K.H. Ma’ruf Amin Panen Jagung di
Desa Kedali, Pucuk, Lamongan
duta.co
Inilah terobosan Pemerintah
Kabupaten Lamongan dalam mendongkrak produktivitas jagung yang dinilai layak untuk
diangkat secara nasional. Demikian yang disampaikan Ketua Majelis Ulama
Indonesia (MUI) K.H. Ma’ruf Amin, saat panen raya jagung di Desa Kedali,
Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, pada hari Jum’at 29 September 2017.
K.H. Ma’ruf Amin mengatakan bahwa terobosan
Kabupaten Lamongan dalam upaya mendongkrak produktivitas jagung adalah patut
dikembangkan lebih luas. “Prestasi (jagung) di Lamongan ini agar dijadikan
contoh untuk seluruh kabupaten di Indonesia. Karena itu saya harapkan Lamongan
bisa memberikan pengaruh bagi perkembangan pertanian jagung di seluruh
Indonesia. Seluruh Indonesia di Lamongankan, kira-kira begitu,” katanya.
Lebih jauh disampaikan Kyai Ma’ruf
Amin, “Kini MUI sudah mengikat kerjasama dengan Medco untuk memberdayakan umat
melalui berbagai program. Ini sebagai bagian dari arus baru ekonomi Indonesia
yang digagas Majelis Ulama Indonesia,” katanya. “Medco, sudah memberikan
komitmen untuk membantu perkembangan dalam pemberdayaan ekonomi umat. Karena di
saat ini sedang berkembang arus baru ekonomi Indoensia,” ujar beliau.
“Dalam arus lama,” lanjutnya lagi,
“yang dibangun adalah konglomerat dengan harapan supaya netes ke bawah. Tapi
ternyata tidak netes-netes. Yang atas makin kuat, yang bawah semakin rusak.
Termasuk warung-warung masyarakat ‘roboh’ semua karena toko modern,” katanya.
Bupati Fadeli menyebut, “Lamongan
memiliki sumber daya alam luar biasa. Produksi padi di akhir Agustus lalu,
sudah menjadi 1 juta ton gabah kering giling (GKG). Sedangkan produksi jagung
saat ini sudah mencapai 500 ribu ton. Padahal di akhir 2016 lalu baru bisa
berproduksi 372.162 ton.”
Fadeli melanjutkan, “Petani
Lamongan banyak yang gurem, mereka memiliki lahan garapan kurang dari 0,5
hektare, dengan produktivitas jagung hanya 5-6 ton perhektare, itu hanya cukup
untuk melunasi hutang. Mereka inilah yang harus diberdayakan. Kami memulai dari
pertanian jagung, karena komoditas ini belum digarap secara maksimal,” katanya
dalam acara yang juga dihadiri Ketua KTNA Winarno Tohir.
“Dengan menaikkan produktivitas
menjadi rata-rata 10 ton perhektare,” lanjutnya lagi, “bisa menaikkan
pendapatan petani hingga tiga kali lipat.” “Targat saya untuk mencapai
rata-rata 10 ton perhektare sebenarnya baru di 2019. Tapi Ternyata di beberapa
tempat, seperti di Desa Kedali ini sidah bisa di atas 10 ton perhektare.”
“Dengan 10 ton, keuntungan petani
hitungannya bisa naik 3 kali lipat.” “Ditambahkan, modernisasi pertanian jagung
selama ini meliputi metode penggunaan teknologi pertanian, pengolahan tanah,
pola tanam dan penggunaan benih unggul. Serta pemupukan dengan dosis yang tepat
dan penggunaan pupuk organik,” katanya. (dam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar