Kamis, 03 Juli 2014

Mempertanyakan Posisi Penyair Tegal

Triyanto Triwikromo
www.suaramerdeka.com

Apa jadinyan jika Pak Piek Ardijanto Suprijadi, lelaki tua yang setia berpuisi hingga hari tuanya itu, tidak tinggal di Tegal? Apakah antologi 12 penyair Indonesia Dari Negeri Poci bisa terbit? Apakah Tegal bisa ingar-bingar dengan peluncuran perdana buku yang dicetak secara mewah itu?

Barangkali tak semua dari kita bisa dengan segera menjawabnya, tetapi Handrawan Nadesul, seorang penyair dokter yang puisi-puisinya termuat dalam Dari Negeri Poci punya jawaban yang taktis, “Spirit Tegal, spirit Pak Piek, telah kami pinjam untuk menerbitkan buku ini. Spirit itu pulalah yang menjadikan acara di Tegal ini menjadi sedemikian meriah”.

Handrawan tidak salah. Karena seorang sastrawan gigih bernama Piek Ardijanto Suprijadi-lah beberapa waktu lalu ada lomba baca puisi dengan hadiah total 1,5 juta, ditutup malam peluncuran perdana antologi Dari Negeri Poci (31/7), dan sarasehan pada pagi harinya.

Malam Peluncuran

Ada isu yang menarik ketika Dari Negeri Poci, yang memuat puisi 12 penyair Indonesia (Adri Darmaji Woko, Handrawan Nadesul, Bambang Priyono Soediono, Dharnoto, Eka Budianta, Kurniawan Junaedhie, Oei Sien Tjwan, Piek Ardijanto Soeprijadi, Rahadi Zakaria, Rita Oetoro, Syaifuddin A Ch, dan Widjati) hendak diluncurkan. Menurut Suriali Andi Kustomo, penyair asal Tegal yang kini bermukim di Semarang, ada kemungkinan bakal terjadi insiden. “Mereka yang ada di buku ini bukan penyair Tegal. Ini akan digugat oleh para penyair Tegal, karena mereka berani mengklaim seakan-akan berasal dari Tegal dengan membuat buku Dari Negeri Poci. Dan bicara tentang poci, tentu tak bisa dilepaskan dari Tegal”.

Apakah insiden itu kemudian benar-benar menjadi kenyataan? Hampir, tetapi tidak sampai terjadi. Mungkin karena Wali Kota kemudian ikut membaca, mungkin juga karena Dandimnya juga tak mau ketinggalan. Atau karena ada pula seorang rohaniwan yang terlibat dalam acara itu. “Ya, para penyair muda Tegal jadi lupa pada gugatan mereka, karena terkesima pada para pejabat yang mau baca puisi,” ujar salah satu sumber.

Dan acara memang akhirnya menggelinding lancar. Diawali acara sampingan semacam lomba baca puisi dengan materi buku yang hendak diluncurkan, didahului pembaca-pembaca puisi dari kelompok Revitalisasi Sastra Pedalaman, dan baca puisi para pejabat. Kejutan pertama muncul ketika Piek Ardijanto Soeprijadi naik ke panggung. Dengan suara yang gemetar dan seperti menahan marah, dia berusaha membela ke-12 penyair dari gugatan para penyair muda Tegal yang didengarnya. “Dalam hujan yang lebat, mereka datang dari Jakarta ke rumah saya. Malam itu mereka mengajak saya ke Guci. Sebenarnya saya tidak mau, tetapi mereka memaksa saya untuk berhujan-hujan ke sana. Disanalah mereka bicara tentang spirit Tegal, disanalah kemudian timbul kesepakatan untuk menerbitkan antologi,” tandasya.

Untuk sesaat penonton diam. Meski begitu, ada pula yang nyeletuk, “Ini pembelaan paling kampungan!”

Untunglah Piek tidak mendengar, hingga dia masih bisa melanjutkan sambutannya. “Mereka tidak pernah saya ajari untuk membikin puisi. Tetapi mereka yakin, Tegal dan saya setidaknya telah melahirkan sebuah spirit bagi mereka untuk terus menulis puisi dan menerbitkannya dalam kumpulan ini”. Usai pembelaan itu, acara pun mengalir lagi.

Giliran selanjutnya adalah Dharnoto yang mempertunjukkan musikalisasi puisinya dan puisi Kurniawan Junaedhie. Pentas ini malah memunculkan kecaman-kecaman. Yono Daryono, sutradara teater, menganggap yang dipentaskan Dharnoto tak lebih dari pertunjukan grup vokal. “Saya sedih melihat Dharnoto yang seorang teaterawan kok membaca puisi seperti itu. Ini pelecehan terhadap Tegal, kata Yono. Pendapat yang senada juga muncul dari YY Haryo Guritno dan Sony Serenada, salah seorang penyiar di kota itu. “Dengan dilagukan seperti itu, puisinya jadi hilang,” papar Sony.

Mendengar berbagai kecaman, kalangan penonton kemudian terbagi menjadi dua kubu. “Namanya saja musikalisasi puisi, tentu yang terdengar sebuah lagu,” sungut seorang ibu yang menggendong anaknya, “mentang-mentang orang teater, ngomong seenaknya sendiri”.

Suasana pun muram. Ketika Rahadi Zakaria membaca puisinya, penonton tak tergelitik untuk merespons. Untunglah, malam itu ada Widjati, penyair tua Tegal yang nyentrik. Dia menyelamatkan pentas itu dengan gayanya yang khas. Penonton pun memberi aplaus.

Keresahan

Inilah puncak acara yang sebenarnya. Di sebuah kebun yang luas milik Sentot Susilo, Direktur Radio Vitra Angkasa, yang bekerja sama dengan Suara Merdeka serta sponsor lain, dialog-dialog bernas muncul. Ada yang menyinggung tentang posisi kesastraan kita dewasa ini. Ada yang menyinggung keterlibatan penyair di dalam masyarakat yang sakit. Ada pula yang bicara tentang pemasaran sastra.

Handrawan Nadesul, misalnya, mempertanyakan posisi kesastraan kita. “Kesastraan kita bagaikan bola salju yang menggelinding, tetapi pelan-pelan,” ungkapnya. Oleh F. Rahardi, pernyataan itu dijawab dengan santai sekali. “Itu terjadi karena sebagai penyair kita tak bisa menggelinding dengan kencang”.

Tentu saja Handrawan tidak puas. Dan dia pun berkomentar lagi. “Bola salju itu ada penerbit, ada media massa, dan ada penyair serta sastrawan. Tetapi selama ini kita kurang memperhatikan fungsi penerbit dan media massa. Hampir semua usaha muncul dari penyair dan krena penyair tidak kuat, akhirnya usaha itu sering mengalami sebuah jalan buntu,” tandasnya.

Lagi-lagi F. Rahardi menyambar pernyataan Handrawan dengan spontan.”Media massa itu kan punya hukumnya sendiri, punya kebijakan sendiri. Alternatif yang terbaik adalah penyair harus masuk ke media massa dan mewarnai media massa itu dengan sajak-sajaknya. Kita jangan lagi memosisikan penyair dan puisi secara salah”.

Sayang sekali, dialog itu selesai sampai di sini. Karena secara tak terhindakan, Wiyono salah seorang penata artistik film yang pernah mendapatkan Citra, telah memunculkan persoalan baru. Dia bertanya tentang keterlibatan pejabat di dalam malam peluncuran perdana Dari Negeri Poci. Oleh Oel Sien Tjwan, pertanyaan itu dijawab dengan nada humor. “Para pejabat itu komunikatif di dalam menanggapi kami. Dan itu lucu, bila diteruskan mereka akan bisa jadi pelawak”.

Halim HD yang biasanya serius pun gatal untuk melucu ketika harus menanggapi pertanyaan Wiyono. “Siapa dulu dong sutradaranya?” katanya sambil melirik Yono Daryono. Dijawab seperti itu, Wiyono tidak marah. Dia malah berteriak, “Baik, Baik, Semoga Tegal banyak melahirkan pelawak”.

Setelah kelucuan reda, muncul lagi sebuah pertanyaan yag menggugat. “Penyair itu sering mengeluarkan petuah-petuah, sering bicara tentang kemiskinan, perdamaian, tetapi tanggung jawab mereka terhadap semua itu mana?” tanya seorang peserta sarasehan. Eka Budianta mendapat giliran untuk menjawab.

“Ini pernyataan yang bagus,” katanya. “Pernyataan ini meletakkan kesastraan pada masalah yang lain”.

Eka kemudian mencoba menjelaskan, penyair selalu terlibat pada apa yang tengah dialami masyarakatnya. “Ketika pemerintah berusaha mengentas kemiskinan, penyair sudah lebih dahulu memikirkannya. Dan sejak dulu, sajak-sajak Rendra sudah bicara tentang itu semua. Penyair itu penyampai keindahan yang senantiasa menjadi nurani zaman. Ia pasti akan terlibat dalam masalah yang paling krisis sekalipun”.

Jawaban Eka ternyata ditanggapi secara lain oleh Handrawan Nadesul. “Harus dibedakan dong antara estetika dan etika. Fungsinya jangan dibaurkan,” katanya.

Sekali lagi, dialog semacam ini tak jadi runcing. Sebuah persoalan tiba-tiba menyelonong dan mengaburkan persoalan yang pertama atau kedua. Karena, F. Rahardi secara persuasif memunculkan kasus pemasaran sastra. Dia bilang, sekarang bukan saatnya lagi penyair merengek-rengek untuk diterima media massa. Sudah saatnya para penyair menerbitkan karyanya sendiri dalam bentuk buku. “Ini harus kita biayai sendiri. Murah, hanya 1,5 juta, kita alkan memiliki sebuah antologi,” katanya.
***

Dijumput dari: http://frahardi.wordpress.com/2011/06/24/mempertanyakan-posisi-penyair-tegal/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Mustofa Bisri A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Jabbar Hubbi A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Syauqi Sumbawi A. Zakky Zulhazmi A.C. Andre Tanama A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S Laksana A.S. Laksana Abdul Hadi WM Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acrylic on Canvas Addi Mawahibun Idhom Ade P. Marboen Adib Baroya Adib Muttaqin Asfar Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agunghima Agus Aris Munandar Agus Buchori Agus Prasmono Agus Priyatno Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton AH J Khuzaini Ahmad Damanik Ahmad Farid Yahya Ahmad Wiyono Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fitriyah Ajip Rosidi Akhmad Marsudin Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al Mahfud Alex R Nainggolan Ali Nasir Ali Soekardi Alunk Estohank Amanche Franck Oe Ninu Aming Aminoedhin Anakku Inspirasiku Anang Zakaria Andhi Setyo Wibowo AndongBuku #3 Andri Awan Andry Deblenk Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Puisi Kalijaring Antologi Sastra Lamongan Anton Kurnia Anugerah Ronggowarsito Anwar Syueb Tandjung Aprillia Ika Aprillia Ramadhina APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif 'Minke' Setiawan Arim Kamandaka Aris Setiawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Aryo Wisanggeni G Asap Studio Asarpin Asrizal Nur Awalludin GD Mualif Ayu Sulistyowati Aziz Abdul Gofar Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Banyuwangi Bara Pattyradja Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Indo Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Lukisan Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Bidan Romana Tari Binhad Nurrohmat Biografi Bisnis Bondowoso Bre Redana Brunel University London Budi P. Hatees Budi Palopo Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerpen Chicilia Risca Coronavirus Cover Buku COVID-19 Cucuk Espe D. Kemalawati Dadang Ari Murtono Dadang Sunendar Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Dedi Gunawan Hutajulu Den Rasyidi Deni Jazuli Denny Mizhar Depan Mts Putra-Putri Simo Sungelebak Desa Glogok Karanggeneng Dessy Wahyuni Dewi Yuliati Dhanu Priyo Prabowo Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Dien Makmur Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Doddy Hidayatullah Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwijo Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Efendi Ari Wibowo Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hendri Saiful Eko Israhayu Emha Ainun Nadjib Endang Kusumastuti Eni S Eppril Wulaningtyas R Erdogan Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faiz Manshur Faizal Af Fajar Setiawan Roekminto Farah Noersativa Fathoni Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Fikram Farazdaq Forum Santri Nasional (FSN) FPM (Forum Penulis Muda) Ponorogo Galeri Lukisan Z Musthofa Galuh Tulus Utama Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Golan-Mirah Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Bahaudin H.B. Jassin Halim HD Hamzah Sahal Handoyo El Jeffry Happy Susanto Hardi Hamzah Haris Firdaus Haris Saputra Harun Syafii bin Syam Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Hendra Sugiantoro Hengky Ola Sura Heri Kris Heri Ruslan Herry Mardianto Heru Maryono Hilmi Abedillah Himpunan Mahasiswa Penulis (STKIP PGRI Ponorogo) Holy Adib htanzil Hudan Nur Husin I Nyoman Suaka IAIN Ponorogo Ibnu Wahyudi Idayati Idi Subandy Ibrahim Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Yusardi Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Indigo Art Space Indra Intisa Indra Tjahyadi Indri Widiyanti Inti Rohmatun Ni'mah Inung Setyami Irfan El Mardanuzie Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Isnatin Ulfah Isti Rohayanti Istiqomatul Hayati Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Jakob Sumardjo Janual Aidi Jawapos Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jember Jember Gemar Membaca JIERO CAFE Jihan Fauziah Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Syahputra Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin K.H. Ma’ruf Amin Kabar Pelukis Kalimat Tubuh Kang Daniel Kartika Foundation Karya Lukisan: Z Musthofa Kasnadi Kedai Kopi Sastra Kemah Budaya Panturan (KBP) KH. M. Najib Muhammad KH. Marzuki Mustamar Khadijah Khaerul Anwar Khairul Mufid Jr Khansa Arifah Adila Khawas Auskarni Khudori Husnan Khulda Rahmatia Ki Ompong Sudarsono Kim Ngan Kitab Arbain Nawawi Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sablon Ponorogo Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Korban Gempa Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kue Kacang Kue Kelapa Pandan Kue Lebaran Edisi 2013 Kue Nastar Keju Kue Nastar Keranjang