. Tapi sepintas, ia malah tampak sa­ngat nyalon. Mak­sud­nya, pe­nampilannya seperti sebuah ga­rap­an salon.

Ia sungguh berubah. Dulu wajahnya kelihatan kasar, ke­sannya garang, nyaris seperti preman. Ba­dannya tegap, dan dan­danannya agak semrawut. Ia kelihatan seperti rakyat biasa. Maklum, ia memang dikenal sangat de­kat dengan rakyat. Daerah pemilihannya pun bukan kota yang maju dan modern, tapi daerah yang terhitung miskin dan be­lum terlalu  berkembang. Dan di daerah itu, sebelum ia men­jadi anggota DPR, ia dikenal amat sederhana, dan ke­rakyat-rakyatan.

Mengapa setelah menjadi anggota DPR Pusat, pe­nam­pil­an­nya berubah? Demikian orang-orang ber­tanya. Ada yang bilang, mungkin karena ia selalu berada di gedung DPR yang ber-ac, sehingga tak pernah kena terik matahari la­gi. Mungkin juga karena DPR bukan sekadar tempat per­wa­kilan rakyat, tapi tempat orang pamer penampilan dan mode. Tidakkah sekarang di sana memang banyak artis? Ia kiranya bisa ketularan untuk mengutamakan ci­tra dan penampilannya. Tak mustahil, ia, seperti ju­ga banyak anggota DPR lain, harus meluangkan waktu un­tuk merawat diri di sa­lon, hingga penampilannya nyalon. Dan ada juga yang meng­utarakan pendapat yang mengejutkan ini: aura DPR bukan lagi aura rakyat, tapi aura kaum elite, borjuis, snobis, dan sa­lonis. Aura yang terakhir ini demikian memancar dan menjadi aura DPR. Tak mustahil, aura itu ikut membentuk ang­gota DPR, bukan hanya dalam penampilan fisiknya tapi juga sifat dan sikap batinnya.

Kalau opini tentang aura ini benar, benar-benar tragislah situasi anggota DPR itu. Maklum, aura itu adalah cahaya batin, bukan sekadar kesan lahir.  Bisa jadi karena tiap ha­ri dilingkupi dan dihidupi oleh aura anti kerakyatan itu, maka di dalam lubuk terdalam anggota DPR itu tak ada la­gi rasa kelekatan dan kedekatan akan rakyat, dan rasa itu mem­bentuk pribadinya. Jadi di balik pancaran penampilan fisiknya, yang elite, borjuis, snobis dan salonis, ada sesuatu yang lebih parah lagi, yakni pribadi dan sikap hidup yang anti kerakyatan.

Aura anti kerakyatan itu memang sedang gencar-gen­car­nya memancar dari gedung DPR. Terakhir adalah kisah rencana pembangunan Gedung DPR yang menelan biaya  Rp 1,118 triliun. Di tengah segala kritik dan polemik, Ketua DPR Marzuki Alie malah mengatakan di Senayan (Jumat, 1 April 2011), “Kalau rakyat biasa dibawa memikirkan bagaimana sistem, bagaimana perbaikan organisasi, ba­gaimana per­baik­an infrastruktur, rakyat biasa pusing pikirannya. Rakyat biasa dari hari ke hari, yang penting perutnya ber­isi, ker­ja, ada rumah, ada pendidikan, selesai. Jangan diajak mengurus yang be­­gini. Urus­an begini, ajak orang-orang pin­tar bicara, ajak kampus bicara.”

Sudah berulang kali, ucapan Marzuki Alie kedengaran tidak simpatik di te­linga rakyat. Tapi kali ini, ucapannya be­tul-be­tul menyakiti hati rakyat. Demo­krasi me­mang memperjuangkan ke­se­jah­te­ra­an ma­terial dan perut ke­nyang. Ta­pi sung­guh menyakitkan rakyat, jika di­bi­lang bah­wa me­reka ha­nya ingin ke­sejahteraan ma­te­rial itu dalam de­mokrasi.

Bagi rak­yat, politik sama pentingnya dengan ekonomi. Lihatlah Re­for­masi 1998, kendati pembangunan ORBA mem­bawa kecukupan, toh mereka berontak, karena hak-hak po­litiknya tak terpenuhi. Pernyataan Marzuki Alie bukanlah per­nyataan seorang demokrat. Sebagai seorang demokrat, seharusnya ia tidak boleh melupakan bahwa demokrasi mem­punyai basis yang sama sekali bukan material, tetapi kesepakatan dasar untuk hidup bersama dalam kebebasan, keadilan, dan solidaritas. Tanpa ketiga nilai ini, demokrasi akan bubar, juga seandainya perut rakyat kenyang. Per­nya­taan Marzuki Alie menyakitkan, karena memandang rak­yat hanya secara material, bukan sebagai rakyat yang ikut men­jalankan politik, dengan nilai-nilai kebebasan, keadilan, dan solidaritas itu.

Kita menganut sistem demokrasi representatif. Karena itu kita mempunyai DPR dimana rakyat mewakilkan suaranya. Lha kalau wakil rakyat tidak bisa lagi menyuarakan suara rak­yat, apa gunanya mereka di­pilih? Kalau demikian, wakil rak­yat sesungguhnya telah kehilangan  legitimasinya. Ini sekaligus indikasi bah­wa institusi perwakilan rakyat, DPR, se­dang mengalami krisis karena DPR tidak bisa lagi menjadi keku­atan yang mem­perantarakan rakyat dan kekuasaan. DPR la­lu menjadi kekuasaan pada dirinya sendiri, yang steril ter­­hadap kritik dan suara rakyat.

Tak mungkin krisis itu terus bertahan. Suatu saat, rakyat akan tidak puas lagi. Karena tidak puas akan wakil-wakilnya, mereka akan menyerukan sistem yang lebih populis. Seruan ini kelihatannya simpatik, tapi sebenarnya amat berbahaya. Dalam banyak se­jarah terlihat, seruan yang populis itu akhir­nya iden­tik dengan seruan untuk mempunyai seorang ‘me­sias’ yang kuat. Kalau ‘mesias’ itu datang, tak mustahil ia akan men­jadi diktator. Ini seharusnya dihindarkan. Dan ca­ra­nya tak ada lain kecuali dipulihkannya legitimasi lem­baga representasi rakyat. Dengan kata lain, kalau sampai sis­tem diktator itu terjadi, ini juga karena salahnya lembaga per­wakilan rakyat  yang tidak bisa menjalankan fungsinya.

Rakyat memang tidak pernah mutlak benar. Rakyat juga bisa salah. Tapi dalam sistem politik demokrasi, kesalahan mereka untuk memilih yang otoriter, sering dipicu oleh keti­dak­becusan wakil-wakil mereka dalam mengelola dan menyuarakan suara rakyat.

Ini tak mustahil terjadi bila rakyat terus disuguhi  pe­nampilan dan sikap anti kerakyatan wakil mereka. Maka, adalah berbahaya bagi sistem demokrasi jika rakyat terus disakiti dengan pernyataan seperti pernyataan Marzuki Alie yang bilang rakyat ini sudah puas asal perutnya berisi.

Dijumput dari: http://www.majalahbasis.com/artikeldetail.php?id=89

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Mustofa Bisri A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Jabbar Hubbi A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Syauqi Sumbawi A. Zakky Zulhazmi A.C. Andre Tanama A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S Laksana A.S. Laksana Abdul Hadi WM Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acrylic on Canvas Addi Mawahibun Idhom Ade P. Marboen Adib Baroya Adib Muttaqin Asfar Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agunghima Agus Aris Munandar Agus Buchori Agus Prasmono Agus Priyatno Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton AH J Khuzaini Ahmad Damanik Ahmad Farid Yahya Ahmad Wiyono Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fitriyah Ajip Rosidi Akhmad Marsudin Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al Mahfud Alex R Nainggolan Ali Nasir Ali Soekardi Alunk Estohank Amanche Franck Oe Ninu Aming Aminoedhin Anakku Inspirasiku Anang Zakaria Andhi Setyo Wibowo AndongBuku #3 Andri Awan Andry Deblenk Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Puisi Kalijaring Antologi Sastra Lamongan Anton Kurnia Anugerah Ronggowarsito Anwar Syueb Tandjung Aprillia Ika Aprillia Ramadhina APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif 'Minke' Setiawan Arim Kamandaka Aris Setiawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Aryo Wisanggeni G Asap Studio Asarpin Asrizal Nur Awalludin GD Mualif Ayu Sulistyowati Aziz Abdul Gofar Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Banyuwangi Bara Pattyradja Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Indo Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Lukisan Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Bidan Romana Tari Binhad Nurrohmat Biografi Bisnis Bondowoso Bre Redana Brunel University London Budi P. Hatees Budi Palopo Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerpen Chicilia Risca Coronavirus Cover Buku COVID-19 Cucuk Espe D. Kemalawati Dadang Ari Murtono Dadang Sunendar Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Dedi Gunawan Hutajulu Den Rasyidi Deni Jazuli Denny Mizhar Depan Mts Putra-Putri Simo Sungelebak Desa Glogok Karanggeneng Dessy Wahyuni Dewi Yuliati Dhanu Priyo Prabowo Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Dien Makmur Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Doddy Hidayatullah Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwijo Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Efendi Ari Wibowo Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hendri Saiful Eko Israhayu Emha Ainun Nadjib Endang Kusumastuti Eni S Eppril Wulaningtyas R Erdogan Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faiz Manshur Faizal Af Fajar Setiawan Roekminto Farah Noersativa Fathoni Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Fikram Farazdaq Forum Santri Nasional (FSN) FPM (Forum Penulis Muda) Ponorogo Galeri Lukisan Z Musthofa Galuh Tulus Utama Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Golan-Mirah Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Bahaudin H.B. Jassin Halim HD Hamzah Sahal Handoyo El Jeffry Happy Susanto Hardi Hamzah Haris Firdaus Haris Saputra Harun Syafii bin Syam Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Hendra Sugiantoro Hengky Ola Sura Heri Kris Heri Ruslan Herry Mardianto Heru Maryono Hilmi Abedillah Himpunan Mahasiswa Penulis (STKIP PGRI Ponorogo) Holy Adib htanzil Hudan Nur Husin I Nyoman Suaka IAIN Ponorogo Ibnu Wahyudi Idayati Idi Subandy Ibrahim Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Yusardi Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Indigo Art Space Indra Intisa Indra Tjahyadi Indri Widiyanti Inti Rohmatun Ni'mah Inung Setyami Irfan El Mardanuzie Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Isnatin Ulfah Isti Rohayanti Istiqomatul Hayati Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Jakob Sumardjo Janual Aidi Jawapos Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jember Jember Gemar Membaca JIERO CAFE Jihan Fauziah Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Syahputra Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin K.H. Ma’ruf Amin Kabar Pelukis Kalimat Tubuh Kang Daniel Kartika Foundation Karya Lukisan: Z Musthofa Kasnadi Kedai Kopi Sastra Kemah Budaya Panturan (KBP) KH. M. Najib Muhammad KH. Marzuki Mustamar Khadijah Khaerul Anwar Khairul Mufid Jr Khansa Arifah Adila Khawas Auskarni Khudori Husnan Khulda Rahmatia Ki Ompong Sudarsono Kim Ngan Kitab Arbain Nawawi Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sablon Ponorogo Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Korban Gempa Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kue Kacang Kue Kelapa Pandan Kue Lebaran Edisi 2013 Kue Nastar Keju Kue Nastar Keranjang Kue Pastel Kue Putri Salju Kue Semprit Kurnia Sari Aziza Kuswaidi Syafi'ie L Ridwan Muljosudarmo Lagu Laksmi Shitaresmi Lamongan Jawa Timur Landscape Hutan Bojonegoro Landscape Rumah Blora Lathifa Akmaliyah Legenda lensasastra.id Lie Charlie Linda