RESPONS TERHADAP TULISAN ROMI ZARMAN
Esha Tegar Putra *
harianhaluan.com, 06 Maret 2011
A Moment To Remember, film drama Korea (2004), sutradara John H Lee adalah peristiwa yang sedikit dekat dengan penuturan tulisan Romi Zarman (“Autisme Kesastraan”, Haluan, 27/2). Dalam A Moment To Remember, seorang laki-laki dihadapkan pada kenyataan, harus menerima kekasihnya divonis berpenyakit alzheimer.
Perlahan, si kekasih hilang ingatannya, sampai ia lupa pada diri sendiri. Tokoh laki-laki berusaha mengingatkan, melalui potret-potret romantis masa lalu, catatan-catatan kecil pada kulkas, meja, pintu, di mana si kekasih bisa mengingat dan meletakkan segala sesuatu pada tempatnya. Usaha itu membuahkan hasil, si kekasih mengingat hari lalu, hari depan pun tampak bagi mereka berdua. Yang paling berharga di kisah ini, tentunya cinta dan sejarah, kenangan dan ingatan.
Saya katakan sedikit dekat, film A Moment To Remember dengan tulisan Romi berjudul “Autisme Kesastraan”, bukan menyangkut vonis jenis penyakitnya— A Moment To Remember dengan alzheimer-nya, “Autisme Kesastraan” dengan autis-nya—melainkan pentingnya mengingatkan. Tahapan ini yang dicoba Romi Zarman untuk melengkapi tulisan-tulisan (polemik) sebelumnya di Haluan Minggu: Darman Moenir (23/1), Devy Kurnia Alamsyah (30/1), Sudarmoko (6/2), Elly Delfia (6/2), M Subhan 13/2), Nelson Alwi (20/2). Bayangkan, Romi Zarman adalah tokoh laki-laki dalam A Moment To Remember, yang berusaha membuat kekasihnya (kesastraan), lepas dan terbebas dari gejala psikologi yang divonisnya terjangkit autisme. Sedikit dekat memang kisahnya, akan tetapi Romi melalui “Autisme Kesastraan” berbeda cara pandang dengan tokoh laki-laki dalam A Moment To Remember dalam terapi penyembuhan. Jika tokoh laki-laki dalam A Moment To Remember dengan tabah dan sabar menghadapai alzheimer kekasihnya sampai sembuh. Romi cendrung terlihat melakukan terapi sadis layaknya seorang dukun kampung mengobati orang gila, dengan menyetrum kekasihnya (bagian dari kesastraan), menceburkan ke kolam, sambil lantang berteriak: kau terjangkit autisme!
Vonis Autisme Kritikus Akademis
Ada beberapa titik fokus di mana Romi Zarman merespons polemik sebelumnya dengan vonis Autisme kesusastraan. Vonis memusat pada ‘autisme kritikus akademik’ dalam sub-tulisannya.
Dan di titik inilah saya pikir Romi melakukan ‘terapi sadis’: (1) Autistik yang terlihat dari esai Koko dan Devy yang berpretensi membersihkan kesastraan dari arogansi dan politik kanonisasi. (2) Esai Subhan lebih tepat disebut kengawuran standrarisasi karya bermutu dilihat dari laris atau tidaknya sebuah karya. (3) Autisme yang dipertegas karena penyempitan ruang yang dilakukan Darman dengan membatasinya—karya Wisran Hadi yang mesti diukur dengan penulis luar, bukan membandingkan dengan Gus tf yang berbeda zaman—hanya sebatas provinsial. (4) Keterbatasan komunikasi kritikus akademis, yang melakukan penelitian dengan founding, selaku sponsor yang berobjek tidak pada perkembangan kesastraan. (5) Autisme terbaru dicontohkan pada Ketua Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Andalas yang buta terhadap karya sastra—didasari karena meminta bantuan Romi Zarman mengumpulkan nama-nama sastrawan mutakhir, beserta karyanya. (6) Data autisme lain, pada diskusi di Magistra Indonesia tentang refleksi setahun sastra di Sumatera Barat pada 31 Desember 2009, di mana seorang peneliti sastra dengan santai berkata bahwa penelitian yang dikakukan hanya berorientasi uang untuk penetingan cum (syarat kenaikan pangkat atau golongan). (7) Vonis autisme dilihat Romi Zarman pada kaum akademik kita tidak memiliki intensitas dalam mengikuti perkembangan sastra yang tersebar di media massa. (8) Vonis Romi dengan menulis: “Rata-rata redaktur kita pemalas….”
Delapan titik itu saya catat dari tulisan Romi Zarman. Vonis autisme sekaligus penerapan terapi yang hendak ditujukan. Jika kita hendak menuju pada tahapan pemunculan kritik yang baik; apakah dari delapan titik, atau orang-orang yang disebut di delapan titik itu saja yang mengemban beban kritik? Barangkali Romi Zarman juga menjelaskan pembatasan autisme, atau penyembuhan autisme. Akan tetapi sesuaikah dengan situasi iklim kesastraan di Sumatera Barat dan di Indonesia sekalipun? Juga sudah benarkah vonis-vonis yang dijatuhkan?
Banyak rujukan yang bisa diambil untuk mempertanyakan kembali vonis yang dijatuhkan Romi Zarman memandang situasi kekinian. Memisalkan, kerja akademisi sebagai kritikus, atau sastrawan berlaku kritikus: kenapa sastrawan, kiritkus, atau guru besar seperti Sapardi Djoko Damono tak membahas karya penyair Heru Joni Putra? Kenapa kritikus dengan teori njelimet seperti Arif B Prasetyo memilih Cala Ibi untuk dikritisi di lomba sayembara kritik DKJ, kenapa tidak kumpulan cerpen Zelfeni Wimra? Atau kenapa kritikus dan sastrawan secerlang Zen Hae, Bramantio, Tia Setiadi, Tjahjono Widijanto, Bandung Mawardi, Zen RS, (dll) hanya menulis kritik seputar karya-karya Goenawan Muhammad, Afrizal Malna, Acep Zamzam Noor, Abdul Hadi WM, Ayu Utami, Ahmad Tohari, dst.
Dan kenapa pula, di Sumatera Barat khususnya, kritik berputar pada persoalan kenapa tidak ada kritik sastra dan siapa seharusnya yang menulis? Situasi inikah yang menyebabkan autisme kesastraan yang dimaksud Romi Zarman?
Autime Kesastraan, Perawatan Khusus
Banyak pertanyaan tentunya. Saya tidak menampik, beberapa solusi dari Romi Zarman: semisal peran sastrawan sekaligus kritikus, pembaruan pola pikir akademisi, dan peran redaktur sastra dalam kritik. Tapi tidak ada kebaruan dari solusi Romi Zarman, terkecuali pada istilah yang memvonis beragam nama dan institusi. Sedangkan pokok pembahasan Romi telah jauh hari dibicarakan berbagai sumber.
Misalkan seketika Maman S Mahayana menjabarkan situasi kritik sastra di Universitas Indonesia, sebuah lembaga institusi yang banyak menghasilkan penelitian akademik, tapi minim akademisi yang bisa mengolahnya untuk kepentingan masyarakat. Ia mengibaratkan, akademisi tersebut sebuah sekrub kecil di dalam mesin besar yang berputar cepat.
Situasi ini juga dijawab Ignas Kleden di buku Sastra Indonesia dalam Enam Pertanyaan. Ignas melakukan pendekatan secara multidimensional dalam ketidak mampuan kritikus, akademisi, sastrawan menjawab tuntas persoalan kesastraan. Bukan cuma itu, Ignas menampik pendapat “pengarang telah mati” yang mengharamkan pertimbangan atas maksud penulis dalam memaknai karya sastra, dengan memberi tafsir pada medan pemaknaan penulis, tapi memang tidak seistimewa tafsir pembaca. Manneke Budiman, mengganggap posisi yang ditawarkan Ignas memungkinkan kritik sastra berbicara tentang produksi sastra di samping tentang konsumsi sastra tanpa perlu merasa bersalah.
Persoalan ini yang juga pernah dijawab dengan istilah (ekonomi) surplus oleh Damhuri Muhammad yang berusaha menampik pikiran Arif B Prasetyo di koran Kompas. Damhuri menganalogikan ketika karya banyak, dan kritik bisa dilakukan di media mana saja, kuasa kritik (apresiasi) terbesar berada di tangan masyarakat pembaca, masyarakat pembacalah paling istimewa. Dan yang lebih penting dari vonis autisme sebenarnya mempertanyakan kembali: berapa banyak dan seberapakah minat baca masyarakat untuk karya sastra? Sampai-sampai perdebatannya sebegitu ajaibnya, seakan jauh melampaui pikiran masyarakat pembacanya.
Saya menganggap, sastrawan sibuk bereuforia di dunianya sendiri, hibuk dalam penafsiran sendiri. Mempertanyakan apa dan siapa yang akan dikritik, siapa yang harus dan siapa yang patut dipersalahkan dengan vonis autisme kesusastraan, dan pernyataan yang absurd. Akan tetapi bagaimana kalau mulai menulis kritik atau apresiasi karya secara konkret dan mulai menyiarkannya?
Romi Zarman sendiri muncul dari ruang akademisi, kritikannya termasuk njelimet dan kritis terhadap karya sastra. Ia bagian dari Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sasttra Universitas Andalas yang ketua jurusan disebut buta akan kesastraan mutakhir. Menurut ketua jurusan, Romi Zarman telah salah menilai, salah menfsirkan tujuan, dan ini berujung kekeliruan menilai. Jika pun dianggap kebutaan, akan tetapi titik terang diminta pada Romi Zarman yang bisa memberi mata lain dalam memandang kesastraan mutakhir. Inilah esensi A Moment To Remember di awal tulisan saya, esensi saling berbagi. Berharap vonis autisme kesastraan yang dikeluarkan Romi Zarman bukan sekadar pra-power syndrome-nya, kebalikan dari anggapan saya terhadap tulisan Darman Moenir. Tulisan yang dalam ilmu psikologi tergolong gejala post-power syndrome, di mana kita selalu merasa hidup dalam bayang-bayang kebesaran masa lalu.
Pada akhirnya, secerlang apapun pandangan Romi Zarman dalam “Autisme Kesastraan”, ada satu hal yang terlupakan, hal yang paling dasar: etika kepenulisan.
*) Esha Tegar Putra, Jurusan Sastra Indonesia Universitas Andalas
Dijumput dari: http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=2186:terapi-autisme-kesastraan&catid=41:kultur&Itemid=193
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan
A Mustofa Bisri
A. Anzieb
A. Aziz Masyhuri
A. Jabbar Hubbi
A. Khoirul Anam
A. Kurnia
A. Syauqi Sumbawi
A. Zakky Zulhazmi
A.C. Andre Tanama
A.H. J Khuzaini
A.H.J Khuzaini
A.S Laksana
A.S. Laksana
Abdul Hadi WM
Abdul Kirno Tanda
Abdurrahman Wahid
Abid Rohmanu
Acep Iwan Saidi
Acrylic on Canvas
Addi Mawahibun Idhom
Ade P. Marboen
Adib Baroya
Adib Muttaqin Asfar
Aditya Ardi N
Adreas Anggit W.
Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI
Afrizal Malna
AG. Alif
Agama
Agama Para Bajingan
Agnes Rita Sulistyawaty
Aguk Irawan M.N.
Agunghima
Agus Aris Munandar
Agus Buchori
Agus Prasmono
Agus Priyatno
Agus R. Subagyo
Agus Setiawan
Agus Sulton
AH J Khuzaini
Ahmad Damanik
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Wiyono
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ainul Fitriyah
Ajip Rosidi
Akhmad Marsudin
Akhmad Sahal
Akhmad Sekhu
Akhmad Taufiq
Akmal Nasery Basral
Aksin Wijaya
Al Mahfud
Alex R Nainggolan
Ali Nasir
Ali Soekardi
Alunk Estohank
Amanche Franck Oe Ninu
Aming Aminoedhin
Anakku Inspirasiku
Anang Zakaria
Andhi Setyo Wibowo
AndongBuku #3
Andri Awan
Andry Deblenk
Anindita S. Thayf
Anjrah Lelono Broto
Antologi Puisi Kalijaring
Antologi Sastra Lamongan
Anton Kurnia
Anugerah Ronggowarsito
Anwar Syueb Tandjung
Aprillia Ika
Aprillia Ramadhina
APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia
Arafat Nur
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arief Junianto
Arif 'Minke' Setiawan
Arim Kamandaka
Aris Setiawan
Armawati
Arswendo Atmowiloto
Art Sabukjanur
Arti Bumi Intaran
Aryo Wisanggeni G
Asap Studio
Asarpin
Asrizal Nur
Awalludin GD Mualif
Ayu Sulistyowati
Aziz Abdul Gofar
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Banyuwangi
Bara Pattyradja
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benni Indo
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Lukisan
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Bidan Romana Tari
Binhad Nurrohmat
Biografi
Bisnis
Bondowoso
Bre Redana
Brunel University London
Budi P. Hatees
Budi Palopo
Buku Kritik Sastra
Buldanul Khuri
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chicilia Risca
Coronavirus
Cover Buku
COVID-19
Cucuk Espe
D. Kemalawati
Dadang Ari Murtono
Dadang Sunendar
Damar Juniarto
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Dantje S Moeis
Darju Prasetya
Dedi Gunawan Hutajulu
Den Rasyidi
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Depan Mts Putra-Putri Simo Sungelebak
Desa Glogok Karanggeneng
Dessy Wahyuni
Dewi Yuliati
Dhanu Priyo Prabowo
Dhoni Zustiyantoro
Dian Sukarno
Dien Makmur
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Diskusi buku
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djuli Djatiprambudi
Doddy Hidayatullah
Dody Yan Masfa
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dr. Hilma Rosyida Ahmad
Drs H Choirul Anam
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Pranoto
Dwijo Maksum
Edeng Syamsul Ma’arif
Efendi Ari Wibowo
Eidi Krina Jason Sembiring
Eka Budianta
Eko Hendri Saiful
Eko Israhayu
Emha Ainun Nadjib
Endang Kusumastuti
Eni S
Eppril Wulaningtyas R
Erdogan
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
F Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Faiz Manshur
Faizal Af
Fajar Setiawan Roekminto
Farah Noersativa
Fathoni
Fedli Azis
Felix K. Nesi
Festival Gugur Gunung
Festival Literasi Nusantara
Festival Sastra Gresik
Fikram Farazdaq
Forum Santri Nasional (FSN)
FPM (Forum Penulis Muda) Ponorogo
Galeri Lukisan Z Musthofa
Galuh Tulus Utama
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gesit Ariyanto
Gita Ananda
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Golan-Mirah
Grathia Pitaloka
Gufran A. Ibrahim
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Bahaudin
H.B. Jassin
Halim HD
Hamzah Sahal
Handoyo El Jeffry
Happy Susanto
Hardi Hamzah
Haris Firdaus
Haris Saputra
Harun Syafii bin Syam
Hasnan Bachtiar
Hawe Setiawan
Hendra Sugiantoro
Hengky Ola Sura
Heri Kris
Heri Ruslan
Herry Mardianto
Heru Maryono
Hilmi Abedillah
Himpunan Mahasiswa Penulis (STKIP PGRI Ponorogo)
Holy Adib
htanzil
Hudan Nur
Husin
I Nyoman Suaka
IAIN Ponorogo
Ibnu Wahyudi
Idayati
Idi Subandy Ibrahim
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ilham Yusardi
Imam Nawawi
Imam Nur Suharno
Imam Zanatul Huaeri
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Indigo Art Space
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indri Widiyanti
Inti Rohmatun Ni'mah
Inung Setyami
Irfan El Mardanuzie
Isbedy Stiawan ZS
Iskandar Noe
Isnatin Ulfah
Isti Rohayanti
Istiqomatul Hayati
Jadid Al Farisy
Jafar M Sidik
Jakob Sumardjo
Janual Aidi
Jawapos
Jejak Laskar Hisbullah Jombang
Jember
Jember Gemar Membaca
JIERO CAFE
Jihan Fauziah
Jo Batara Surya
Jodhi Yudono
Johan Edy Raharjo
John Halmahera
Joko Pinurbo
Joko Widodo
Joni Syahputra
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Jurnalisme Sastrawi
K.H. M. Najib Muhammad
K.H. Ma'ruf Amin
K.H. Ma’ruf Amin
Kabar Pelukis
Kalimat Tubuh
Kang Daniel
Kartika Foundation
Karya Lukisan: Z Musthofa
Kasnadi
Kedai Kopi Sastra
Kemah Budaya Panturan (KBP)
KH. M. Najib Muhammad
KH. Marzuki Mustamar
Khadijah
Khaerul Anwar
Khairul Mufid Jr
Khansa Arifah Adila
Khawas Auskarni
Khudori Husnan
Khulda Rahmatia
Ki Ompong Sudarsono
Kim Ngan
Kitab Arbain Nawawi
Kompas TV
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA)
Komunitas Sablon Ponorogo
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)
Korban Gempa
Koskow
Kostela
KPRI IKMAL Lamongan
Kritik Sastra
Kue Kacang
Kue Kelapa Pandan
Kue Lebaran Edisi 2013
Kue Nastar Keju
Kue Nastar Keranjang
Kue Pastel
Kue Putri Salju
Kue Semprit
Kurnia Sari Aziza
Kuswaidi Syafi'ie
L Ridwan Muljosudarmo
Lagu
Laksmi Shitaresmi
Lamongan Jawa Timur
Landscape Hutan Bojonegoro
Landscape Rumah Blora
Lathifa Akmaliyah
Legenda
lensasastra.id
Lie Charlie
Linda Christanty
Linus Suryadi AG
Literasi
Lombok Utara
Lucia Idayani
Ludruk Karya Budaya
Lukas Adi Prasetyo
Lukisan Andry Deblenk
Lukisan Karya: Rengga AP
Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari
Lukisan Sugeng Ariyadi
Lukman Santoso Az
Lumajang
Lusiana Indriasari
Lutfi Rakhmawati
M Khoirul Anwar KH
M Nafiul Haris
M. Afif Hasbullah
M. Afifuddin
M. Fauzi Sukri
M. Harir Muzakki
M. Harya Ramdhoni Julizarsyah
M. Lutfi
M. Mustafied
M. Riyadhus Solihin
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M’Shoe
Mahamuda
Mahendra
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Maimun Zubair
Makalah Tinjauan Ilmiah
Makyun Subuki
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Margita Widiyatmaka
Mario F. Lawi
Martin Aleida
Mashdar Zainal
Mashuri
Masuki M. Astro
Masyhudi
Mathori A Elwa
Matroni El-Moezany
Maulana Syamsuri
Media Ponorogo
Media: Crayon on Paper
Media: Pastel on Paper
Mei Anjar Wintolo
Melukis
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Memoar Purnama di Kampung Halaman
Menggalang Dana Amal
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mien Uno
Miftakhul F.S
Mihar Harahap
Mila Setyani
Misbahus Surur
Mix Media on Canvas
Moch. Faisol
Mochammad A. Tomtom
Moh. Jauhar al-Hakimi
Mohammad Ali Athwa
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Alimudin
Muhammad Antakusuma
Muhammad Itsbatun Najih
Muhammad Marzuki
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Nanda Fauzan
Muhammad Subarkah
Muhammad Wahidul Mashuri
Muhammad Yasir
MUI
Mujtahidin Billah
Mukafi Niam
Mukani
Mukhsin Amar
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur
Musa Ismail
Muslim Abdurrahman
Naskah Teater
Neva Tuhella
Nezar Patria
Nidhom Fauzi
Niduparas Erlang
Ninuk Mardiana Pambudy
Nirwan Ahmad Arsuka
Noor H. Dee
Novel Pekik
Novel-novel bahasa Jawa
Nur Ahmad Salman H
Nur Hidayati
Nur Wachid
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyiayu Hesty Susanti
Obrolan
Oil on Canvas
Olimpiade Sastra Indonesia 2013
Oyos Saroso H.N.
