Senin, 27 Oktober 2014

Sastra Profetik dalam Lembata sebuah novel

Catatan atas Literature Khatulistiwa Award
Hengky Ola Sura
ophye-mof.blogspot.com

Tulisan ini merupakan apresiasi atas Literature Khatulistiwa Award yang dimenangkan oleh Lembata sebuah novel. Juli 2008 lalu, penerbit Lamalera menerbitkan sebuah novel yang ditulis oleh sastrawan dan jurnalis senior Indonesia, F. Rahardi, dengan judul Lembata. Catatan pengantar dari penerbit menulis, mengapa Lembata dan mengapa sebuah novel? Pertanyaan tersebut sebenarnya menempatkan dimana suara kenabian (profetik) Gereja Katolik yang telah berada di Lembata sudah seabad lebih ternyata belum menunjukan ada perkembangan berarti yang dialami masyarakat Lembata.
Masalah kemiskinan berujung pada masalah- masalah sosial lainnya, seperti pendidikan, sanitasi dan moral masih akrab membelit masyarakat. Lebih buruk lagi, di tengah pusaran kemiskinan itu pemerintah yang sudah (terlanjur) didewakan sebagai motor pembangunan justru dengan seenaknya mengkampanyekan kemiskinan Lembata kepada para cukong pembangunan (pengantar penerbit hal v dan vi). Rahardi menggores sesuatu yang ‘beda’ dalam pelesirnya ke Lembata. Lembata adalah eksotika bagi Rahardi untuk mencoba membahasakan suasana Lembata yang menggeliat dalam pandangan pro dan kontra seputar tambang. Lembata yang punya potensi untuk ditata secara lebih anggun.

Ketika membahas novel ini bersama kawan- kawan di Bengkel Sastra, ada yang memuji kepiawaian Rahardi menggores penanya dalam cerita tentang tempat-tempat di Lembata (latar). Rahardi seolah menjadi seorang putera asli Lembata. Ada yang berkomentar Rahardi terlalu memojokan perempuan lewat kebinalan Luciola sebagai seorang perempuan yang gila dengan ketampanan dan intelektualitas dari tokoh pujaannya, Romo Pedro. Ia seorang imam diosesan keuskupan Larantuka teman sekelas Luciola yang berhasil menggodol titel sarjana Ekonomi pada Universitas Atmajaya dengan predikat terpuji. Ada lagi yang membandingkan Pedro dan Luciola mirip Wisanggeni dan Laila dalam novel Saman- nya Ayu Utami. Cuma ada sedikit perbedaan antara Saman dan Lembata. Dalam Saman, Laila berhasil memperkosa Wisanggeni yang kemudian melepaskan imamatnya dan berganti nama menjadi Saman. Sedangkan pada Lembata–nya F. Rahardi, Luciola yang kesengsem berat pada Romo Pedro harus kecewa dan nyaris tak punya tujuan hidup setelah perjuangannya mendapatkan Romo Pedro sia-sia. Luciola perempuan cantik yang memiliki segalanya itu bahkan sampai menelanjangi dirinya agar bisa bercinta dengan Pedro. “Baik aku akan telanjang bulat Pedro. Sekarang kita hanya berdua. Kamu sudah bukan imam lagi. Apa masih takut kamu pada uskup? Tidak ada urusan lagi bukan? Pedro, sekarang aku akan serahkan tubuh ini padamu, seperti dulu Yesus menyerahkan tubuhnya ke Laskar Romawi untuk dicambuk, dan disalibkan. Pedro, salibkan aku. Pentanglah tangan dan kakiku, paku dan pukullah dengan palu yang keras di dua tepi bed itu Pedro. Tusuklah aku dengan tombakmu Pedro, aku siap mati ditanganmu. Pedro kamu tidak impotent bukan? Kamu sudah ereksi bukan? Ayo Pedro”, ungkap Luciola dengan memelas. …(hal 208). Pedro adalah seorang tokoh imam dan agamawan sejati yang sadar bahwa imamatnya adalah sebuah tugas profetik yang mulia. Kemuliaan imamatnya tidaklah boleh dicemarkan dengan meladeni kebinalan dan rasa kesengsem berat dari seorang perempuan yang jatuh hati padanya. Ia harus menjadi imam yang politis. Rela tinggal dan bekerja sebagai pastor pembantu di Paroki Santa Maria Pembantu Abadi Aliuroba (Lembata, sebuah novel,hal. 22). Imamatnya adalah sebuah solidaritas yang menuntut perhatian untuk terlibat dalam rencana tambang emas di pulau yang bernama Lembata. Imamatnya adalah juga semacam pencerahan dari keragu- raguan sikap LSM lokal yang demikian bernafsunya menolak penambangan emas, tetapi tidak pernah secara serius memikirkan bagaimana mengatasi masalah kemiskinan yang merupakan derita rakyat banyak. Sebelum ada emas pun mereka sudah menderita (hal 71). Keberpihakannya terhadap orang kecil, bukan hanya pada soal tambang tetapi bagaimana berjuang menyuarakan agar tuak dan jagung titi menggantikan posisi hostia dan anggur yang harganya melonjak, jauh dari masuknya derma setiap hari Minggu (hal. 112). Sampai pada usahanya ini membuat berang uskup (hal 119) dan diserbu massa ke pondok persembunyiannya, tetapi si Pedro selamat gara- gara nyenyak di lubang tidurnya (hal. 183).

Pedro tetaplah Pedro, ia pejuang sejati, agamawan yang setia pada imamatnya meski tak lagi harus merayakan kurban misa. Ia adalah sebuah suara profetik dari horizon Rahardi tentang bagaimana meredefenisi seruan profetik yang lama dikekang atau terlalu berada jauh di atas menara gading, masih tuli, kaku dan apatis.

Tidak sejalan dengan Pedro, seorang rekan imamnya Pater Bona justru menikmati tubuh bugil Luciola di rumah penginapan saat berziarah bersama ke Lourdes. Meskipun tidur sekamar dan bercinta dengan Pater Bona, hati Luciola tetap untuk Romo Pedro (hal 83& 85). Semua lelaki yang dikencaninya sebenarnya adalah pelarian dari rasa kecewa akibat tak pernah meluluhkan keagamawanan dan imamatnya seorang lelaki impian bernama Pedro. Pedro bagi Luciola adalah seorang yang yang telah meluluh- lantakan segala perjuangan dari cintanya yang egois. Dari cinta yang egois Luciola akhirnya pulang pada sebuah kesadaran bahwa keinginan untuk mencintai terlebih keiginan untuk bersetubuh dan menikmati puncak orgasme bersama lelaki pujaan bukanlah hal yang utama. Ini menyata dalam permintaan Luciola kepada Pedro untuk berjuang bersama demi kemanusiaan. “Melalui gereja, aku mau membantu orang –orang susah, apa pun bangsa dan agamanya. Tapi jelas, aku mau konsentrasi di Indonesia, bukan di Peru, bukan di Zambia. Kamu masih tetap mau membantu aku bukan? Pedro,cinta, terlebih seks, ternyata memang bukan hal yang utama ya?” (hal 256).

Pedro pada akhirnya berhasil mengarahkan Luciola pada sebuah bentuk perjuangan cinta yang ‘beda’. Luciola adalah seorang yang mewakili individu- individu masyarakat modern, yang mengalami kekosongan, kesepian dan kecemasan. Kekosongan merupakan kondisi dimana individu tidak lagi mengetahui apa yang harus diinginkan dan tidak lagi memiliki kekuasaaan tarhadap apa yang terjadi dan dialami. Kekosongan jiwa telah mengubah Luciola seorang individu modern menjadi individu yang outer- directed, yaitu individu yang mengarahkan dirinya kepada orang lain dalam rangka mencari pegangan atau petunjuk bagi penentuan hidupnya. Itulah Luciola, ia memiliki kekuasaan dan kekayaan, sayang ia tidak berdaya dan selalu merasa asing. Kesepian yang dialami Luciola merupakan akibat langsung kekosongan jiwa, keterasingan dari diri sendiri dan maupun dengan sesama Akibat dari semua itu melahirkan kegelisahan dalam diri Luciola. Kota- kota besar tempat persinggahannya, Darwin, Singapura, Milan, Montreaux – Lavaux dan kota – kota lainnya hanyalah perjumpaan yang sementara dan hanya berlangsung sementara. Semuanya mengantar Luciola pada hidup yang materialistis dan hedonistis. Ia akhirnya pulang pada sebuah kesadaran akan sebuah nilai ‘lebih’ bila bersama Pedro berjuang untuk orang- orang Lembata dalam misi kemanusiaan dan bukan pada urusan kelamin. Lembata sebuah novel karya Rahardi merupakan karya humanistik nan dramatis yang melibatkan ekspresi tertinggi nilai- nilai kemanusiaan, keindahan dan moral. Novel ini menyuarakan nilai – nilai kemanusiaan dan layak dikategorikan sebagai sebuah karya sastra profetik.
***

1 komentar:

Label

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Mustofa Bisri A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Jabbar Hubbi A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Syauqi Sumbawi A. Zakky Zulhazmi A.C. Andre Tanama A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S Laksana A.S. Laksana Abdul Hadi WM Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acrylic on Canvas Addi Mawahibun Idhom Ade P. Marboen Adib Baroya Adib Muttaqin Asfar Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agunghima Agus Aris Munandar Agus Buchori Agus Prasmono Agus Priyatno Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton AH J Khuzaini Ahmad Damanik Ahmad Farid Yahya Ahmad Wiyono Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fitriyah Ajip Rosidi Akhmad Marsudin Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al Mahfud Alex R Nainggolan Ali Nasir Ali Soekardi Alunk Estohank Amanche Franck Oe Ninu Aming Aminoedhin Anakku Inspirasiku Anang Zakaria Andhi Setyo Wibowo AndongBuku #3 Andri Awan Andry Deblenk Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Puisi Kalijaring Antologi Sastra Lamongan Anton Kurnia Anugerah Ronggowarsito Anwar Syueb Tandjung Aprillia Ika Aprillia Ramadhina APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif 'Minke' Setiawan Arim Kamandaka Aris Setiawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Aryo Wisanggeni G Asap Studio Asarpin Asrizal Nur Awalludin GD Mualif Ayu Sulistyowati Aziz Abdul Gofar Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Banyuwangi Bara Pattyradja Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Indo Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Lukisan Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Bidan Romana Tari Binhad Nurrohmat Biografi Bisnis Bondowoso Bre Redana Brunel University London Budi P. Hatees Budi Palopo Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerpen Chicilia Risca Coronavirus Cover Buku COVID-19 Cucuk Espe D. Kemalawati Dadang Ari Murtono Dadang Sunendar Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Dedi Gunawan Hutajulu Den Rasyidi Deni Jazuli Denny Mizhar Depan Mts Putra-Putri Simo Sungelebak Desa Glogok Karanggeneng Dessy Wahyuni Dewi Yuliati Dhanu Priyo Prabowo Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Dien Makmur Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Doddy Hidayatullah Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwijo Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Efendi Ari Wibowo Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hendri Saiful Eko Israhayu Emha Ainun Nadjib Endang Kusumastuti Eni S Eppril Wulaningtyas R Erdogan Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faiz Manshur Faizal Af Fajar Setiawan Roekminto Farah Noersativa Fathoni Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Fikram Farazdaq Forum Santri Nasional (FSN) FPM (Forum Penulis Muda) Ponorogo Galeri Lukisan Z Musthofa Galuh Tulus Utama Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Golan-Mirah Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Bahaudin H.B. Jassin Halim HD Hamzah Sahal Handoyo El Jeffry Happy Susanto Hardi Hamzah Haris Firdaus Haris Saputra Harun Syafii bin Syam Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Hendra Sugiantoro Hengky Ola Sura Heri Kris Heri Ruslan Herry Mardianto Heru Maryono Hilmi Abedillah Himpunan Mahasiswa Penulis (STKIP PGRI Ponorogo) Holy Adib htanzil Hudan Nur Husin I Nyoman Suaka IAIN Ponorogo Ibnu Wahyudi Idayati Idi Subandy Ibrahim Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Yusardi Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Indigo Art Space Indra Intisa Indra Tjahyadi Indri Widiyanti Inti Rohmatun Ni'mah Inung Setyami Irfan El Mardanuzie Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Isnatin Ulfah Isti Rohayanti Istiqomatul Hayati Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Jakob Sumardjo Janual Aidi Jawapos Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jember Jember Gemar Membaca JIERO CAFE Jihan Fauziah Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Syahputra Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin K.H. Ma’ruf Amin Kabar Pelukis Kalimat Tubuh Kang Daniel Kartika Foundation Karya Lukisan: Z Musthofa Kasnadi Kedai Kopi Sastra Kemah Budaya Panturan (KBP) KH. M. Najib Muhammad KH. Marzuki Mustamar Khadijah Khaerul Anwar Khairul Mufid Jr Khansa Arifah Adila Khawas Auskarni Khudori Husnan Khulda Rahmatia Ki Ompong Sudarsono Kim Ngan Kitab Arbain Nawawi Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sablon Ponorogo Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Korban Gempa Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kue Kacang Kue Kelapa Pandan Kue Lebaran Edisi 2013 Kue Nastar Keju Kue Nastar Keranjang Kue Pastel Kue Putri Salju Kue Semprit Kurnia Sari Aziza Kuswaidi Syafi'ie L Ridwan Muljosudarmo Lagu Laksmi Shitaresmi Lamongan Jawa Timur Landscape Hutan Bojonegoro Landscape Rumah Blora Lathifa Akmaliyah Legenda lensasastra.id Lie Charlie Linda Christanty Linus Suryadi AG Literasi Lombok Utara Lucia Idayani Ludruk Karya Budaya Lukas Adi Prasetyo Lukisan Andry Deblenk Lukisan Karya: Rengga AP Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari Lukisan Sugeng Ariyadi Lukman Santoso Az Lumajang Lusiana Indriasari Lutfi Rakhmawati M Khoirul Anwar KH M Nafiul Haris M. Afif Hasbullah M. Afifuddin M. Fauzi Sukri M. Harir Muzakki M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lutfi M. Mustafied M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Mahamuda Mahendra Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Maimun Zubair Makalah Tinjauan Ilmiah Makyun Subuki Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Mario F. Lawi Martin Aleida Mashdar Zainal Mashuri Masuki M. Astro Masyhudi Mathori A Elwa Matroni El-Moezany Maulana Syamsuri Media Ponorogo Media: Crayon on Paper Media: Pastel on Paper Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Miftakhul F.S Mihar Harahap Mila Setyani Misbahus Surur Mix Media on Canvas Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Ali Athwa Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Antakusuma Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Subarkah Muhammad Wahidul Mashuri Muhammad Yasir MUI Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukani Mukhsin Amar Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Muslim Abdurrahman Naskah Teater Neva Tuhella Nezar Patria Nidhom Fauzi Niduparas Erlang Ninuk Mardiana Pambudy Nirwan Ahmad Arsuka Noor H. Dee Novel Pekik Novel-novel bahasa Jawa Nur Ahmad Salman H Nur Hidayati Nur Wachid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyiayu Hesty Susanti Obrolan Oil on Canvas Olimpiade Sastra Indonesia 2013 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Paguyuban Seni Teater Ponorogo Pameran Lukisan MADIUN OBAH Pameran Seni Lukis Pameran Seni Rupa Parimono V / 40 Plandi Jombang Paring Waluyo Utomo Pasuruan PDS H.B. Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Ponorogo Z Musthofa Pelukis Rengga AP Pelukis Senior Tarmuzie Pelukis Unik di Ponorogo Pemancingan Betri Pendhapa Art Space Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pito Agustin Rudiana Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Gus Dur Probolinggo Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prof Dr Soediro Satoto Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pusat Grosir Kaos Polos Ponorogo Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putri Asyuro' Rizqiyyah Putu Fajar Arcana R.Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Rasanrasan Boengaketji Ratna Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak angkatan 1991-1992 Reyog dalam Lukisan Kaca Ribut Wijoto Ridha Arham Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Ris Pasha Rizka Halida Robin Al Kautsar Rodli TL Romi Zarman Rosi Rosidi Tanabata Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Prasetyo Utomo S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahlan Bahuy Sajak Sakinah Annisa Mariz Samsudin Adlawi Samsul Bahri Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Shor Zhambou Santi Maulidah Sapardi Djoko Damono Sapto HP Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastri Bakry Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Self Portrait Senarai Pemikiran Sutejo Seni Ambeng Ponorogo Seniman Tanah Merah Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Budhi Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindhunata Situbondo Siwi Dwi Saputro SMP Negeri 1 Madiun Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Fitri Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Spirit of body 1 Spirit of body 2 Spirit of body 3 Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Stefanus P. Elu STKIP PGRI Ponorogo Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugeng Ariyadi Suharwedy Sujarwoko Sujiwo Tedjo Sukitman Sumani Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Switzy Sabandar Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tangguh Pitoyo Taufik Ikram Jamil Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater nDrinDinG Teaterikal Teguh Winarsho AS Telaga Ngebel di Kabupaten Ponorogo 1910 Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tiyasa Jati Pramono Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari To Take Delight Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Andhi Suprihartono Tri Harun Syafii Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S UKM Teater Yakuza '54 Universitas Indonesia Universitas Jember Untung Wahyudi Usman Arrumy Usman Awang Ustadz Chris Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Warih Wisatsana Warung Boengaketjil Wawan Pinhole Wawancara Widhyanto Muttaqien Widya Oktaviani Wisnu Hp Wita Lestari Wuri Kartiasih Yeni Pitasari Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosep Arizal L Yoseph Yoneta Motong Wuwur YS Rat Yuditeha Yuli Yulia Sapthiani Yusri Fajar Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Z. Afif Z. Mustopa Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zaki Zubaidi Zehan Zareez Zulfian Ebnu Groho Zulfikar Fu’ad Zulkarnain Siregar