Christanty Linus Suryadi AG Literasi Lombok Utara Lucia Idayani Ludruk Karya Budaya Lukas Adi Prasetyo Lukisan Andry Deblenk Lukisan Karya: Rengga AP Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari Lukisan Sugeng Ariyadi Lukman Santoso Az Lumajang Lusiana Indriasari Lutfi Rakhmawati M Khoirul Anwar KH M Nafiul Haris M. Afif Hasbullah M. Afifuddin M. Fauzi Sukri M. Harir Muzakki M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lutfi M. Mustafied M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Mahamuda Mahendra Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Maimun Zubair Makalah Tinjauan Ilmiah Makyun Subuki Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Mario F. Lawi Martin Aleida Mashdar Zainal Mashuri Masuki M. Astro Masyhudi Mathori A Elwa Matroni El-Moezany Maulana Syamsuri Media Ponorogo Media: Crayon on Paper Media: Pastel on Paper Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Miftakhul F.S Mihar Harahap Mila Setyani Misbahus Surur Mix Media on Canvas Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Ali Athwa Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Antakusuma Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Subarkah Muhammad Wahidul Mashuri Muhammad Yasir MUI Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukani Mukhsin Amar Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Muslim Abdurrahman Naskah Teater Neva Tuhella Nezar Patria Nidhom Fauzi Niduparas Erlang Ninuk Mardiana Pambudy Nirwan Ahmad Arsuka Noor H. Dee Novel Pekik Novel-novel bahasa Jawa Nur Ahmad Salman H Nur Hidayati Nur Wachid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyiayu Hesty Susanti Obrolan Oil on Canvas Olimpiade Sastra Indonesia 2013 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Paguyuban Seni Teater Ponorogo Pameran Lukisan MADIUN OBAH Pameran Seni Lukis Pameran Seni Rupa Parimono V / 40 Plandi Jombang Paring Waluyo Utomo Pasuruan PDS H.B. Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Ponorogo Z Musthofa Pelukis Rengga AP Pelukis Senior Tarmuzie Pelukis Unik di Ponorogo Pemancingan Betri Pendhapa Art Space Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pito Agustin Rudiana Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Gus Dur Probolinggo Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prof Dr Soediro Satoto Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pusat Grosir Kaos Polos Ponorogo Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putri Asyuro' Rizqiyyah Putu Fajar Arcana R.Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Rasanrasan Boengaketji Ratna Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak angkatan 1991-1992 Reyog dalam Lukisan Kaca Ribut Wijoto Ridha Arham Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Ris Pasha Rizka Halida Robin Al Kautsar Rodli TL Romi Zarman Rosi Rosidi Tanabata Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Prasetyo Utomo S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahlan Bahuy Sajak Sakinah Annisa Mariz Samsudin Adlawi Samsul Bahri Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Shor Zhambou Santi Maulidah Sapardi Djoko Damono Sapto HP Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastri Bakry Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Self Portrait Senarai Pemikiran Sutejo Seni Ambeng Ponorogo Seniman Tanah Merah Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Budhi Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindhunata Situbondo Siwi Dwi Saputro SMP Negeri 1 Madiun Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Fitri Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Spirit of body 1 Spirit of body 2 Spirit of body 3 Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Stefanus P. Elu STKIP PGRI Ponorogo Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugeng Ariyadi Suharwedy Sujarwoko Sujiwo Tedjo Sukitman Sumani Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Switzy Sabandar Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tangguh Pitoyo Taufik Ikram Jamil Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater nDrinDinG Teaterikal Teguh Winarsho AS Telaga Ngebel di Kabupaten Ponorogo 1910 Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tiyasa Jati Pramono Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari To Take Delight Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Andhi Suprihartono Tri Harun Syafii Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S UKM Teater Yakuza '54 Universitas Indonesia Universitas Jember Untung Wahyudi Usman Arrumy Usman Awang Ustadz Chris Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Warih Wisatsana Warung Boengaketjil Wawan Pinhole Wawancara Widhyanto Muttaqien Widya Oktaviani Wisnu Hp Wita Lestari Wuri Kartiasih Yeni Pitasari Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosep Arizal L Yoseph Yoneta Motong Wuwur YS Rat Yuditeha Yuli Yulia Sapthiani Yusri Fajar Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Z. Afif Z. Mustopa Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zaki Zubaidi Zehan Zareez Zulfian Ebnu Groho Zulfikar Fu’ad Zulkarnain Siregar