Padepokan Lemah Putih Surakarta
Pagelaran Musim Tandur
Paguyuban Seni Teater Ponorogo
Pameran Lukisan MADIUN OBAH
Pameran Seni Lukis
Pameran Seni Rupa
Parimono V / 40 Plandi Jombang
Paring Waluyo Utomo
Pasuruan
PDS H.B. Jassin
Pelukis Dahlan Kong
Pelukis Jumartono
Pelukis Ponorogo Z Musthofa
Pelukis Rengga AP
Pelukis Senior Tarmuzie
Pelukis Unik di Ponorogo
Pemancingan Betri
Pendhapa Art Space
Penerbit SastraSewu
Pengajian
Pengetahuan
Pesantren An Nawawi Tanara (Penata)
Pito Agustin Rudiana
Pondok Pesantren Al-Madienah
Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan
Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang
Pramoedya Ananta Toer
Presiden Gus Dur
Probolinggo
Prof Dr Achmad Zahro
Prof Dr Aminuddin Kasdi
Prof Dr Soediro Satoto
Proses Kreatif
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
Purnawan Andra
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pusat Grosir Kaos Polos Ponorogo
Pustaka Bergerak
PUstaka puJAngga
Putri Asyuro' Rizqiyyah
Putu Fajar Arcana
R.Ng. Ronggowarsito
Radhar Panca Dahana
Rahmat Sularso Nh
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ranang Aji SP
Rasanrasan Boengaketji
Ratna
Ratna Sarumpaet
Raudal Tanjung Banua
Raudlotul Immaroh
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Rengga AP
Resensi
Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak angkatan 1991-1992
Reyog dalam Lukisan Kaca
Ribut Wijoto
Ridha Arham
Riki Dhamparan Putra
Rinto Andriono
Ris Pasha
Rizka Halida
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Romi Zarman
Rosi
Rosidi Tanabata
Rukardi
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rx King Motor
S Prasetyo Utomo
S Yoga
S. Jai
Sabrank Suparno
Sahlan Bahuy
Sajak
Sakinah Annisa Mariz
Samsudin Adlawi
Samsul Bahri
Sandiaga Uno
Sanggar Pasir
Sanggar Shor Zhambou
Santi Maulidah
Sapardi Djoko Damono
Sapto HP
Sartika Dian Nuraini
Sasti Gotama
Sastra dan Kuasa Simbolik
Sastri Bakry
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
SelaSastra Boenga Ketjil #33
Self Portrait
Senarai Pemikiran Sutejo
Seni Ambeng Ponorogo
Seniman Tanah Merah Ponorogo
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Setia Budhi
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindhunata
Situbondo
Siwi Dwi Saputro
SMP Negeri 1 Madiun
Soediro Satoto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sonia Fitri
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Spirit of body 1
Spirit of body 2
Spirit of body 3
Sri Mulyani
Sri Wintala Achmad
Stefanus P. Elu
STKIP PGRI Ponorogo
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudirman
Sugeng Ariyadi
Suharwedy
Sujarwoko
Sujiwo Tedjo
Sukitman
Sumani
Sunaryono Basuki Ks
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryanto Sastroatmodjo
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Switzy Sabandar
Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili
Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari
Tamrin Bey
TanahmeraH ArtSpace
Tangguh Pitoyo
Taufik Ikram Jamil
Taufik Rachman
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teater nDrinDinG
Teaterikal
Teguh Winarsho AS
Telaga Ngebel di Kabupaten Ponorogo 1910
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Tiyasa Jati Pramono
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
To Take Delight
Tosa Poetra
Toto Gutomo
Tri Andhi Suprihartono
Tri Harun Syafii
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
UKM Teater Yakuza '54
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Untung Wahyudi
Usman Arrumy
Usman Awang
Ustadz Chris Bangun Samudra
Uwell's King Shop
Uwell's Setiawan
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W.S. Rendra
Wachid Nuraziz Musthafa
Warih Wisatsana
Warung Boengaketjil
Wawan Pinhole
Wawancara
Widhyanto Muttaqien
Widya Oktaviani
Wisnu Hp
Wita Lestari
Wuri Kartiasih
Yeni Pitasari
Yerusalem Ibu Kota Palestina
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yosep Arizal L
Yoseph Yoneta Motong Wuwur
YS Rat
Yuditeha
Yuli
Yulia Sapthiani
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Yusuf Wibisono
Yuval Noah Harari
Z. Afif
Z. Mustopa
Zainal Arifin Thoha
Zainuddin Sugendal
Zaki Zubaidi
Zehan Zareez
Zulfian Ebnu Groho
Zulfikar Fu’ad
Zulkarnain Siregar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar