Johan Edy Raharjo *
http://sastra-indonesia.com
Lampu-lampu taman itu mulai menyala, satu, dua, tiga, empat, dan seterusnya menyala, menerangi seluruh kompleks dan jalur utama kota. Langit mulai menghitam, puncak gunung mulai menghilang, segerombolan kelelawar mulai terbang menyusuri lorong-lorong tak berpenghuni. aku masih terdiam di sudut taman kota, di bawah pohon trembesi, setelah kau katakan padaku “jagalah apa yang engkau rasa, sampai aku datang kepadamu suatu hari nanti,”.
Mengapa aku harus menjaganya? Apa yang kau rasa? Aku tak tau, tapi bukan harapan kosong, yang ku beri, engkau harus menjaganya jika menginginkan, akupun juga, tapi saat ini aku masih dengannya, aku tak ingin menyakitinya. Jadi apa yang kau mau? Aku ingin sebuah kepastian? Kepastian? Iya. Mengapa kau ingin seperti itu? Aku tak ingin seperti ini? Aku tak ingin masuk ke dunia mu dengan dirinya. Aku akan pergi, jika memang seperti ini. Benarkah kamu akan pergi? Iya, aku tak ingin masuk ke dunia mu dengan dirinya. Aku tak rela jika kamu ingin pergi, jagalah, tunggulah, hingga aku datang kepadamu. Namun, jika kamu akan pergi, dengan tetesan air mata aku tak bisa apa-apa, pergilah. Itulah saat kita terakhir bertemu, dan kamupun pergi meninggalkanku sendiri di bawah pohon termbesi yang kokoh berdiri menjulang. Aku tak mengerti apa yang kamu inginkan, aku termanggu, kini aku tak bisa mengapa, hanya diam yang ku bisa, hari berganti hari, setiap hari yang sama aku duduk di bawah trembesi tua itu, namun, kini aku tak bersamamu lagi, aku sendiri, memegang kata terakhirmu, aku pandang sekeliling taman, hanya semilir angin dan rintik gerimis yang datang. Merasuk tubuh melalui ujung jari- jemariku, memandikan diriku yang mengigil, walau aku sekitar sejam tadi telah mandi, kini aku dimandikan oleh angin dan rintik gerimis yang hadir bersamaan. aku tetap berdiam di bawah pohon trembesi, memegang kata darimu. Hari semakin larut, aku bergegas pulang.
***
Lima bulan sudah aku tak mengunjungi tempat itu, tempat dimana aku dan dirimu berkata menjelang pergantian siang dan malam. Aku tak memikirkan lagi kata yang kau ucapkan kepadaku. Walau aku selalu ingat. Dan selalu ku pegang. Hari-hariku ku isi dengan berbagai kesibukan, entah apa saja yang kulakukan, asal aku bisa berkarya, bisa mengabdi, pada negeri.
Kabarmu tiada datang, nomor yang kau berikan hilang sudah, tak aktif, engkau berganti nomor, hanya di akunmulah aku melihat aktifitasmu, hanya melihat foto profilmu aku ungkapkan kerinduanku, senyummu terlihat, saat aku kamu dan dirinya juga ada dalam sebuah perjalanan malam. Aku beranjak keluar, kawanku, saudaraku mengajak pergi, pergi kelapangan desa, bermain futsal, lima-lawan lima, dengan pemuda desa sebelah, aku ikuti langkah mereka, namun kau hadir dalam otakku, memenuhi otak kiri kananku, otak tengahku terasa tersumbat, hingga dalam permainan futsal aku kehilangan konsentrasi, penuh, sudah penuh, aku tak mampu berpikir, napasku tak karuan, dingin, semakin dingin, pandangan mataku semakin memudar, semakin gelap, berkunang-kunang, berat sekali, ya, berat sekali kepalaku, mataku perlahan menutup. Dingin. Gelap.
***
Panas terik matahari memanggangku di tengah padang pasir, luas, seluas mata memandang, tak ada pohon, kaktus kecil atau tumbuhan padang pasir saja tak ada apalagi pohon, tak ada air, tak ada jalan, tak ada petunjuk arah, tak ada. Tak ada payung, tak ada topi, tak ada penutup kepala, hanya rambut sepanjang 1 cm yang menutup kepalaku, keringat mengucur, baju putih yang ku kenakan basah, kering lagi oleh panasnya matahari. Hanya gelombang-gelombang pasir terlintas di hadapanku, semilir angin kering membawa terbang pasir debu. Ku berjalan perlahan, kering sudah tenggorokanku, aku tak kuat lagi berjalan. Langit berubah, langit yang biru tanpa selembar mendung berubah menghitam, lembaran awan hitam datang, menyatukan diri, hingga mentari yang menyengat tak kelihatan lagi, aneh, walau awan hitam putih memenuhi seantero langit, hujan tak turun, aku terdiam, tak bisa melangkahkan kaki kecilku, seakan pasir tempat ku berdiri menahan sampai aku tak mampu mengangkat kakiku. Angin semakin kencang, mengaburkan butiran-butiran debu, angin semakin kencang, mengangkat gelombang pasir, dari sebelah barat, timur, utara dan selatan, semua mengarah ke padaku. Aku tak bisa bergerak, napasku sesak, semakin dekat, semakin dekat, dan gelombang pasir itu semakin dekat, keras, berputar, menjadi batu, menghimpitku. Aku terjepit, tak mampu bernapas, gelap, gelap, aku tak bisa melihat,. Sekejap, silau cahaya putih menghampiriku, silau, aku tak bisa bicara, hanya bergerak, kulangkahkan kakiku,, semakin jauh, silau, semua silau.dingin, selembar kain dingin menempel di kepalaku, dingin, menetes di kedua mataku, ku buka mata perlahan, aku di sebuah ruangan sempit, di kelilingi tirai, aku berada dalam kamar perawatan, seutas selang dan jarum terhubung antara kantong berisi cairan dengan pembuluh tangan kiriku. Kupandangi sekelilingku. Teman-teman menungguiku. Kepalaku masih pusing, aku diminta untuk lebih banyak istirahat.
***
Setelah keluar dari perawatan, aku sudah kuat untuk beraktifitas lagi, seminggu sudah aku lalui dengan kegiatan rutin, ngabdi marang negeri lan gusti, aku teringat peristiwa terakhir, aku pingsan setelah engkau, kerinduanku, perasaanku, kata-katamu memenuhi seluruh kepalaku, dimanakah dirimu? Malam menjelang, ku rebahkan tubuh ini. Kubuka sebuah novel tetralogi perjalanan anak pekerja tambang. Novel ketiga, berkisah petualangan yang panjang dan menegangkan. Hp ku berbunyi, tak ada nama, ternyata nomor baru yang belum tersimpan dalam hp ku, sebuah pesan, kubuka penuh tanya, dari siapa gerangan pesan ini, ku tekan tombol ok.
“assalamu’alaikum.
Mas, bagaimana kabarnya?
Masih ingatkah kau padaku?”
Segera kubalas pesan itu, aku semakin penasaran.
“waalaikumsalam.
Maaf ini dengan siapa?
Semoga aku masih bisa mengenal dan mengingatmu”
“masih ingatkah kata kita dibawah pohon trembesi?
“ya, aku ingat, benarkah itu dirimu?
Benar, apakah engkau masih memegang kata itu?”
“iya, aku masih memegang kata itu”
“terimakasih, semoga engkau baik-baik saja, tunggu kehadiranku, sampai jumpa”
itulah percakapanku dengannya setelah lima bulan tak ada kabar. Kerinduanku padanya masih memenuhi dadaku, Ku buka jendela dindingnya di dunia maya, kulihat, ku baca profilnya, ia telah berada sekota denganku, ia bekerja di kantor yang berhadapan dengan tempat kerjaku. Sakit yang selama ini masih sering kambuh, entah sakit apa itu, analisi dokter berbeda dengan kenyataan yang ada dalam diriku lenyap dalam sekejap. Aku merasa hidup lagi, sakit yang tak ketemu obatnya, hilang begitu saja, entah apa namanya obat itu.
***
Seperti biasa, setiap pagi aku pergi bekerja, jam masukku satu jam lebih siang daripada jam masuk kantor di depanku, aku duduk di depan, semua karyawan kantor ia bekerja bergegas masuk, perlahan dari arah barat ia datang dengan mengendarai motor sendiri, ku pandangi ia, ia memandangku, tersenyum dari jauh dan masuk ke kantor lenyap di balik pintu pagar yang tinggi.
Ku terima e-mail darinya, segera kubaca, “terimakasih engkau telah menjaganya, mawar yang tumbuh diantara kita, yang kelak akan memunculkan kuncup dan mekar pada waktunya, kita akan memetik bersama” segera kubalas, “ ya, memang aku masih menjaga, dan akan ku jaga mawar itu, namun engkau telah bersamanya, dan aku tak ingin masuk ke dalam duniamu dengan dirinya, apakah kamu juga akan menjaganya?” “iya, aku akan tetap menjaganya, sudahlah, aku berharap engkau tetap menjaganya,” “baiklah” kujawab dan kututup jendelaku.
Jam kerja usai, aku bergegas keluar, bersama beberapa kawan perempuanku, yang juga kawan akrab dengannya, kebetulan, aku bertemu dengannya di depan, tapi anehnya, iya tak menyapaku, walau aku dan dirinya berhadapan, ia tak memandangku, tapi mengobrol dengan beberapa kawan perempuan di sampingku, dan pergi. Begitulah berulang setiap bertemu, aku tak ada dalam nyata dirinya, walau dalam pesan dan e-mail iya berkata, menjaga, berharap, dan menginginkan aku tak dekat dengan mawar lain. Aku tau tau harus bagaimana, pekerjaan menumpuk, tugas belum beres, aku terforsir, aku jatuh sakit lagi, aku tak mampu menahan sakit yang tak ku ketahui jenisnya, aku masuk ruang gawat darurat, napasku berhenti, badanku dingin, tak ada rasa, tak bisa bergerak, gelap.
***
Aku berada dalam ruang penuh cahaya, dikelilingi kawan setiaku, mengelilingiku, aku tak bisa bicara, saat engkau datang, engkau perlahan pergi, ya, pergi bersama seseorang, yang ku kenal, yang sering ku temui, dan sahabatku, aku tak bisa bergerak, tak bisa bicara, engkau lenyap dalam gelap. Aku berlari menuju cahaya putih, silau, muncul seseorang berbadan putih bersih, berpakaian serba putih, mendekatiku, engkau mau kemana? Ingin memetik mawar yang telah mekar itu yang selama ini kau jaga? Aku sontak kaget, mengapa engkau tau,? Apakah kamu ingin tetap memetiknya? Iya, apakah tidak boleh? Selama ini aku telah merawatnya, telah menjaganya? Iya benar engkau telah menjaga dan merawatnya, apakah kamu bersikeras ingin memetiknya? Apa yang kamu inginkan? Keindahan mawar itu atau kematian mawar itu? Aku tak mengerti maksudku wahai kakek. Begini nak, jika engkau ingin sebuah keindahan, biarkan mawar itu tetap disana, tetap berada dalam tangkai yang menopangnya, kamu akan bisa menikmati keindahannya setiap hari hingga satu persatu kelopak itu jatuh dan bunga itu habis sesuai masanya. Namun jika kamu bersikeras memetiknya sekarang, besok kamu tak akan melihat keindahannya karena hari ini juga ia akan layu. Aku terdiam, merenungi nasihat kakek itu, aku menunduk. Tapi kek, ku angkat kepalaku, sudah lah, mari kuantar engkau pulang, semua menunggumu, ayolah, tunggu apalagi, kupandangi wajah kakek itu, dan ku pandangi tubuhku yang masih tergolek di Unit Gawat Darurat, ku pandangi kakek itu, perlahan pergi ke arah cahaya putih dan silaunya membuat aku tak bisa melihat.
***
Ku buka mataku, aku berada dalam kamar penuh alat medis, aku dipindahkan ke kamar perawatan kelas IIIC, dalam satu ruang terdapat dua puluh pasien, yang beraneka ragam sakit yang di derita, namun, aneh, tak ada yang tau apa sakitku, aku tergolek lemah, di tunggui beberapa kawanku, bagaimana kondisimu kawan, tanya salah satu dari mereka, alhamdulillah baik, aku akan segera membaik, lebih baik daripada sebelumnya, tak lama kemudian, hp ku berbunyi, segera ku buka pesan yang kuterima, ternyata darinya, segera ku tekan tombol baca,
“mas, segera sembuh ya, agar aku mudah melepasmu”
Aku diam seribu bahasa, seperti seribu belati menusuk ulu hati, yang mulai bernapas perlahan.. perlahan.. semakin jarang, semakin jarang,, dan napas nadi itupun tak lagi berdenyut, sudah, gelap.. perlahan..tak ada rasa tak ada rupa.
Pacitan, 15/04/2012
*) Johan Edy Raharjo, lahir di Pacitan, 09 Nopember 1989. Mahasiswa STKIP PGRI PONOROGO, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Alamat, Rt 03/04 Krajan Desa Kemuning Kec, Tegalombo Kab, Pacitan.
Dijumput dari: http://sastra-indonesia.com/2012/11/penjaga/
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Senin, 18 Februari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan
A Mustofa Bisri
A. Anzieb
A. Aziz Masyhuri
A. Jabbar Hubbi
A. Khoirul Anam
A. Kurnia
A. Syauqi Sumbawi
A. Zakky Zulhazmi
A.C. Andre Tanama
A.H. J Khuzaini
A.H.J Khuzaini
A.S Laksana
A.S. Laksana
Abdul Hadi WM
Abdul Kirno Tanda
Abdurrahman Wahid
Abid Rohmanu
Acep Iwan Saidi
Acrylic on Canvas
Addi Mawahibun Idhom
Ade P. Marboen
Adib Baroya
Adib Muttaqin Asfar
Aditya Ardi N
Adreas Anggit W.
Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI
Afrizal Malna
AG. Alif
Agama
Agama Para Bajingan
Agnes Rita Sulistyawaty
Aguk Irawan M.N.
Agunghima
Agus Aris Munandar
Agus Buchori
Agus Prasmono
Agus Priyatno
Agus R. Subagyo
Agus Setiawan
Agus Sulton
AH J Khuzaini
Ahmad Damanik
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Wiyono
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ainul Fitriyah
Ajip Rosidi
Akhmad Marsudin
Akhmad Sahal
Akhmad Sekhu
Akhmad Taufiq
Akmal Nasery Basral
Aksin Wijaya
Al Mahfud
Alex R Nainggolan
Ali Nasir
Ali Soekardi
Alunk Estohank
Amanche Franck Oe Ninu
Aming Aminoedhin
Anakku Inspirasiku
Anang Zakaria
Andhi Setyo Wibowo
AndongBuku #3
Andri Awan
Andry Deblenk
Anindita S. Thayf
Anjrah Lelono Broto
Antologi Puisi Kalijaring
Antologi Sastra Lamongan
Anton Kurnia
Anugerah Ronggowarsito
Anwar Syueb Tandjung
Aprillia Ika
Aprillia Ramadhina
APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia
Arafat Nur
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arief Junianto
Arif 'Minke' Setiawan
Arim Kamandaka
Aris Setiawan
Armawati
Arswendo Atmowiloto
Art Sabukjanur
Arti Bumi Intaran
Aryo Wisanggeni G
Asap Studio
Asarpin
Asrizal Nur
Awalludin GD Mualif
Ayu Sulistyowati
Aziz Abdul Gofar
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Banyuwangi
Bara Pattyradja
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benni Indo
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Lukisan
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Bidan Romana Tari
Binhad Nurrohmat
Biografi
Bisnis
Bondowoso
Bre Redana
Brunel University London
Budi P. Hatees
Budi Palopo
Buku Kritik Sastra
Buldanul Khuri
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chicilia Risca
Coronavirus
Cover Buku
COVID-19
Cucuk Espe
D. Kemalawati
Dadang Ari Murtono
Dadang Sunendar
Damar Juniarto
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Dantje S Moeis
Darju Prasetya
Dedi Gunawan Hutajulu
Den Rasyidi
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Depan Mts Putra-Putri Simo Sungelebak
Desa Glogok Karanggeneng
Dessy Wahyuni
Dewi Yuliati
Dhanu Priyo Prabowo
Dhoni Zustiyantoro
Dian Sukarno
Dien Makmur
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Diskusi buku
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djuli Djatiprambudi
Doddy Hidayatullah
Dody Yan Masfa
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dr. Hilma Rosyida Ahmad
Drs H Choirul Anam
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Pranoto
Dwijo Maksum
Edeng Syamsul Ma’arif
Efendi Ari Wibowo
Eidi Krina Jason Sembiring
Eka Budianta
Eko Hendri Saiful
Eko Israhayu
Emha Ainun Nadjib
Endang Kusumastuti
Eni S
Eppril Wulaningtyas R
Erdogan
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
F Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Faiz Manshur
Faizal Af
Fajar Setiawan Roekminto
Farah Noersativa
Fathoni
Fedli Azis
Felix K. Nesi
Festival Gugur Gunung
Festival Literasi Nusantara
Festival Sastra Gresik
Fikram Farazdaq
Forum Santri Nasional (FSN)
FPM (Forum Penulis Muda) Ponorogo
Galeri Lukisan Z Musthofa
Galuh Tulus Utama
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gesit Ariyanto
Gita Ananda
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Golan-Mirah
Grathia Pitaloka
Gufran A. Ibrahim
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Bahaudin
H.B. Jassin
Halim HD
Hamzah Sahal
Handoyo El Jeffry
Happy Susanto
Hardi Hamzah
Haris Firdaus
Haris Saputra
Harun Syafii bin Syam
Hasnan Bachtiar
Hawe Setiawan
Hendra Sugiantoro
Hengky Ola Sura
Heri Kris
Heri Ruslan
Herry Mardianto
Heru Maryono
Hilmi Abedillah
Himpunan Mahasiswa Penulis (STKIP PGRI Ponorogo)
Holy Adib
htanzil
Hudan Nur
Husin
I Nyoman Suaka
IAIN Ponorogo
Ibnu Wahyudi
Idayati
Idi Subandy Ibrahim
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ilham Yusardi
Imam Nawawi
Imam Nur Suharno
Imam Zanatul Huaeri
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Indigo Art Space
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indri Widiyanti
Inti Rohmatun Ni'mah
Inung Setyami
Irfan El Mardanuzie
Isbedy Stiawan ZS
Iskandar Noe
Isnatin Ulfah
Isti Rohayanti
Istiqomatul Hayati
Jadid Al Farisy
Jafar M Sidik
Jakob Sumardjo
Janual Aidi
Jawapos
Jejak Laskar Hisbullah Jombang
Jember
Jember Gemar Membaca
JIERO CAFE
Jihan Fauziah
Jo Batara Surya
Jodhi Yudono
Johan Edy Raharjo
John Halmahera
Joko Pinurbo
Joko Widodo
Joni Syahputra
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Jurnalisme Sastrawi
K.H. M. Najib Muhammad
K.H. Ma'ruf Amin
K.H. Ma’ruf Amin
Kabar Pelukis
Kalimat Tubuh
Kang Daniel
Kartika Foundation
Karya Lukisan: Z Musthofa
Kasnadi
Kedai Kopi Sastra
Kemah Budaya Panturan (KBP)
KH. M. Najib Muhammad
KH. Marzuki Mustamar
Khadijah
Khaerul Anwar
Khairul Mufid Jr
Khansa Arifah Adila
Khawas Auskarni
Khudori Husnan
Khulda Rahmatia
Ki Ompong Sudarsono
Kim Ngan
Kitab Arbain Nawawi
Kompas TV
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA)
Komunitas Sablon Ponorogo
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)
Korban Gempa
Koskow
Kostela
KPRI IKMAL Lamongan
Kritik Sastra
Kue Kacang
Kue Kelapa Pandan
Kue Lebaran Edisi 2013
Kue Nastar Keju
Kue Nastar Keranjang
Kue Pastel
Kue Putri Salju
Kue Semprit
Kurnia Sari Aziza
Kuswaidi Syafi'ie
L Ridwan Muljosudarmo
Lagu
Laksmi Shitaresmi
Lamongan Jawa Timur
Landscape Hutan Bojonegoro
Landscape Rumah Blora
Lathifa Akmaliyah
Legenda
lensasastra.id
Lie Charlie
Linda Christanty
Linus Suryadi AG
Literasi
Lombok Utara
Lucia Idayani
Ludruk Karya Budaya
Lukas Adi Prasetyo
Lukisan Andry Deblenk
Lukisan Karya: Rengga AP
Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari
Lukisan Sugeng Ariyadi
Lukman Santoso Az
Lumajang
Lusiana Indriasari
Lutfi Rakhmawati
M Khoirul Anwar KH
M Nafiul Haris
M. Afif Hasbullah
M. Afifuddin
M. Fauzi Sukri
M. Harir Muzakki
M. Harya Ramdhoni Julizarsyah
M. Lutfi
M. Mustafied
M. Riyadhus Solihin
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M’Shoe
Mahamuda
Mahendra
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Maimun Zubair
Makalah Tinjauan Ilmiah
Makyun Subuki
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Margita Widiyatmaka
Mario F. Lawi
Martin Aleida
Mashdar Zainal
Mashuri
Masuki M. Astro
Masyhudi
Mathori A Elwa
Matroni El-Moezany
Maulana Syamsuri
Media Ponorogo
Media: Crayon on Paper
Media: Pastel on Paper
Mei Anjar Wintolo
Melukis
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Memoar Purnama di Kampung Halaman
Menggalang Dana Amal
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mien Uno
Miftakhul F.S
Mihar Harahap
Mila Setyani
Misbahus Surur
Mix Media on Canvas
Moch. Faisol
Mochammad A. Tomtom
Moh. Jauhar al-Hakimi
Mohammad Ali Athwa
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Alimudin
Muhammad Antakusuma
Muhammad Itsbatun Najih
Muhammad Marzuki
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Nanda Fauzan
Muhammad Subarkah
Muhammad Wahidul Mashuri
Muhammad Yasir
MUI
Mujtahidin Billah
Mukafi Niam
Mukani
Mukhsin Amar
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur
Musa Ismail
Muslim Abdurrahman
Naskah Teater
Neva Tuhella
Nezar Patria
Nidhom Fauzi
Niduparas Erlang
Ninuk Mardiana Pambudy
Nirwan Ahmad Arsuka
Noor H. Dee
Novel Pekik
Novel-novel bahasa Jawa
Nur Ahmad Salman H
Nur Hidayati
Nur Wachid
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyiayu Hesty Susanti
Obrolan
Oil on Canvas
Olimpiade Sastra Indonesia 2013
Oyos Saroso H.N.
Padepokan Lemah Putih Surakarta
Pagelaran Musim Tandur
Paguyuban Seni Teater Ponorogo
Pameran Lukisan MADIUN OBAH
Pameran Seni Lukis
Pameran Seni Rupa
Parimono V / 40 Plandi Jombang
Paring Waluyo Utomo
Pasuruan
PDS H.B. Jassin
Pelukis Dahlan Kong
Pelukis Jumartono
Pelukis Ponorogo Z Musthofa
Pelukis Rengga AP
Pelukis Senior Tarmuzie
Pelukis Unik di Ponorogo
Pemancingan Betri
Pendhapa Art Space
Penerbit SastraSewu
Pengajian
Pengetahuan
Pesantren An Nawawi Tanara (Penata)
Pito Agustin Rudiana
Pondok Pesantren Al-Madienah
Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan
Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang
Pramoedya Ananta Toer
Presiden Gus Dur
Probolinggo
Prof Dr Achmad Zahro
Prof Dr Aminuddin Kasdi
Prof Dr Soediro Satoto
Proses Kreatif
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
Purnawan Andra
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pusat Grosir Kaos Polos Ponorogo
Pustaka Bergerak
PUstaka puJAngga
Putri Asyuro' Rizqiyyah
Putu Fajar Arcana
R.Ng. Ronggowarsito
Radhar Panca Dahana
Rahmat Sularso Nh
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ranang Aji SP
Rasanrasan Boengaketji
Ratna
Ratna Sarumpaet
Raudal Tanjung Banua
Raudlotul Immaroh
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Rengga AP
Resensi
Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak angkatan 1991-1992
Reyog dalam Lukisan Kaca
Ribut Wijoto
Ridha Arham
Riki Dhamparan Putra
Rinto Andriono
Ris Pasha
Rizka Halida
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Romi Zarman
Rosi
Rosidi Tanabata
Rukardi
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rx King Motor
S Prasetyo Utomo
S Yoga
S. Jai
Sabrank Suparno
Sahlan Bahuy
Sajak
Sakinah Annisa Mariz
Samsudin Adlawi
Samsul Bahri
Sandiaga Uno
Sanggar Pasir
Sanggar Shor Zhambou
Santi Maulidah
Sapardi Djoko Damono
Sapto HP
Sartika Dian Nuraini
Sasti Gotama
Sastra dan Kuasa Simbolik
Sastri Bakry
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
SelaSastra Boenga Ketjil #33
Self Portrait
Senarai Pemikiran Sutejo
Seni Ambeng Ponorogo
Seniman Tanah Merah Ponorogo
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Setia Budhi
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindhunata
Situbondo
Siwi Dwi Saputro
SMP Negeri 1 Madiun
Soediro Satoto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sonia Fitri
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Spirit of body 1
Spirit of body 2
Spirit of body 3
Sri Mulyani
Sri Wintala Achmad
Stefanus P. Elu
STKIP PGRI Ponorogo
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudirman
Sugeng Ariyadi
Suharwedy
Sujarwoko
Sujiwo Tedjo
Sukitman
Sumani
Sunaryono Basuki Ks
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryanto Sastroatmodjo
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Switzy Sabandar
Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili
Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari
Tamrin Bey
TanahmeraH ArtSpace
Tangguh Pitoyo
Taufik Ikram Jamil
Taufik Rachman
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teater nDrinDinG
Teaterikal
Teguh Winarsho AS
Telaga Ngebel di Kabupaten Ponorogo 1910
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Tiyasa Jati Pramono
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
To Take Delight
Tosa Poetra
Toto Gutomo
Tri Andhi Suprihartono
Tri Harun Syafii
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
UKM Teater Yakuza '54
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Untung Wahyudi
Usman Arrumy
Usman Awang
Ustadz Chris Bangun Samudra
Uwell's King Shop
Uwell's Setiawan
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W.S. Rendra
Wachid Nuraziz Musthafa
Warih Wisatsana
Warung Boengaketjil
Wawan Pinhole
Wawancara
Widhyanto Muttaqien
Widya Oktaviani
Wisnu Hp
Wita Lestari
Wuri Kartiasih
Yeni Pitasari
Yerusalem Ibu Kota Palestina
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yosep Arizal L
Yoseph Yoneta Motong Wuwur
YS Rat
Yuditeha
Yuli
Yulia Sapthiani
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Yusuf Wibisono
Yuval Noah Harari
Z. Afif
Z. Mustopa
Zainal Arifin Thoha
Zainuddin Sugendal
Zaki Zubaidi
Zehan Zareez
Zulfian Ebnu Groho
Zulfikar Fu’ad
Zulkarnain Siregar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar