Minggu, 18 Mei 2014

Dari Jula Juli Jombangan hingga Ringin Contong Berbuah Berondong

Sabrank Suparno
Radar Jombang-Mojokerto, 18 Mei 2014

Lek nyang nJombang kampunge Sengon
Lemah geneng akeh wedhine
Najan gak sambang kirimo ingon
Lek gak seneng opo mestine

Empat baris parikan di atas adalah puisi Jombangan yang seluruh pelaku ludruk Jawa Timuran pasti mengenal. Selain menyampaikan kegamblangan isi tentang aturan rumah tangga, pelantunnyamengenalkan tanah Jombang disamping menyusun repetitif irama. Saya yakin para pelaku Ludruk tidak mengenal Octavio Paz yang mengatakan kelelahan ekstase seorang penyair adalah kerja menentukan isi dan sampiran berdasarkan irama. Namun pelantun parikan di atas memahami bahwa pengulangan bunyi, terkesan lebih nyamleng diucapkan dan didengar. Artinya, masih ada yang perlu dipertahankan dalam menyusun puisi, yakni kebersahajaan, kenyamlengan ketika menawarkan adol-tinukuantara pelantun dengan pendengar.
        
Demikianlah puisi Kwatrin RinginContong yang ditulis oleh Binhad Nurrohmat, penyair asal Jakarta yang kini menetap di Pondok Pesantren Alhambra Darul Ulum Rejoso Peterongan. Seluruh puisi dalam Antologi Kwatrin Ringin Contong setiap judulnya hanya berisi empat baris dan bersajak ABAB, AABB atau AAAA. Buku nyentrik setebal enam puluh halaman tersebut dicetak oleh Penerbit Miring, Ar Ruzz Media dan diselesaikan Binhad selama dua tahun ketika pelesiran ke berbagai tempat di Jombang. Alkhasil, terhitung 1 Mei 2014 buku ini resmi beredar di seluruh toko buku yang ada di Jombang.
        
Ada dua kemungkinan yang mempengaruhi Binhad Nurrohmat dalam menawarkan estetika ketika menggarap puisi Kwatrin Ringin Contong. Pertama, menyerap keseharian masyarakat Tanjung Pinang yang setiap pembicaraan mengunakan pantun berbalas atau yang di Jawa Timur dikenal dengan Parikan Jula Juli Jombang. Pengalaman puisi bersajak tersebut diamati Binhad ketika menjadi peserta Temu Sastra Indonesia 2010. Kedua, setelah dua tahun menetap di Jombang, tampaknya Binhad kesemsem budaya pondok pesantren yang kerap mengaji qasidah kitab kuning. Syair dalam puisi Kwatrin Ringin Contong tak ubahnya nadhom, Imriti atau Alfiah. Satu contoh empat baris nadhom Alfiah misalnya: Wayaktadi ridhon bi ghoiri suhti-Faiqotalfiyata Ibnu Mukti-wayaktadi ridhon bi ghoiri suhti-al hayyu qod yughlabu alfamayyiti. Selain mementingkan irama, nadhom Alfiyah di atas juga menyampaikan nilai bahwa ketika santri mampu berkarya yang mengalahkan kiainya, lalu sesumbar, tak ubahnya satu orang yang masih hidup pasti mampu mengalahkan seribu kiainya yang sudah mati.
        
Buku puisi Kwatrin Ringin Contong diniatkan khusus mengabadikan tempat tempat yang ada di wilayah Jombang.Terhitung dari 42 judul puisi di antaranya: Pelukis Morosunggingan, PasarPeterongan, Malam Jumat di Rejoso, Rel Terjulur ke Sumobito, Sayyid di Mojoagung, Pertigaan ke Denanyar, Pasar Burung Tunggorono, Iblis Tak Keluyurandi Diwek, Pelarian di Watugaluh, Trah Brantas, Dewa di Gudo, Bercumbu di Kudu,Komunis Curahmalang, Kemah Raja di Tembelang, Kekasih di Kedung Cinet, Es Tehdi Kebun Raja, Russell Wallace di Ngrimbi, Mojowarno Ahad Pagi, Pelesiran ke Wonosalam. Inilah keberanian puisi Kwatrin Ringin Contong, puisi yang disandarkan berdasarkan konsep nama suatu wilayah. Sementara sebagai pegiat sastra di Jombang saya belum menemukan kumpulan puisi khusus yang mengangkat perangkat sejarah di Jombang, kecuali esai, cerpen, prosa bebas, dan naskah derama.
        
 Berangkat dari nama tempat, kemudian pilihan diksi dalam satu kalimat yang mengangkat nama tokoh dan peristiwa diJombang, sepertinya sang penyair hendak menyembulkan elevansi tanya. Apa yang tersembunyi dibalik tema? Misal larik: Setelah bertapa Sungging menggurat raga// Permaisuri di lukisan tersedu dipeluk raja (hal. 9), Kebo Kicak tak menanamdi rel kepalanya // Di sekujur gerbong kuburan Surontanu tak ada (hal. 13), DiKali Tambak Beras mengucur darah pertama // Perih Wiraraja di Trowulan tahta Wijaya (hal. 31), Kapal Tionghoa di utara // Berlayar dewa ke Jawa (hal. 27). Dari gelagat pilihan tema tersebut penyair menyadari, bahwa beberapa tempat di Jombang tidak muncul begitu saja, melainkan ada sejarah yang melatarbelakangi. Penyair berkeyakianan bahwa wilayah dengan sejarah silam yang berperadaban tinggi berpotensi melahirkan karya dahsyat yang bisa digali dari berbagai sisi. Apalagi Jombang memang berbeda dengan kota sekitar di Jawa yang lahir berdasarkan tata letak kota hasil desain arsitektur Kolonial bersama Amangkurat. Jombang sangat perdikan. Mungkin dahulu tempat kecantolnya jubah Mpu Baradah ketika membelah kerajaan Erlangga menjadi Panjalu dan Jenggala dengan caramengucurkan kendi dari langit. Artinya suatu tempat yang wingit dan aura mistisnya mengalahkan kesaktian sang Empu. Maka tanah yang demikian kemudian terbebas dari pengaruh dua wilayah kerajaan yang terbagi. Batas wilayah itu juga berkemungkinan menjadi garis pembatas antara budaya Arek dengan budaya Mataraman. Meskipun dalam sistem tataletak kota dan pemerintahan akhirnya Jombang harus menyesuaikan dengan desain kota lain di sekitar.
        
Ketertarikan Binhad terhadap sejarah Jombang setara kegelisahan pemikir lain, bahwa penyair itu ibarat penggembala yang selalu kawatir dengan ribuan ternak miliknya. Apalagi ketika malam menjelang, penggembala menggiring seluruh ternaknya ke kandang kawatir dicuri,dirampok, disembelih orang. Sedang sang penggembala sendirian, tak ada yang mau menolong. Demikianlah kekalutan penyair, takut sejarah dan budaya lokal miliknya dicuri atau hilang tak jelas jluntrungnya. Siapa yang hendak mempertahankan? Kwatrin Ringin Contong seolah berteriak, "ke mana penyairJombang? Apakah kebablasan imajinasi menjadi sastrawan Indonesia lantas enggan menulis kota kelahirannya?"
        
Namun, sebagai persembahan catatan tentang sejarah Jombang, Kwatrin Ringin Contong baru sepersen saja meski puisi berjudul Ringin Contong sendiri ditulis dalam empat pengamatan, yakni RinginContong Pagi, Ringin Contong Siang, Sore dan Malam. Harusnya buku KwatrinRingin Contong setebal Antologi Puisi Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulanyang digarap Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto edisi Oktober 2010 yang mencapai 829 halaman. Sebab masih banyak fenomena sejarah dan budaya Jombang yang belum ditangkap imajinasi penulis. Misal: Geger batu ajaib Ponari yang mematahkan teori bahwa supaya profesional menyembuhkan orang harus merampungkan fakultas kedokteran. Begitu juga supaya kaya harus menjadi interpreneur yang handal. Ponari cukup dengan batu temuan mampu menyembuhkan ribuan pasien dan cukup waktu beberapa bulan saja sudah menjadi milyuner dan tak perlu menunggu dewasa. Fenomena si Jagal Rian juga menghentakkan kesadaran, bahwa manusia berparas ganteng belum tentu berperilaku baik. Artinya jangan menilai orang berdasarkan ketoke, tapi berdasarkan nyotone.  Fenomena Jombang berikutnya adalah penampakan Manggar Emas, yakni bakal buah kelapa yang mencorong seperti emas disekitaran Mojongapit sebelum tahun 1965. Ada lagi fenomena Kaca Benggala, yakni gedek rumah milik si miskin di sekitaran Desa Kandangan Kecamatan Kesamben berfungsi sebagai cermin. Posisi rumah tetap gedek bambu, cuma siapa yang melintas di depan rumah tersebut seperti melintas di depan kaca raksasa. Persis layar lebar pada film. Kejadian unik sekitar tujuh tahun lalu itu hanya berlangsung satu minggu lalu kembali seperti sediakala. Bahkan, membincang perihal Ringin Contong, menurut cerita tetangga saya, Pak Senipan (alm) bahwa"besok lek ono rejane zaman, Ringin Contong bakale nguwoh brondong (besok jika ada keramaian sejarah, Ringin Contong akan berbuah berondong: snackdari jagung popcorn)." Dongeng dari sesepuh Pak Senipan terbukti bahwa ketika rezim Soeharto berkuasa, orang yang berani menganggu partai berlambang pohon beringin pasti diberondong peluru tembak.   

Untuk menulis tentang sejarah tentang Jombang, Binhad masih terlalu sepintas. Perlu lebih banyak minum sumber air dan merasakan bercak lumpur sawah di Jombang, apalagi memasuki pedesaan yang terpencil sekalipun yang diperkirakan tidak ada hal yang menarik. Siapa sangka misal di tanah Lincak Sastra Dowong ternyata ada selonjor patok batu peninggalan Majapahit. Atau dipekuburan Desa Tengaran Peterongan ternyata ada prasasti tergolong tua sebagai data peninggalan manusia purba Jombang. Masih banyak sejarah budaya Jombang yang berpotensi sebagai bahan untuk menebalkan mini epik puisi puisi Binhad selanjutnya.

*) Tulisan ini sebagai makalah bedah buku Kwatrin Ringin Contong karya Binhad Nurrohmat pada Jumat, 16 Mei 2014 di Elek Comik Center, JL. Adityawarman 3 Jombang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Mustofa Bisri A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Jabbar Hubbi A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Syauqi Sumbawi A. Zakky Zulhazmi A.C. Andre Tanama A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S Laksana A.S. Laksana Abdul Hadi WM Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acrylic on Canvas Addi Mawahibun Idhom Ade P. Marboen Adib Baroya Adib Muttaqin Asfar Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agunghima Agus Aris Munandar Agus Buchori Agus Prasmono Agus Priyatno Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton AH J Khuzaini Ahmad Damanik Ahmad Farid Yahya Ahmad Wiyono Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fitriyah Ajip Rosidi Akhmad Marsudin Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al Mahfud Alex R Nainggolan Ali Nasir Ali Soekardi Alunk Estohank Amanche Franck Oe Ninu Aming Aminoedhin Anakku Inspirasiku Anang Zakaria Andhi Setyo Wibowo AndongBuku #3 Andri Awan Andry Deblenk Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Puisi Kalijaring Antologi Sastra Lamongan Anton Kurnia Anugerah Ronggowarsito Anwar Syueb Tandjung Aprillia Ika Aprillia Ramadhina APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif 'Minke' Setiawan Arim Kamandaka Aris Setiawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Aryo Wisanggeni G Asap Studio Asarpin Asrizal Nur Awalludin GD Mualif Ayu Sulistyowati Aziz Abdul Gofar Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Banyuwangi Bara Pattyradja Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Indo Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Lukisan Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Bidan Romana Tari Binhad Nurrohmat Biografi Bisnis Bondowoso Bre Redana Brunel University London Budi P. Hatees Budi Palopo Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerpen Chicilia Risca Coronavirus Cover Buku COVID-19 Cucuk Espe D. Kemalawati Dadang Ari Murtono Dadang Sunendar Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Dedi Gunawan Hutajulu Den Rasyidi Deni Jazuli Denny Mizhar Depan Mts Putra-Putri Simo Sungelebak Desa Glogok Karanggeneng Dessy Wahyuni Dewi Yuliati Dhanu Priyo Prabowo Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Dien Makmur Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Doddy Hidayatullah Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwijo Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Efendi Ari Wibowo Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hendri Saiful Eko Israhayu Emha Ainun Nadjib Endang Kusumastuti Eni S Eppril Wulaningtyas R Erdogan Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faiz Manshur Faizal Af Fajar Setiawan Roekminto Farah Noersativa Fathoni Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Fikram Farazdaq Forum Santri Nasional (FSN) FPM (Forum Penulis Muda) Ponorogo Galeri Lukisan Z Musthofa Galuh Tulus Utama Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Golan-Mirah Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Bahaudin H.B. Jassin Halim HD Hamzah Sahal Handoyo El Jeffry Happy Susanto Hardi Hamzah Haris Firdaus Haris Saputra Harun Syafii bin Syam Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Hendra Sugiantoro Hengky Ola Sura Heri Kris Heri Ruslan Herry Mardianto Heru Maryono Hilmi Abedillah Himpunan Mahasiswa Penulis (STKIP PGRI Ponorogo) Holy Adib htanzil Hudan Nur Husin I Nyoman Suaka IAIN Ponorogo Ibnu Wahyudi Idayati Idi Subandy Ibrahim Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Yusardi Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Indigo Art Space Indra Intisa Indra Tjahyadi Indri Widiyanti Inti Rohmatun Ni'mah Inung Setyami Irfan El Mardanuzie Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Isnatin Ulfah Isti Rohayanti Istiqomatul Hayati Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Jakob Sumardjo Janual Aidi Jawapos Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jember Jember Gemar Membaca JIERO CAFE Jihan Fauziah Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Syahputra Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin K.H. Ma’ruf Amin Kabar Pelukis Kalimat Tubuh Kang Daniel Kartika Foundation Karya Lukisan: Z Musthofa Kasnadi Kedai Kopi Sastra Kemah Budaya Panturan (KBP) KH. M. Najib Muhammad KH. Marzuki Mustamar Khadijah Khaerul Anwar Khairul Mufid Jr Khansa Arifah Adila Khawas Auskarni Khudori Husnan Khulda Rahmatia Ki Ompong Sudarsono Kim Ngan Kitab Arbain Nawawi Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sablon Ponorogo Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Korban Gempa Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kue Kacang Kue Kelapa Pandan Kue Lebaran Edisi 2013 Kue Nastar Keju Kue Nastar Keranjang Kue Pastel Kue Putri Salju Kue Semprit Kurnia Sari Aziza Kuswaidi Syafi'ie L Ridwan Muljosudarmo Lagu Laksmi Shitaresmi Lamongan Jawa Timur Landscape Hutan Bojonegoro Landscape Rumah Blora Lathifa Akmaliyah Legenda lensasastra.id Lie Charlie Linda Christanty Linus Suryadi AG Literasi Lombok Utara Lucia Idayani Ludruk Karya Budaya Lukas Adi Prasetyo Lukisan Andry Deblenk Lukisan Karya: Rengga AP Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari Lukisan Sugeng Ariyadi Lukman Santoso Az Lumajang Lusiana Indriasari Lutfi Rakhmawati M Khoirul Anwar KH M Nafiul Haris M. Afif Hasbullah M. Afifuddin M. Fauzi Sukri M. Harir Muzakki M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lutfi M. Mustafied M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Mahamuda Mahendra Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Maimun Zubair Makalah Tinjauan Ilmiah Makyun Subuki Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Mario F. Lawi Martin Aleida Mashdar Zainal Mashuri Masuki M. Astro Masyhudi Mathori A Elwa Matroni El-Moezany Maulana Syamsuri Media Ponorogo Media: Crayon on Paper Media: Pastel on Paper Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Miftakhul F.S Mihar Harahap Mila Setyani Misbahus Surur Mix Media on Canvas Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Ali Athwa Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Antakusuma Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Subarkah Muhammad Wahidul Mashuri Muhammad Yasir MUI Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukani Mukhsin Amar Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Muslim Abdurrahman Naskah Teater Neva Tuhella Nezar Patria Nidhom Fauzi Niduparas Erlang Ninuk Mardiana Pambudy Nirwan Ahmad Arsuka Noor H. Dee Novel Pekik Novel-novel bahasa Jawa Nur Ahmad Salman H Nur Hidayati Nur Wachid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyiayu Hesty Susanti Obrolan Oil on Canvas Olimpiade Sastra Indonesia 2013 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Paguyuban Seni Teater Ponorogo Pameran Lukisan MADIUN OBAH Pameran Seni Lukis Pameran Seni Rupa Parimono V / 40 Plandi Jombang Paring Waluyo Utomo Pasuruan PDS H.B. Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Ponorogo Z Musthofa Pelukis Rengga AP Pelukis Senior Tarmuzie Pelukis Unik di Ponorogo Pemancingan Betri Pendhapa Art Space Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pito Agustin Rudiana Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Gus Dur Probolinggo Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prof Dr Soediro Satoto Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pusat Grosir Kaos Polos Ponorogo Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putri Asyuro' Rizqiyyah Putu Fajar Arcana R.Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Rasanrasan Boengaketji Ratna Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak angkatan 1991-1992 Reyog dalam Lukisan Kaca Ribut Wijoto Ridha Arham Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Ris Pasha Rizka Halida Robin Al Kautsar Rodli TL Romi Zarman Rosi Rosidi Tanabata Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Prasetyo Utomo S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahlan Bahuy Sajak Sakinah Annisa Mariz Samsudin Adlawi Samsul Bahri Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Shor Zhambou Santi Maulidah Sapardi Djoko Damono Sapto HP Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastri Bakry Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Self Portrait Senarai Pemikiran Sutejo Seni Ambeng Ponorogo Seniman Tanah Merah Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Budhi Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindhunata Situbondo Siwi Dwi Saputro SMP Negeri 1 Madiun Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Fitri Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Spirit of body 1 Spirit of body 2 Spirit of body 3 Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Stefanus P. Elu STKIP PGRI Ponorogo Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugeng Ariyadi Suharwedy Sujarwoko Sujiwo Tedjo Sukitman Sumani Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Switzy Sabandar Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tangguh Pitoyo Taufik Ikram Jamil Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater nDrinDinG Teaterikal Teguh Winarsho AS Telaga Ngebel di Kabupaten Ponorogo 1910 Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tiyasa Jati Pramono Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari To Take Delight Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Andhi Suprihartono Tri Harun Syafii Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S UKM Teater Yakuza '54 Universitas Indonesia Universitas Jember Untung Wahyudi Usman Arrumy Usman Awang Ustadz Chris Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Warih Wisatsana Warung Boengaketjil Wawan Pinhole Wawancara Widhyanto Muttaqien Widya Oktaviani Wisnu Hp Wita Lestari Wuri Kartiasih Yeni Pitasari Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosep Arizal L Yoseph Yoneta Motong Wuwur YS Rat Yuditeha Yuli Yulia Sapthiani Yusri Fajar Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Z. Afif Z. Mustopa Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zaki Zubaidi Zehan Zareez Zulfian Ebnu Groho Zulfikar Fu’ad Zulkarnain Siregar