Minggu, 30 September 2012

Lagu Puisi, Kesetiaan Untung Basuki

Lukas Adi Prasetyo
Kompas,7 Mei 2008

RUANG tamunya agak sempit. Tiga gitar bolong tergeletak, beberapa lukisan berbingkai kayu berikut perlengkapannya, hingga kasur di atas ubin memenuhi ruangan itu. Untung Basuki, si empunya rumah, menyambut kami dengan senyum lebar.

Monggo, silakan duduk,” ucapnya. Dua busa kursi tipis lalu ditariknya mendekat ke meja kayu lesehan. Belum lima menit obrolan mengalir, tangannya sudah menyambar gitar.

Dia ingin dan antusias bermain gitar sambil bernyanyi. Sembari duduk di kursi kecil, ia melantunkan ”Bunga-bunga”, salah satu lagunya pada era 1970-an, Ia bernyanyi dengan penuh semangat. Terkadang dia pejamkan mata, menengadah ke atas, menghayati lirik lagunya.

Bunga-bunga bergayutan, angin-angin di puncak pohon, nafasku membuka lembaran namamu, Ratri…. Bunga-bunga bernyanyi riang, bergoyang-goyang pohon cemara bergeleng kepala. Aku berdansa di taman, tanganmu adalah buku yang terselip di pinggang.

Iramanya country dengan lirik puitis. Suaranya serak, namun bertenaga. Jari-jemarinya masih cekatan berpindah chord, dan petikan senarnya jelas dan kencang terdengar, pertanda sering berlatih. Tak lebih empat menit, tembang itu selesai.

Untung lantas tertawa. Katanya, itu lagu yang dia ciptakan untuk menggambarkan suara hati saat kasmaran. Obrolan pun mengalir diselingi dengan nyanyian yang dia lantunkan. Beberapa lagu ciptaannya pun meluncur, seperti Lepas-lepas, Maju Perang, serta Langkahku Menuju Ke Mana.

Puluhan tahun bergelut dengan teater, puisi, dan musik, namun penampilan Untung bisa dikatakan bersahaja. Ia tetap merasa nyaman tinggal di Kampung Ngadisuryan, 100 meter sebelah barat Alun-alun Selatan Yogyakarta, serta senang mengenakan kaus tipis dan celana pendek.

Puisi sebagai lirik

Sebagai seniman, nama Untung Basuki sekarang mungkin tak lagi dikenal banyak orang. Mereka yang pernah melihatnya bernyanyi pun hanya sebagian yang tahu bahwa sosok ini sebenarnya berbasis seni rupa. Sebelum bermusik, dia akrab dengan dunia melukis dan teater.

Ia malang melintang di teater sejak tahun 1970-an. Dia tergabung di Bengkel Teater pimpinan WS Rendra dan aktif pentas sampai era 1980-an. Kala itu Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia sering dia singgahi. Ia berteater sampai Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan.

”Kami malah jarang tampil di Yogyakarta,” ucapnya.

Sampai sekarang aktivitas berteater masih dia jalani. Bedanya, kini dia menjadi guru teater di SMA Santo Mikael, Mlati, Sleman, dengan gaji ”sekadarnya”. Kadang kala dia masih diundang sebagai pembicara dalam workshop bertema kesenian.

Melukis dan berteater memang bukan hal baru bagi Untung, tetapi justru kemampuan bermusiknya yang unik. Di Yogyakarta, dialah satu-satunya seniman yang menulis puisi, lalu menjadikannya sebagai lirik lagu.

Bila diundang pentas, Untung membawa serta Sabu, kelompok musiknya yang bernapaskan country. ”Sabu itu bagian dari Sanggar Bambu, sebuah komunitas seni rupa (di Yogyakarta),” katanya.

Begitu banyak puisi yang kemudian menjadi lirik lagu telah dia ciptakan sejak tahun 1972. ”Saya tak ingat lagi,” katanya tentang jumlah puisi lagu ciptaannya.

”Saya lebih banyak membuat puisinya dulu, baru menggarap melodinya, genjrang-genjreng. Tetapi, kadang memang bisa juga sebaliknya,” cerita Untung tentang proses penciptaan lagunya.

Enak di kuping

Tahun 2004 Untung merekam album bertajuk Lagu Puisi Tanah. Album itu diproduksi Blass Record, Yogyakarta. Inilah album rekaman pertamanya meski dia sudah membuat lagu dari puisi itu sejak bergabung di Bengkel Teater. Di sinilah dia bersentuhan dengan puisi, yang lantas membuatnya ingin menjadikan puisi itu dalam bentuk berbeda. Apa yang dilakukannya saat itu terhitung hal baru.

”Saya berusaha agar lagu itu punya bobot puitis, demikian pula sebaliknya. Makanya saya sebut lagu puisi. Pengertiannya, saya menggali melodi dari puisi itu dan menggaulinya sedemikian rupa,” tutur Untung yang konsisten dengan warna musiknya, dengan risiko tak ada perusahaan yang tertarik merekam lagunya.

Bagaimanapun, dia mengaku tetap berusaha membuat musiknya enak didengar kuping banyak orang. ”Tetapi, saya tetap tak akan memotong atau menambah kalimat puisinya agar cocok dengan musik. Musiknyalah yang mengikuti kemauan puisi,” tegas pria yang naik panggung setidaknya dua kali sebulan ini.

Lagu puisi itu berbeda dengan musikalisasi puisi. Musikalisasi puisi bersifat temporer, melayani program dan kegiatan. ”Lagu puisi itu lebih tahan lama. Kalau musikalisasi puisi bisa dilupakan pemainnya, lagu puisi tidak.”

”Kalau orang mendengar lagu puisi, ada sesuatu yang lain. Melodi lagu puisi itu sendiri sudah memberikan rasa. Bagi sebagian orang, perlu mendengar beberapa kali dulu, sebelum tahu maksud lagu itu,” tambahnya.

Album Lagu Puisi Tanah hanya direkam 1.000 kopi. Tetapi, lewat album itu, makin banyak orang yang datang kepadanya ”Mereka membuat puisi, lalu kami berdiskusi tentang membuatnya menjadi lagu puisi. Saya senang, setidaknya dengan cara ini makin banyak orang cinta puisi.”

Kenangan Istimewa

Tahun lalu, Untung Basuki diundang seorang seniman perempuan untuk mengisi acara pernikahan di Klaten, Jawa Tengah. ”Itu sejarah penting bagi saya,” katanya.

Kata ”penting” tak menyoal urusan unjuk suara di acara resepsi, namun tentang si pelukis perempuan yang nekat mengganti tanggal pernikahan agar Untung bisa datang. Tanggal pernikahan yang semula 10 Maret 2007 mundur seminggu, undangan pun ditarik.

”Waktu itu saya bersama kelompok Sabu mengisi acara festival pelajar. Kami dikontrak sebulan, dan 10 Maret itu hari terakhir,” ujarnya.

Keputusan mereka mengundurkan waktu resepsi membuat Untung kaget. Ia memohon agar tanggal resepsi jangan mundur, tetapi upayanya gagal.

Peristiwa itu membuat Untung merasa dihargai dan diakui eksistensinya. Sebagai rasa terima kasih, ia menciptakan dan membawakan lagu khusus untuk sang mempelai.

Untung sempat kuliah di Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia (STSRI-sekarang Institut Seni Indonesia/ISI) Yogyakarta. Kuliahnya tak selesai sebab dia malah rajin ikut demonstrasi memprotes adanya dosen otoriter.

”Imbas dari ikut demo, saya diskors dan tidak pernah dipanggil lagi untuk kuliah, sampai sekarang,” kata Untung yang sempat kuliah selama sekitar tiga tahun.

Biodata

Nama: Aloysius Untung Basuki
Lahir: Yogyakarta, 12 Maret 1949
Pendidikan:
- SD Netral Dagen, Yogyakarta
- SMPN 2 Yogyakarta,
- Sekolah Seni Rupa Indonesia, Yogyakarta (sekarang SMKN 3 Kasihan, Bantul)
- Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia (STSRI), Jurusan Seni Lukis, tidak tamat

Istri: Melania Sri Sukapti (53)

Anak:
- Yeremias Abiyoso (22)
- Bernadeta Yasmin Ratri Bumi (17)

Dijumput dari: http://cabiklunik.blogspot.com/2008/05/sosok-lagu-puisi-kesetiaan-untung.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Mustofa Bisri A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Jabbar Hubbi A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Syauqi Sumbawi A. Zakky Zulhazmi A.C. Andre Tanama A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S Laksana A.S. Laksana Abdul Hadi WM Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acrylic on Canvas Addi Mawahibun Idhom Ade P. Marboen Adib Baroya Adib Muttaqin Asfar Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agunghima Agus Aris Munandar Agus Buchori Agus Prasmono Agus Priyatno Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton AH J Khuzaini Ahmad Damanik Ahmad Farid Yahya Ahmad Wiyono Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fitriyah Ajip Rosidi Akhmad Marsudin Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al Mahfud Alex R Nainggolan Ali Nasir Ali Soekardi Alunk Estohank Amanche Franck Oe Ninu Aming Aminoedhin Anakku Inspirasiku Anang Zakaria Andhi Setyo Wibowo AndongBuku #3 Andri Awan Andry Deblenk Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Puisi Kalijaring Antologi Sastra Lamongan Anton Kurnia Anugerah Ronggowarsito Anwar Syueb Tandjung Aprillia Ika Aprillia Ramadhina APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif 'Minke' Setiawan Arim Kamandaka Aris Setiawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Aryo Wisanggeni G Asap Studio Asarpin Asrizal Nur Awalludin GD Mualif Ayu Sulistyowati Aziz Abdul Gofar Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Banyuwangi Bara Pattyradja Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Indo Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Lukisan Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Bidan Romana Tari Binhad Nurrohmat Biografi Bisnis Bondowoso Bre Redana Brunel University London Budi P. Hatees Budi Palopo Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerpen Chicilia Risca Coronavirus Cover Buku COVID-19 Cucuk Espe D. Kemalawati Dadang Ari Murtono Dadang Sunendar Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Dedi Gunawan Hutajulu Den Rasyidi Deni Jazuli Denny Mizhar Depan Mts Putra-Putri Simo Sungelebak Desa Glogok Karanggeneng Dessy Wahyuni Dewi Yuliati Dhanu Priyo Prabowo Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Dien Makmur Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Doddy Hidayatullah Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwijo Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Efendi Ari Wibowo Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hendri Saiful Eko Israhayu Emha Ainun Nadjib Endang Kusumastuti Eni S Eppril Wulaningtyas R Erdogan Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faiz Manshur Faizal Af Fajar Setiawan Roekminto Farah Noersativa Fathoni Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Fikram Farazdaq Forum Santri Nasional (FSN) FPM (Forum Penulis Muda) Ponorogo Galeri Lukisan Z Musthofa Galuh Tulus Utama Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Golan-Mirah Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Bahaudin H.B. Jassin Halim HD Hamzah Sahal Handoyo El Jeffry Happy Susanto Hardi Hamzah Haris Firdaus Haris Saputra Harun Syafii bin Syam Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Hendra Sugiantoro Hengky Ola Sura Heri Kris Heri Ruslan Herry Mardianto Heru Maryono Hilmi Abedillah Himpunan Mahasiswa Penulis (STKIP PGRI Ponorogo) Holy Adib htanzil Hudan Nur Husin I Nyoman Suaka IAIN Ponorogo Ibnu Wahyudi Idayati Idi Subandy Ibrahim Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Yusardi Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Indigo Art Space Indra Intisa Indra Tjahyadi Indri Widiyanti Inti Rohmatun Ni'mah Inung Setyami Irfan El Mardanuzie Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Isnatin Ulfah Isti Rohayanti Istiqomatul Hayati Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Jakob Sumardjo Janual Aidi Jawapos Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jember Jember Gemar Membaca JIERO CAFE Jihan Fauziah Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Syahputra Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin K.H. Ma’ruf Amin Kabar Pelukis Kalimat Tubuh Kang Daniel Kartika Foundation Karya Lukisan: Z Musthofa Kasnadi Kedai Kopi Sastra Kemah Budaya Panturan (KBP) KH. M. Najib Muhammad KH. Marzuki Mustamar Khadijah Khaerul Anwar Khairul Mufid Jr Khansa Arifah Adila Khawas Auskarni Khudori Husnan Khulda Rahmatia Ki Ompong Sudarsono Kim Ngan Kitab Arbain Nawawi Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sablon Ponorogo Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Korban Gempa Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kue Kacang Kue Kelapa Pandan Kue Lebaran Edisi 2013 Kue Nastar Keju Kue Nastar Keranjang Kue Pastel Kue Putri Salju Kue Semprit Kurnia Sari Aziza Kuswaidi Syafi'ie L Ridwan Muljosudarmo Lagu Laksmi Shitaresmi Lamongan Jawa Timur Landscape Hutan Bojonegoro Landscape Rumah Blora Lathifa Akmaliyah Legenda lensasastra.id Lie Charlie Linda Christanty Linus Suryadi AG Literasi Lombok Utara Lucia Idayani Ludruk Karya Budaya Lukas Adi Prasetyo Lukisan Andry Deblenk Lukisan Karya: Rengga AP Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari Lukisan Sugeng Ariyadi Lukman Santoso Az Lumajang Lusiana Indriasari Lutfi Rakhmawati M Khoirul Anwar KH M Nafiul Haris M. Afif Hasbullah M. Afifuddin M. Fauzi Sukri M. Harir Muzakki M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lutfi M. Mustafied M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Mahamuda Mahendra Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Maimun Zubair Makalah Tinjauan Ilmiah Makyun Subuki Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Mario F. Lawi Martin Aleida Mashdar Zainal Mashuri Masuki M. Astro Masyhudi Mathori A Elwa Matroni El-Moezany Maulana Syamsuri Media Ponorogo Media: Crayon on Paper Media: Pastel on Paper Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Miftakhul F.S Mihar Harahap Mila Setyani Misbahus Surur Mix Media on Canvas Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Ali Athwa Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Antakusuma Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Subarkah Muhammad Wahidul Mashuri Muhammad Yasir MUI Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukani Mukhsin Amar Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Muslim Abdurrahman Naskah Teater Neva Tuhella Nezar Patria Nidhom Fauzi Niduparas Erlang Ninuk Mardiana Pambudy Nirwan Ahmad Arsuka Noor H. Dee Novel Pekik Novel-novel bahasa Jawa Nur Ahmad Salman H Nur Hidayati Nur Wachid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyiayu Hesty Susanti Obrolan Oil on Canvas Olimpiade Sastra Indonesia 2013 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Paguyuban Seni Teater Ponorogo Pameran Lukisan MADIUN OBAH Pameran Seni Lukis Pameran Seni Rupa Parimono V / 40 Plandi Jombang Paring Waluyo Utomo Pasuruan PDS H.B. Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Ponorogo Z Musthofa Pelukis Rengga AP Pelukis Senior Tarmuzie Pelukis Unik di Ponorogo Pemancingan Betri Pendhapa Art Space Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pito Agustin Rudiana Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Gus Dur Probolinggo Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prof Dr Soediro Satoto Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pusat Grosir Kaos Polos Ponorogo Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putri Asyuro' Rizqiyyah Putu Fajar Arcana R.Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Rasanrasan Boengaketji Ratna Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak angkatan 1991-1992 Reyog dalam Lukisan Kaca Ribut Wijoto Ridha Arham Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Ris Pasha Rizka Halida Robin Al Kautsar Rodli TL Romi Zarman Rosi Rosidi Tanabata Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Prasetyo Utomo S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahlan Bahuy Sajak Sakinah Annisa Mariz Samsudin Adlawi Samsul Bahri Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Shor Zhambou Santi Maulidah Sapardi Djoko Damono Sapto HP Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastri Bakry Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Self Portrait Senarai Pemikiran Sutejo Seni Ambeng Ponorogo Seniman Tanah Merah Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Budhi Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindhunata Situbondo Siwi Dwi Saputro SMP Negeri 1 Madiun Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Fitri Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Spirit of body 1 Spirit of body 2 Spirit of body 3 Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Stefanus P. Elu STKIP PGRI Ponorogo Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugeng Ariyadi Suharwedy Sujarwoko Sujiwo Tedjo Sukitman Sumani Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Switzy Sabandar Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tangguh Pitoyo Taufik Ikram Jamil Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater nDrinDinG Teaterikal Teguh Winarsho AS Telaga Ngebel di Kabupaten Ponorogo 1910 Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tiyasa Jati Pramono Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari To Take Delight Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Andhi Suprihartono Tri Harun Syafii Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S UKM Teater Yakuza '54 Universitas Indonesia Universitas Jember Untung Wahyudi Usman Arrumy Usman Awang Ustadz Chris Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Warih Wisatsana Warung Boengaketjil Wawan Pinhole Wawancara Widhyanto Muttaqien Widya Oktaviani Wisnu Hp Wita Lestari Wuri Kartiasih Yeni Pitasari Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosep Arizal L Yoseph Yoneta Motong Wuwur YS Rat Yuditeha Yuli Yulia Sapthiani Yusri Fajar Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Z. Afif Z. Mustopa Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zaki Zubaidi Zehan Zareez Zulfian Ebnu Groho Zulfikar Fu’ad Zulkarnain Siregar