Senin, 08 Oktober 2012

Catatan Pembacaan Puisi dan Diskusi di Kafe Sastra Jakarta

Khudori Husnan *
http://jakartaesque.blogspot.com

Setelah suskes dengan  pembacaan puisi oleh 3 Penyair miring: Mohammad Faizi (Penulis Buku Puisi Permaisuri Malamku asal Sumenep), Malkan Junaidi (Penulis Buku Puisi Lidah Bulan asal Blitar), Sahlul Fuad (Penulis Buku Puisi Dusta asal Gresik)  pada 22/10/2011 silam Kafe Sastra Jakarta tadi malam (16 Desember 2011)  sukses menggelar hajatan "Penyair NUhammadiyah Beraksi."

Dua penyair yang tampil membacakan puisi-puisinya ialah  Kyai Matdon dari Bandung dan David Krisna Alka dari Jakarta. Pada malam itu David Krisna Alka tampil pertama membacakan puisi-puisinya (sayangnya, ia tak meninggalkan puisi-puisi yang dibacakannya sehingga sulit dideteksi, melalui Skala Ritchter, seberapa besar daya guncang puisi-puisinya) disusul kemudian Kyai Matdon.

Selepas pembacaan puisi dilanjutkan dengan tanya jawab antara Binhad Nurrohmat dengan Matdon dan David, kemudian  pemaparan komentar oleh Khudori Husnan dan Alex Komang diakhiri dengan tanya jawab antara pengunjung Kafe Sastra Jakarta dengan semua nara sumber. Acara ditutup oleh penyair Zabidi Zay Lawanglangit dan dipotrat-potret sedemikian rupa oleh penyair sayang anak Sahlul Fuad.

Topik-topik menarik yang mengemuka dari sesi diskusi di antaranya ialah (b) beda antara NU dan Muhammadiyah dalam mengapresiasi kesenian khususnya puisi; (c) peran  kata dalam puisi. Sebelum masuk pada uraian tentang butir-butir tersebut berikut ini (a) impresi yang tertangkap dari pijar puisi-puisi Kyai Matdon.

Siasat LUBE(A)R

 Kyai Matdon adalah jenis penyair Langsung, Umum, Bebas, dan (anti) Rahasia. Langsung dalam artian dalam laku kepenyairannya ia tak dan tak mau dituntun oleh aneka kaidah puitik rumit dan serius sebaliknya ia lebih menekankan pada aspek spontanitas. Spontanitas  bukanlah disaat  seorang penyair mengalami pergesekan dengan realitas sosial maka saat itu pula puisi tercipta tapi sebaliknya spontanitas ala Kyai Matdon lebih pada keterarahan langsung kata-kata memotret realitas sosial yang dihadapinya seakurat mungkin tanpa memerhatikan secara serius susunan larik-larik, rima, dan seterusnya. Proses kreatif seperti ini mengandaikan adanya kebebasan diri dari seorang penyair dan tentunya kecepatan.

Umum dan tidak rahasia maksudnya puisi-puisi Kyai Matdon berkehendak menjadi juru bicara bagi sebagian besar orang yang geram ketika di depan mata dan kepalanya sendiri praktik-praktik sosial tak berkeadilan sangat semarak, situasi sosial ditandai oleh anomie, merosotnya nilai-nilai sosial yang diakui sebagai kebaikan bersama. Puisi-puisi Matdon bukan puisi sarat teki-teki (meski demikian lewat suatu perangkat analisa spesifik puisi-puisi Matdon dapat pula dipahami sebagai kode-kode yang bisa saja menyembunyikan sesuatu) sehingga setiap orang dapat dengan mudah memahami dan memaknai apa yang dituliskan Matdon.

Dengan style seperti telah disebutkan di atas (langsung, umum, bebas, dan anti rahasia) Matdon memantapkan posisi kepenyairannya sejajar dengan penyair-penyair terkemuka yang puisi-puisinya mencerminkan seruan protes keras dan pembebasan sebagaimana dasarnya sudah disediakan Rendra //inilah sajaku pamplet masa darurat/apakah artinya kesenian bila terpisah dari derita lingkungan/apakah artinya berpikir bila terpisah dari masalah kehidupan// (Puisi Sajak Sebatang Lisong). Kyai Matdon, bersama-sama dengan Binhad Nurrohmat, adalah benteng terakhir puisi-puisi, menyitir sebaris puisi Wiji Thukul, yang melawan kebisuan (Puisi Sajak).

Kekhasan Kyai Matdon, dan ini menjadi kekuatan puisi-puisinya, ialah ia dengan sadar menyuntikan kejenakaan dalam puisi-puisinya. Tentu pada beberapa puisi-puisi Thukul dan Rendra unsur kejenakaan juga sempat mengemuka tapi umumnya diucapkan secara sinikal, banyolan-banyolan gelap, tapi pada Matdon kejenakaan sebagai sesuatu yang murni bersifat jenaka. Matdon sedang mengupayakan jenis puisi perlawanan yang melibatkan kejenakaan; suatu pengungkapan yang mirip dengan yang pernah disuarakan tokoh-tokoh terkemuka dari tatar Sunda seperti Kang Ibing, Doel Sumbang, serta Harry Roesli.

Beberapa puisi Matdon yang mencerminkan wawasan-wawasan di muka seperti

apa kabar yanti?
lama tak jumpa
lama sekali aku tidak berkeliaran
di hatimu yang sunyi itu
“ini siapa?, aku yanto bukan yanti”
oh maaf, salah kirim sms.
(Puisi Salah dalam Kepada Penyair Anjing, Ultimus, 2008)

Aku pernah jijik dengan diriku sendiri
Karena membiarkan penguasa dan penjilat
Menghancurkan kota ini
Kini aku tak jijik lagi
Tapi muak
(Puisi Pamflet Muak, Ibid)

berkali-kali kau bunuh diri
jiwamu mati
berkali-kali kau hidup selalu ingin mati;
yang selalu kembali hanya semangat mati
(Puisi Reinkarnasi, Ibid)

Name tuhan lu bacotin di bibir lu
dan lu sembunyi di balik kate ilahiah
biar keliatan seperti agym
ampe muntah lu terkurung perda
lu napsuin gue sih!!
(Puisi Lu Napsuin Gue!! Ibid)

Nuhammadiyah dan puisi

Topik  yang sempat mencuat dari diskusi dalam penyelenggaraan pembacaan puisi kali ini ialah tentang perbedaan antara NU (Nahdlatul Ulama) dan Muhammadiyah dalam menyikapi kesenian khususnya puisi. Topik ini mengemuka karena adanya pendapat yang menyebutkan bahwa berbeda dengan NU yang banyak melahirkan penyair-penyair yang telah mendapatkan tempat di hati masyarakat, Muhammadiyah relatif tak menelurkan banyak penyair. Kemungkinan dari adanya  persoalan itu (kalo hal ini mau disebut problema)  ialah;

(i)   tradisi ziarah kubur yang tumbuh subur dan mendapatkan legitimasi dari kalangan pemuka NU berkontribusi menjadi pemicu dan pemacu terpeliharanya daya imajinasi di kalangan nahdliyin. Dalam praktik ziarah kubur imajinasi dipahami mampu memperantarai ruang antara seseorang yang masih hidup dengan yang sudah berada di alam baka. Imajinasi melintasi batas waktu kemarin, hari  ini, dan yang akan datang. Imajinasi termasuk penopang utama kreatifitas;
(ii)  terdapat keberanian yang dimiliki nahdliyin untuk menafsirkan secara bebas, kritis alias tak gentar dicap kafir, dan berkesinambungan atas risalah-risalah keagamaan; tema yang dapat disebut sebagai tradisi eksegesis.  

Kata, puisi, dan moving-image.

Deklamasi atau praktik pembacaan puisi di hadapan khalayak ramai selalu berwatak ganda; di stu pihak ia dapat menampilkan sebuah puisi menjadi sangat sempurna dalam artian apa yang tertulis dan apa yang dideklamasikan dapat menopang keutuhan sebuah puisi. Pesan yang mau disampaikan sebaris puisi dapat diutarakan. Tapi di lain pihak pendeklamasian seringkali juga tak dapat menampung dan menyuarakan pesan-pesan yang mau disampaikan sebuah puisi. Elemen penting dari persoalan ini terletak pada peran kata pada puisi.

Kata adalah unsur paling fundamental dalam puisi. Secara formal dapat disebutkan kemahiran memilah dan memilih kata  secara cermat dan akurat menentukan “perwajahan” sebuah puisi. Rupa puisi, keelokan atau ketakelokannya sangat bergantung pada kecermatan memilah dan memilih kata. Kecermatan memutuskan memilih kata tertentu dan tak memilih kata tertentu lainnya sendiri, sangat bergantung pada seberapa dalam dan intens seorang penyair bergulat dengan suasana batinnya. Jadi, kata-kata dalam sebuah puisi merupakan perluasan situasi batin si penyair.

Kecermatan memilih dan memilah kata secara tidak langsung dapat berdampak pada lahirnya aneka kesan dan pencitraan dari pembaca terhadap kata-kata yang mengemuka. Aneka kesan dan pencitraan ini pangkal bagi lahirnya rupa-rupa tafsir dari pembaca terhadap sebuah puisi. Kesan dan pencitraan juga muncul dalam teater melalui gesture dan blocking sementara pada film muncul melalui apa yang disebut sebagai moving-image, citra-citra yang digerakkan sedemikian rupa melalui perangkat teknis sinematografis sehingga melahirkan rangkaian cerita dalam film.

*) Khudori Husnan, pembaca, penulis, penerjemah. Alumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan STF Driyarkara Jakarta. Beberapa tulisan pernah dimuat di koran Kompas, Pikiran Rakyat, Lampung Post, Jurnal Problem Filsafat, Jurnal Perburuhan Sedane, dll. Jakartaesque adalah blog yang memuat dan menayangkan serba-serbi seputar kota yang diamati dari pencitraannya dalam sejarah pemikiran, kesusasteraan, fotografi, musik, media sosial, sinematografi, lain sebagainya.Semoga ada manfaat yang bisa dikutip dari blog ini.e-mail jakartaesque@gmail.com

Dijumput dari:  http://jakartaesque.blogspot.com/2011/12/catatan-pembacaan-puisi-dan-diskusi-di.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Mustofa Bisri A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Jabbar Hubbi A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Syauqi Sumbawi A. Zakky Zulhazmi A.C. Andre Tanama A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S Laksana A.S. Laksana Abdul Hadi WM Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acrylic on Canvas Addi Mawahibun Idhom Ade P. Marboen Adib Baroya Adib Muttaqin Asfar Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agunghima Agus Aris Munandar Agus Buchori Agus Prasmono Agus Priyatno Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton AH J Khuzaini Ahmad Damanik Ahmad Farid Yahya Ahmad Wiyono Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fitriyah Ajip Rosidi Akhmad Marsudin Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al Mahfud Alex R Nainggolan Ali Nasir Ali Soekardi Alunk Estohank Amanche Franck Oe Ninu Aming Aminoedhin Anakku Inspirasiku Anang Zakaria Andhi Setyo Wibowo AndongBuku #3 Andri Awan Andry Deblenk Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Puisi Kalijaring Antologi Sastra Lamongan Anton Kurnia Anugerah Ronggowarsito Anwar Syueb Tandjung Aprillia Ika Aprillia Ramadhina APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif 'Minke' Setiawan Arim Kamandaka Aris Setiawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Aryo Wisanggeni G Asap Studio Asarpin Asrizal Nur Awalludin GD Mualif Ayu Sulistyowati Aziz Abdul Gofar Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Banyuwangi Bara Pattyradja Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Indo Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Lukisan Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Bidan Romana Tari Binhad Nurrohmat Biografi Bisnis Bondowoso Bre Redana Brunel University London Budi P. Hatees Budi Palopo Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerpen Chicilia Risca Coronavirus Cover Buku COVID-19 Cucuk Espe D. Kemalawati Dadang Ari Murtono Dadang Sunendar Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Dedi Gunawan Hutajulu Den Rasyidi Deni Jazuli Denny Mizhar Depan Mts Putra-Putri Simo Sungelebak Desa Glogok Karanggeneng Dessy Wahyuni Dewi Yuliati Dhanu Priyo Prabowo Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Dien Makmur Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Doddy Hidayatullah Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwijo Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Efendi Ari Wibowo Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hendri Saiful Eko Israhayu Emha Ainun Nadjib Endang Kusumastuti Eni S Eppril Wulaningtyas R Erdogan Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faiz Manshur Faizal Af Fajar Setiawan Roekminto Farah Noersativa Fathoni Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Fikram Farazdaq Forum Santri Nasional (FSN) FPM (Forum Penulis Muda) Ponorogo Galeri Lukisan Z Musthofa Galuh Tulus Utama Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Golan-Mirah Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Bahaudin H.B. Jassin Halim HD Hamzah Sahal Handoyo El Jeffry Happy Susanto Hardi Hamzah Haris Firdaus Haris Saputra Harun Syafii bin Syam Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Hendra Sugiantoro Hengky Ola Sura Heri Kris Heri Ruslan Herry Mardianto Heru Maryono Hilmi Abedillah Himpunan Mahasiswa Penulis (STKIP PGRI Ponorogo) Holy Adib htanzil Hudan Nur Husin I Nyoman Suaka IAIN Ponorogo Ibnu Wahyudi Idayati Idi Subandy Ibrahim Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Yusardi Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Indigo Art Space Indra Intisa Indra Tjahyadi Indri Widiyanti Inti Rohmatun Ni'mah Inung Setyami Irfan El Mardanuzie Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Isnatin Ulfah Isti Rohayanti Istiqomatul Hayati Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Jakob Sumardjo Janual Aidi Jawapos Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jember Jember Gemar Membaca JIERO CAFE Jihan Fauziah Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Syahputra Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin K.H. Ma’ruf Amin Kabar Pelukis Kalimat Tubuh Kang Daniel Kartika Foundation Karya Lukisan: Z Musthofa Kasnadi Kedai Kopi Sastra Kemah Budaya Panturan (KBP) KH. M. Najib Muhammad KH. Marzuki Mustamar Khadijah Khaerul Anwar Khairul Mufid Jr Khansa Arifah Adila Khawas Auskarni Khudori Husnan Khulda Rahmatia Ki Ompong Sudarsono Kim Ngan Kitab Arbain Nawawi Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sablon Ponorogo Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Korban Gempa Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kue Kacang Kue Kelapa Pandan Kue Lebaran Edisi 2013 Kue Nastar Keju Kue Nastar Keranjang Kue Pastel Kue Putri Salju Kue Semprit Kurnia Sari Aziza Kuswaidi Syafi'ie L Ridwan Muljosudarmo Lagu Laksmi Shitaresmi Lamongan Jawa Timur Landscape Hutan Bojonegoro Landscape Rumah Blora Lathifa Akmaliyah Legenda lensasastra.id Lie Charlie Linda Christanty Linus Suryadi AG Literasi Lombok Utara Lucia Idayani Ludruk Karya Budaya Lukas Adi Prasetyo Lukisan Andry Deblenk Lukisan Karya: Rengga AP Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari Lukisan Sugeng Ariyadi Lukman Santoso Az Lumajang Lusiana Indriasari Lutfi Rakhmawati M Khoirul Anwar KH M Nafiul Haris M. Afif Hasbullah M. Afifuddin M. Fauzi Sukri M. Harir Muzakki M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lutfi M. Mustafied M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Mahamuda Mahendra Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Maimun Zubair Makalah Tinjauan Ilmiah Makyun Subuki Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Mario F. Lawi Martin Aleida Mashdar Zainal Mashuri Masuki M. Astro Masyhudi Mathori A Elwa Matroni El-Moezany Maulana Syamsuri Media Ponorogo Media: Crayon on Paper Media: Pastel on Paper Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Miftakhul F.S Mihar Harahap Mila Setyani Misbahus Surur Mix Media on Canvas Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Ali Athwa Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Antakusuma Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Subarkah Muhammad Wahidul Mashuri Muhammad Yasir MUI Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukani Mukhsin Amar Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Muslim Abdurrahman Naskah Teater Neva Tuhella Nezar Patria Nidhom Fauzi Niduparas Erlang Ninuk Mardiana Pambudy Nirwan Ahmad Arsuka Noor H. Dee Novel Pekik Novel-novel bahasa Jawa Nur Ahmad Salman H Nur Hidayati Nur Wachid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyiayu Hesty Susanti Obrolan Oil on Canvas Olimpiade Sastra Indonesia 2013 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Paguyuban Seni Teater Ponorogo Pameran Lukisan MADIUN OBAH Pameran Seni Lukis Pameran Seni Rupa Parimono V / 40 Plandi Jombang Paring Waluyo Utomo Pasuruan PDS H.B. Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Ponorogo Z Musthofa Pelukis Rengga AP Pelukis Senior Tarmuzie Pelukis Unik di Ponorogo Pemancingan Betri Pendhapa Art Space Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pito Agustin Rudiana Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Gus Dur Probolinggo Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prof Dr Soediro Satoto Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pusat Grosir Kaos Polos Ponorogo Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putri Asyuro' Rizqiyyah Putu Fajar Arcana R.Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Rasanrasan Boengaketji Ratna Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak angkatan 1991-1992 Reyog dalam Lukisan Kaca Ribut Wijoto Ridha Arham Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Ris Pasha Rizka Halida Robin Al Kautsar Rodli TL Romi Zarman Rosi Rosidi Tanabata Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Prasetyo Utomo S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahlan Bahuy Sajak Sakinah Annisa Mariz Samsudin Adlawi Samsul Bahri Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Shor Zhambou Santi Maulidah Sapardi Djoko Damono Sapto HP Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastri Bakry Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Self Portrait Senarai Pemikiran Sutejo Seni Ambeng Ponorogo Seniman Tanah Merah Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Budhi Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindhunata Situbondo Siwi Dwi Saputro SMP Negeri 1 Madiun Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Fitri Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Spirit of body 1 Spirit of body 2 Spirit of body 3 Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Stefanus P. Elu STKIP PGRI Ponorogo Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugeng Ariyadi Suharwedy Sujarwoko Sujiwo Tedjo Sukitman Sumani Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Switzy Sabandar Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tangguh Pitoyo Taufik Ikram Jamil Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater nDrinDinG Teaterikal Teguh Winarsho AS Telaga Ngebel di Kabupaten Ponorogo 1910 Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tiyasa Jati Pramono Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari To Take Delight Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Andhi Suprihartono Tri Harun Syafii Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S UKM Teater Yakuza '54 Universitas Indonesia Universitas Jember Untung Wahyudi Usman Arrumy Usman Awang Ustadz Chris Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Warih Wisatsana Warung Boengaketjil Wawan Pinhole Wawancara Widhyanto Muttaqien Widya Oktaviani Wisnu Hp Wita Lestari Wuri Kartiasih Yeni Pitasari Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosep Arizal L Yoseph Yoneta Motong Wuwur YS Rat Yuditeha Yuli Yulia Sapthiani Yusri Fajar Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Z. Afif Z. Mustopa Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zaki Zubaidi Zehan Zareez Zulfian Ebnu Groho Zulfikar Fu’ad Zulkarnain Siregar