Kue Pastel Kue Putri Salju Kue Semprit Kurnia Sari Aziza Kuswaidi Syafi'ie L Ridwan Muljosudarmo Lagu Laksmi Shitaresmi Lamongan Jawa Timur Landscape Hutan Bojonegoro Landscape Rumah Blora Lathifa Akmaliyah Legenda lensasastra.id Lie Charlie Linda Christanty Linus Suryadi AG Literasi Lombok Utara Lucia Idayani Ludruk Karya Budaya Lukas Adi Prasetyo Lukisan Andry Deblenk Lukisan Karya: Rengga AP Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari Lukisan Sugeng Ariyadi Lukman Santoso Az Lumajang Lusiana Indriasari Lutfi Rakhmawati M Khoirul Anwar KH M Nafiul Haris M. Afif Hasbullah M. Afifuddin M. Fauzi Sukri M. Harir Muzakki M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lutfi M. Mustafied M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Mahamuda Mahendra Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Maimun Zubair Makalah Tinjauan Ilmiah Makyun Subuki Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Mario F. Lawi Martin Aleida Mashdar Zainal Mashuri Masuki M. Astro Masyhudi Mathori A Elwa Matroni El-Moezany Maulana Syamsuri Media Ponorogo Media: Crayon on Paper Media: Pastel on Paper Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Miftakhul F.S Mihar Harahap Mila Setyani Misbahus Surur Mix Media on Canvas Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Ali Athwa Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Antakusuma Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Subarkah Muhammad Wahidul Mashuri Muhammad Yasir MUI Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukani Mukhsin Amar Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Muslim Abdurrahman Naskah Teater Neva Tuhella Nezar Patria Nidhom Fauzi Niduparas Erlang Ninuk Mardiana Pambudy Nirwan Ahmad Arsuka Noor H. Dee Novel Pekik Novel-novel bahasa Jawa Nur Ahmad Salman H Nur Hidayati Nur Wachid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyiayu Hesty Susanti Obrolan Oil on Canvas Olimpiade Sastra Indonesia 2013 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Paguyuban Seni Teater Ponorogo Pameran Lukisan MADIUN OBAH Pameran Seni Lukis Pameran Seni Rupa Parimono V / 40 Plandi Jombang Paring Waluyo Utomo Pasuruan PDS H.B. Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Ponorogo Z Musthofa Pelukis Rengga AP Pelukis Senior Tarmuzie Pelukis Unik di Ponorogo Pemancingan Betri Pendhapa Art Space Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pito Agustin Rudiana Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Gus Dur Probolinggo Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prof Dr Soediro Satoto Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pusat Grosir Kaos Polos Ponorogo Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putri Asyuro' Rizqiyyah Putu Fajar Arcana R.Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Rasanrasan Boengaketji Ratna Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak angkatan 1991-1992 Reyog dalam Lukisan Kaca Ribut Wijoto Ridha Arham Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Ris Pasha Rizka Halida Robin Al Kautsar Rodli TL Romi Zarman Rosi Rosidi Tanabata Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Prasetyo Utomo S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahlan Bahuy Sajak Sakinah Annisa Mariz Samsudin Adlawi Samsul Bahri Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Shor Zhambou Santi Maulidah Sapardi Djoko Damono Sapto HP Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastri Bakry Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Self Portrait Senarai Pemikiran Sutejo Seni Ambeng Ponorogo Seniman Tanah Merah Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Budhi Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindhunata Situbondo Siwi Dwi Saputro SMP Negeri 1 Madiun Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Fitri Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Spirit of body 1 Spirit of body 2 Spirit of body 3 Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Stefanus P. Elu STKIP PGRI Ponorogo Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugeng Ariyadi Suharwedy Sujarwoko Sujiwo Tedjo Sukitman Sumani Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Switzy Sabandar Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tangguh Pitoyo Taufik Ikram Jamil Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater nDrinDinG Teaterikal Teguh Winarsho AS Telaga Ngebel di Kabupaten Ponorogo 1910 Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tiyasa Jati Pramono Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari To Take Delight Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Andhi Suprihartono Tri Harun Syafii Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S UKM Teater Yakuza '54 Universitas Indonesia Universitas Jember Untung Wahyudi Usman Arrumy Usman Awang Ustadz Chris Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Warih Wisatsana Warung Boengaketjil Wawan Pinhole Wawancara Widhyanto Muttaqien Widya Oktaviani Wisnu Hp Wita Lestari Wuri Kartiasih Yeni Pitasari Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosep Arizal L Yoseph Yoneta Motong Wuwur YS Rat Yuditeha Yuli Yulia Sapthiani Yusri Fajar Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Z. Afif Z. Mustopa Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zaki Zubaidi Zehan Zareez Zulfian Ebnu Groho Zulfikar Fu’ad Zulkarnain Siregar