Selasa, 02 April 2013

TERAPI AUTISME KESASTRAAN

RESPONS TERHADAP TULISAN ROMI ZARMAN
Esha Tegar Putra *
harianhaluan.com, 06 Maret 2011

A Moment To Remember, film drama Korea (2004), sutradara John H Lee adalah peristiwa yang sedikit dekat dengan penuturan tulisan Romi Zarman (“Autisme Kesastraan”, Haluan, 27/2). Dalam A Moment To Remember, seorang laki-laki dihadapkan pada kenyataan, harus menerima kekasihnya divonis berpenyakit alzheimer.

Perlahan, si kekasih hilang ingatannya, sampai ia lupa pada diri sendiri. Tokoh laki-laki berusaha mengingatkan, mela­lui potret-potret romantis masa lalu, catatan-catatan kecil pada kulkas, meja, pintu, di mana si kekasih bisa mengingat dan meletakkan segala sesuatu pada tempatnya. Usaha itu mem­buahkan hasil, si kekasih mengingat hari lalu, hari depan pun tampak bagi mereka ber­dua. Yang paling berharga di kisah ini, tentunya cinta dan sejarah, kenangan dan ingatan.

Saya katakan sedikit dekat, film A Moment To Remember dengan tulisan Romi berjudul “Autisme Kesastraan”, bukan menyangkut vonis jenis pe­nyakitnya— A Moment To Remember dengan alzheimer-nya, “Autisme Kesastraan” dengan autis-nya—melainkan pentingnya mengingatkan. Tahapan ini yang dicoba Romi Zarman untuk melengkapi tulisan-tulisan (polemik) sebe­lumnya di Haluan Minggu: Darman Moenir (23/1), Devy Kurnia Alamsyah (30/1), Sudarmoko (6/2), Elly Delfia (6/2), M Subhan 13/2), Nelson Alwi (20/2). Bayangkan, Romi Zarman adalah tokoh laki-laki dalam A Moment To Remember, yang berusaha membuat kekasihnya (kesastraan), lepas dan terbebas dari gejala psikologi yang divonisnya terjangkit autisme. Sedikit dekat memang kisah­nya, akan tetapi Romi melalui “Autisme Kesastraan” berbeda cara pandang dengan tokoh laki-laki dalam A Moment To Remember dalam terapi pe­nyembuhan. Jika tokoh laki-laki dalam A Moment To Remember dengan tabah dan sabar menghadapai alzheimer kekasihnya sampai sembuh. Romi cendrung terlihat mela­kukan terapi sadis layaknya seorang dukun kampung me­ngo­bati orang gila, dengan me­nyetrum kekasihnya (bagian da­ri kesastraan), menceburkan ke kolam, sambil lantang berteriak: kau terjangkit autis­me!

Vonis Autisme Kritikus Akademis

Ada beberapa titik fokus di mana Romi Zarman meres­pons polemik sebelumnya dengan vonis Autisme kesu­sastraan. Vonis memusat pada ‘autisme kritikus akademik’ dalam sub-tulisannya.

Dan di titik inilah saya pikir Romi melakukan ‘terapi sadis’: (1) Autistik yang terlihat dari esai Koko dan Devy yang berpretensi membersihkan kesastraan dari arogansi dan politik kanonisasi. (2) Esai Subhan lebih tepat disebut kengawuran standrarisasi karya bermutu dilihat dari laris atau tidaknya sebuah karya. (3) Autisme yang dipertegas karena penyempitan ruang yang dila­kukan Darman dengan mem­batasinya—karya Wisran Hadi yang mesti diukur dengan penulis luar, bukan mem­bandingkan dengan Gus tf yang berbeda zaman—hanya sebatas provinsial. (4) Keterbatasan komunikasi kritikus akademis, yang melakukan penelitian dengan founding, selaku spon­sor yang berobjek tidak pada perkembangan kesastraan. (5) Autisme terbaru dicontohkan pada Ketua Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Andalas yang buta terhadap karya sastra—didasari karena meminta bantuan Romi Zarman mengumpulkan nama-nama sastrawan mutakhir, beserta karyanya. (6) Data autisme lain, pada diskusi di Magistra Indo­nesia tentang refleksi setahun sastra di Sumatera Barat pada 31 De­sember 2009, di mana seorang peneliti sastra dengan santai berkata bahwa penelitian yang dikakukan hanya ber­orientasi uang untuk penetingan cum (syarat kenaikan pangkat atau golongan). (7) Vonis autisme dilihat Romi Zarman pada kaum akademik kita tidak memiliki intensitas dalam meng­ikuti perkembangan sas­tra yang terse­bar di media massa. (8) Vonis Romi dengan men­ulis: “Rata-rata redaktur kita pe­ma­las….”

Delapan titik itu saya catat dari tulisan Romi Zarman. Vonis autisme sekaligus pene­rapan terapi yang hendak ditujukan. Jika kita hendak menuju pada tahapan pemun­culan kritik yang baik; apakah dari delapan titik, atau orang-orang yang disebut di delapan titik itu saja yang mengemban beban kritik? Barangkali Romi Zarman juga menjelaskan pembatasan autisme, atau penyembuhan autisme. Akan tetapi sesuaikah dengan situasi iklim kesastraan di Sumatera Barat dan di Indonesia seka­lipun? Juga sudah benarkah vonis-vonis yang dijatuhkan?

Banyak rujukan yang bisa diambil untuk memperta­nya­kan kembali vonis yang dija­tuhkan Romi Zarman meman­dang situasi kekinian. Memi­salkan, kerja akademisi sebagai kritikus, atau sastrawan berlaku kritikus: kenapa sastrawan, kiritkus, atau guru besar seperti Sapardi Djoko Damono tak membahas karya penyair Heru Joni Putra? Kenapa kritikus dengan teori njelimet seperti Arif B Prasetyo memilih Cala Ibi untuk dikritisi di lomba sayembara kritik DKJ, kenapa tidak kumpulan cerpen Zelfeni Wimra? Atau kenapa kritikus dan sastrawan secerlang Zen Hae, Bramantio, Tia Setiadi, Tjahjono Widijanto, Bandung Mawardi, Zen RS, (dll) hanya menulis kritik seputar karya-karya Goenawan Muhammad, Afrizal Malna, Acep Zamzam Noor, Abdul Hadi WM, Ayu Utami, Ahmad Tohari, dst.

Dan kenapa pula, di Suma­tera Barat khususnya, kritik berputar pada persoalan kenapa tidak ada kritik sastra dan siapa seharusnya yang menulis? Situasi inikah yang menye­babkan autisme kesastraan yang dimaksud Romi Zarman?

Autime Kesastraan, Perawatan Khusus

Banyak pertanyaan ten­tunya. Saya tidak menampik, beberapa solusi dari Romi Zarman: semisal peran sastra­wan seka­ligus kritikus, pemb­aruan pola pikir akademisi, dan peran redaktur sastra dalam kritik. Tapi tidak ada kebaruan dari solusi Romi Zarman, terkecuali pada istilah yang memvonis beragam nama dan institusi. Sedangkan pokok pembahasan Romi telah jauh hari dibi­carakan berbagai sumber.

Misalkan seketika Maman S Mahayana menjabarkan situasi kritik sastra di Univer­sitas Indonesia, sebuah lembaga institusi yang banyak meng­hasilkan penelitian akademik, tapi minim akademisi yang bisa mengolahnya untuk kepen­tingan masyarakat. Ia mengi­baratkan, akademisi tersebut sebuah sekrub kecil di dalam mesin besar yang berputar cepat.

Situasi ini juga dijawab Ignas Kleden di buku Sastra Indonesia dalam Enam Perta­nyaan. Ignas melakukan pende­katan secara multidimensional dalam ketidak mampuan kriti­kus, akademisi, sastrawan menjawab tuntas persoalan kesastraan. Bukan cuma itu, Ignas menampik pendapat “pengarang telah mati” yang mengharamkan pertimbangan atas maksud penulis dalam memaknai karya sastra, dengan memberi tafsir pada medan pemaknaan penulis, tapi me­mang tidak seistimewa tafsir pembaca. Manneke Budiman, mengganggap posisi yang dita­warkan Ignas memungkinkan kritik sastra berbicara tentang produksi sastra di samping tentang konsumsi sastra tanpa perlu merasa bersalah.

Persoalan ini yang juga pernah dijawab dengan istilah (ekonomi) surplus oleh Dam­huri Muhammad yang berusaha menampik pikiran Arif B Prasetyo di koran Kompas. Damhuri menganalogikan ke­tika karya banyak, dan kritik bisa dilakukan di media mana saja, kuasa kritik (apresiasi) terbesar berada di tangan masyarakat pembaca, masya­rakat pembacalah paling isti­mewa. Dan yang lebih penting dari vonis autisme sebenarnya mempertanyakan kembali: berapa banyak dan seberapakah minat baca masyarakat untuk karya sastra? Sampai-sampai perdebatannya sebegitu ajai­bnya, seakan jauh melampaui pikiran masyarakat pem­baca­nya.

Saya menganggap, sastrawan sibuk bereuforia di dunianya sendiri, hibuk dalam penafsiran sendiri. Mempertanyakan apa dan siapa yang akan dikritik, siapa yang harus dan siapa yang patut dipersalahkan dengan vonis autisme kesusastraan, dan pernyataan yang absurd. Akan tetapi bagaimana kalau mulai menulis kritik atau apresiasi karya secara konkret dan mulai menyiarkannya?

Romi Zarman sendiri mun­cul dari ruang akademisi, kritikannya termasuk njelimet dan kritis terhadap karya sastra. Ia bagian dari Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sasttra Universitas Andalas yang ketua jurusan disebut buta akan kesastraan mutakhir. Menurut ketua jurusan, Romi Zarman telah salah menilai, salah menfsirkan tujuan, dan ini berujung kekeliruan menilai. Jika pun dianggap kebutaan, akan tetapi titik terang diminta pada Romi Zarman yang bisa memberi mata lain dalam memandang kesastraan mu­takhir. Inilah esensi A Moment To Remember di awal tulisan saya, esensi saling berbagi. Berharap vonis autisme kesas­traan yang dikeluarkan Romi Zarman bukan sekadar pra-power syndrome-nya, kebalikan dari anggapan saya terhadap tulisan Darman Moenir. Tuli­san yang dalam ilmu psikologi tergolong gejala post-power syndrome, di mana kita selalu merasa hidup dalam bayang-bayang kebesaran masa lalu.

Pada akhirnya, secerlang apapun pandangan Romi Zar­man dalam “Autisme Ke­sastraan”, ada satu hal yang terlupakan, hal yang paling dasar: etika kepenulisan.

*) Esha Tegar Putra, Jurusan Sastra Indonesia Universitas Andalas
Dijumput dari: http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=2186:terapi-autisme-kesastraan&catid=41:kultur&Itemid=193

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Mustofa Bisri A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Jabbar Hubbi A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Syauqi Sumbawi A. Zakky Zulhazmi A.C. Andre Tanama A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S Laksana A.S. Laksana Abdul Hadi WM Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acrylic on Canvas Addi Mawahibun Idhom Ade P. Marboen Adib Baroya Adib Muttaqin Asfar Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agunghima Agus Aris Munandar Agus Buchori Agus Prasmono Agus Priyatno Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton AH J Khuzaini Ahmad Damanik Ahmad Farid Yahya Ahmad Wiyono Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fitriyah Ajip Rosidi Akhmad Marsudin Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al Mahfud Alex R Nainggolan Ali Nasir Ali Soekardi Alunk Estohank Amanche Franck Oe Ninu Aming Aminoedhin Anakku Inspirasiku Anang Zakaria Andhi Setyo Wibowo AndongBuku #3 Andri Awan Andry Deblenk Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Puisi Kalijaring Antologi Sastra Lamongan Anton Kurnia Anugerah Ronggowarsito Anwar Syueb Tandjung Aprillia Ika Aprillia Ramadhina APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif 'Minke' Setiawan Arim Kamandaka Aris Setiawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Aryo Wisanggeni G Asap Studio Asarpin Asrizal Nur Awalludin GD Mualif Ayu Sulistyowati Aziz Abdul Gofar Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Banyuwangi Bara Pattyradja Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Indo Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Lukisan Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Bidan Romana Tari Binhad Nurrohmat Biografi Bisnis Bondowoso Bre Redana Brunel University London Budi P. Hatees Budi Palopo Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerpen Chicilia Risca Coronavirus Cover Buku COVID-19 Cucuk Espe D. Kemalawati Dadang Ari Murtono Dadang Sunendar Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Dedi Gunawan Hutajulu Den Rasyidi Deni Jazuli Denny Mizhar Depan Mts Putra-Putri Simo Sungelebak Desa Glogok Karanggeneng Dessy Wahyuni Dewi Yuliati Dhanu Priyo Prabowo Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Dien Makmur Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Doddy Hidayatullah Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwijo Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Efendi Ari Wibowo Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hendri Saiful Eko Israhayu Emha Ainun Nadjib Endang Kusumastuti Eni S Eppril Wulaningtyas R Erdogan Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faiz Manshur Faizal Af Fajar Setiawan Roekminto Farah Noersativa Fathoni Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Fikram Farazdaq Forum Santri Nasional (FSN) FPM (Forum Penulis Muda) Ponorogo Galeri Lukisan Z Musthofa Galuh Tulus Utama Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Golan-Mirah Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Bahaudin H.B. Jassin Halim HD Hamzah Sahal Handoyo El Jeffry Happy Susanto Hardi Hamzah Haris Firdaus Haris Saputra Harun Syafii bin Syam Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Hendra Sugiantoro Hengky Ola Sura Heri Kris Heri Ruslan Herry Mardianto Heru Maryono Hilmi Abedillah Himpunan Mahasiswa Penulis (STKIP PGRI Ponorogo) Holy Adib htanzil Hudan Nur Husin I Nyoman Suaka IAIN Ponorogo Ibnu Wahyudi Idayati Idi Subandy Ibrahim Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Yusardi Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Indigo Art Space Indra Intisa Indra Tjahyadi Indri Widiyanti Inti Rohmatun Ni'mah Inung Setyami Irfan El Mardanuzie Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Isnatin Ulfah Isti Rohayanti Istiqomatul Hayati Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Jakob Sumardjo Janual Aidi Jawapos Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jember Jember Gemar Membaca JIERO CAFE Jihan Fauziah Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Syahputra Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin K.H. Ma’ruf Amin Kabar Pelukis Kalimat Tubuh Kang Daniel Kartika Foundation Karya Lukisan: Z Musthofa Kasnadi Kedai Kopi Sastra Kemah Budaya Panturan (KBP) KH. M. Najib Muhammad KH. Marzuki Mustamar Khadijah Khaerul Anwar Khairul Mufid Jr Khansa Arifah Adila Khawas Auskarni Khudori Husnan Khulda Rahmatia Ki Ompong Sudarsono Kim Ngan Kitab Arbain Nawawi Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sablon Ponorogo Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Korban Gempa Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kue Kacang Kue Kelapa Pandan Kue Lebaran Edisi 2013 Kue Nastar Keju Kue Nastar Keranjang Kue Pastel Kue Putri Salju Kue Semprit Kurnia Sari Aziza Kuswaidi Syafi'ie L Ridwan Muljosudarmo Lagu Laksmi Shitaresmi Lamongan Jawa Timur Landscape Hutan Bojonegoro Landscape Rumah Blora Lathifa Akmaliyah Legenda lensasastra.id Lie Charlie Linda Christanty Linus Suryadi AG Literasi Lombok Utara Lucia Idayani Ludruk Karya Budaya Lukas Adi Prasetyo Lukisan Andry Deblenk Lukisan Karya: Rengga AP Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari Lukisan Sugeng Ariyadi Lukman Santoso Az Lumajang Lusiana Indriasari Lutfi Rakhmawati M Khoirul Anwar KH M Nafiul Haris M. Afif Hasbullah M. Afifuddin M. Fauzi Sukri M. Harir Muzakki M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lutfi M. Mustafied M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Mahamuda Mahendra Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Maimun Zubair Makalah Tinjauan Ilmiah Makyun Subuki Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Mario F. Lawi Martin Aleida Mashdar Zainal Mashuri Masuki M. Astro Masyhudi Mathori A Elwa Matroni El-Moezany Maulana Syamsuri Media Ponorogo Media: Crayon on Paper Media: Pastel on Paper Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Miftakhul F.S Mihar Harahap Mila Setyani Misbahus Surur Mix Media on Canvas Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Ali Athwa Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Antakusuma Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Subarkah Muhammad Wahidul Mashuri Muhammad Yasir MUI Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukani Mukhsin Amar Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Muslim Abdurrahman Naskah Teater Neva Tuhella Nezar Patria Nidhom Fauzi Niduparas Erlang Ninuk Mardiana Pambudy Nirwan Ahmad Arsuka Noor H. Dee Novel Pekik Novel-novel bahasa Jawa Nur Ahmad Salman H Nur Hidayati Nur Wachid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyiayu Hesty Susanti Obrolan Oil on Canvas Olimpiade Sastra Indonesia 2013 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Paguyuban Seni Teater Ponorogo Pameran Lukisan MADIUN OBAH Pameran Seni Lukis Pameran Seni Rupa Parimono V / 40 Plandi Jombang Paring Waluyo Utomo Pasuruan PDS H.B. Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Ponorogo Z Musthofa Pelukis Rengga AP Pelukis Senior Tarmuzie Pelukis Unik di Ponorogo Pemancingan Betri Pendhapa Art Space Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pito Agustin Rudiana Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Gus Dur Probolinggo Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prof Dr Soediro Satoto Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pusat Grosir Kaos Polos Ponorogo Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putri Asyuro' Rizqiyyah Putu Fajar Arcana R.Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Rasanrasan Boengaketji Ratna Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak angkatan 1991-1992 Reyog dalam Lukisan Kaca Ribut Wijoto Ridha Arham Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Ris Pasha Rizka Halida Robin Al Kautsar Rodli TL Romi Zarman Rosi Rosidi Tanabata Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Prasetyo Utomo S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahlan Bahuy Sajak Sakinah Annisa Mariz Samsudin Adlawi Samsul Bahri Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Shor Zhambou Santi Maulidah Sapardi Djoko Damono Sapto HP Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastri Bakry Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Self Portrait Senarai Pemikiran Sutejo Seni Ambeng Ponorogo Seniman Tanah Merah Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Budhi Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindhunata Situbondo Siwi Dwi Saputro SMP Negeri 1 Madiun Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Fitri Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Spirit of body 1 Spirit of body 2 Spirit of body 3 Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Stefanus P. Elu STKIP PGRI Ponorogo Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugeng Ariyadi Suharwedy Sujarwoko Sujiwo Tedjo Sukitman Sumani Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Switzy Sabandar Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tangguh Pitoyo Taufik Ikram Jamil Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater nDrinDinG Teaterikal Teguh Winarsho AS Telaga Ngebel di Kabupaten Ponorogo 1910 Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tiyasa Jati Pramono Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari To Take Delight Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Andhi Suprihartono Tri Harun Syafii Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S UKM Teater Yakuza '54 Universitas Indonesia Universitas Jember Untung Wahyudi Usman Arrumy Usman Awang Ustadz Chris Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Warih Wisatsana Warung Boengaketjil Wawan Pinhole Wawancara Widhyanto Muttaqien Widya Oktaviani Wisnu Hp Wita Lestari Wuri Kartiasih Yeni Pitasari Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosep Arizal L Yoseph Yoneta Motong Wuwur YS Rat Yuditeha Yuli Yulia Sapthiani Yusri Fajar Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Z. Afif Z. Mustopa Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zaki Zubaidi Zehan Zareez Zulfian Ebnu Groho Zulfikar Fu’ad Zulkarnain Siregar