Senin, 18 Februari 2013

Penjaga

Johan Edy Raharjo *
http://sastra-indonesia.com

Lampu-lampu taman itu mulai menyala, satu, dua, tiga, empat, dan seterusnya menyala, menerangi seluruh kompleks dan jalur utama kota. Langit mulai menghitam, puncak gunung mulai menghilang, segerombolan kelelawar mulai terbang menyusuri lorong-lorong tak berpenghuni. aku masih terdiam di sudut taman kota, di bawah pohon trembesi, setelah kau katakan padaku “jagalah apa yang engkau rasa, sampai aku datang kepadamu suatu hari nanti,”.
Mengapa aku harus menjaganya? Apa yang kau rasa? Aku tak tau, tapi bukan harapan kosong, yang ku beri, engkau harus menjaganya jika menginginkan, akupun juga, tapi saat ini aku masih dengannya, aku tak ingin menyakitinya. Jadi apa yang kau mau? Aku ingin sebuah kepastian? Kepastian? Iya. Mengapa kau ingin seperti itu? Aku tak ingin seperti ini? Aku tak ingin masuk ke dunia mu dengan dirinya. Aku akan pergi, jika memang seperti ini. Benarkah kamu akan pergi? Iya, aku tak ingin masuk ke dunia mu dengan dirinya. Aku tak rela jika kamu ingin pergi, jagalah, tunggulah, hingga aku datang kepadamu. Namun, jika kamu akan pergi, dengan tetesan air mata aku tak bisa apa-apa, pergilah. Itulah saat kita terakhir bertemu, dan kamupun pergi meninggalkanku sendiri di bawah pohon termbesi yang kokoh berdiri menjulang. Aku tak mengerti apa yang kamu inginkan, aku termanggu, kini aku tak bisa mengapa, hanya diam yang ku bisa, hari berganti hari, setiap hari yang sama aku duduk di bawah trembesi tua itu, namun, kini aku tak bersamamu lagi, aku sendiri, memegang kata terakhirmu, aku pandang sekeliling taman, hanya semilir angin dan rintik gerimis yang datang. Merasuk tubuh melalui ujung jari- jemariku, memandikan diriku yang mengigil, walau aku sekitar sejam tadi telah mandi, kini aku dimandikan oleh angin dan rintik gerimis yang hadir bersamaan. aku tetap berdiam di bawah pohon trembesi, memegang kata darimu. Hari semakin larut, aku bergegas pulang.
***

Lima bulan sudah aku tak mengunjungi tempat itu, tempat dimana aku dan dirimu berkata menjelang pergantian siang dan malam. Aku tak memikirkan lagi kata yang kau ucapkan kepadaku. Walau aku selalu ingat. Dan selalu ku pegang. Hari-hariku ku isi dengan berbagai kesibukan, entah apa saja yang kulakukan, asal aku bisa berkarya, bisa mengabdi, pada negeri.

Kabarmu tiada datang, nomor yang kau berikan hilang sudah, tak aktif, engkau berganti nomor, hanya di akunmulah aku melihat aktifitasmu, hanya melihat foto profilmu aku ungkapkan kerinduanku, senyummu terlihat, saat aku kamu dan dirinya juga ada dalam sebuah perjalanan malam. Aku beranjak keluar, kawanku, saudaraku mengajak pergi, pergi kelapangan desa, bermain futsal, lima-lawan lima, dengan pemuda desa sebelah, aku ikuti langkah mereka, namun kau hadir dalam otakku, memenuhi otak kiri kananku, otak tengahku terasa tersumbat, hingga dalam permainan futsal aku kehilangan konsentrasi, penuh, sudah penuh, aku tak mampu berpikir, napasku tak karuan, dingin, semakin dingin, pandangan mataku semakin memudar, semakin gelap, berkunang-kunang, berat sekali, ya, berat sekali kepalaku, mataku perlahan menutup. Dingin. Gelap.
***

Panas terik matahari memanggangku di tengah padang pasir, luas, seluas mata memandang, tak ada pohon, kaktus kecil atau tumbuhan padang pasir saja tak ada apalagi pohon, tak ada air, tak ada jalan, tak ada petunjuk arah, tak ada. Tak ada payung, tak ada topi, tak ada penutup kepala, hanya rambut sepanjang 1 cm yang menutup kepalaku, keringat mengucur, baju putih yang ku kenakan basah, kering lagi oleh panasnya matahari. Hanya gelombang-gelombang pasir terlintas di hadapanku, semilir angin kering membawa terbang pasir debu. Ku berjalan perlahan, kering sudah tenggorokanku, aku tak kuat lagi berjalan. Langit berubah, langit yang biru tanpa selembar mendung berubah menghitam, lembaran awan hitam datang, menyatukan diri, hingga mentari yang menyengat tak kelihatan lagi, aneh, walau awan hitam putih memenuhi seantero langit, hujan tak turun, aku terdiam, tak bisa melangkahkan kaki kecilku, seakan pasir tempat ku berdiri menahan sampai aku tak mampu mengangkat kakiku. Angin semakin kencang, mengaburkan butiran-butiran debu, angin semakin kencang, mengangkat gelombang pasir, dari sebelah barat, timur, utara dan selatan, semua mengarah ke padaku. Aku tak bisa bergerak, napasku sesak, semakin dekat, semakin dekat, dan gelombang pasir itu semakin dekat, keras, berputar, menjadi batu, menghimpitku. Aku terjepit, tak mampu bernapas, gelap, gelap, aku tak bisa melihat,. Sekejap, silau cahaya putih menghampiriku, silau, aku tak bisa bicara, hanya bergerak, kulangkahkan kakiku,, semakin jauh, silau, semua silau.dingin, selembar kain dingin menempel di kepalaku, dingin, menetes di kedua mataku, ku buka mata perlahan, aku di sebuah ruangan sempit, di kelilingi tirai, aku berada dalam kamar perawatan, seutas selang dan jarum terhubung antara kantong berisi cairan dengan pembuluh tangan kiriku. Kupandangi sekelilingku. Teman-teman menungguiku. Kepalaku masih pusing, aku diminta untuk lebih banyak istirahat.
***

Setelah keluar dari perawatan, aku sudah kuat untuk beraktifitas lagi, seminggu sudah aku lalui dengan kegiatan rutin, ngabdi marang negeri lan gusti, aku teringat peristiwa terakhir, aku pingsan setelah engkau, kerinduanku, perasaanku, kata-katamu memenuhi seluruh kepalaku, dimanakah dirimu? Malam menjelang, ku rebahkan tubuh ini. Kubuka sebuah novel tetralogi perjalanan anak pekerja tambang. Novel ketiga, berkisah petualangan yang panjang dan menegangkan. Hp ku berbunyi, tak ada nama, ternyata nomor baru yang belum tersimpan dalam hp ku, sebuah pesan, kubuka penuh tanya, dari siapa gerangan pesan ini, ku tekan tombol ok.

“assalamu’alaikum.
Mas, bagaimana kabarnya?
Masih ingatkah kau padaku?”
Segera kubalas pesan itu, aku semakin penasaran.
“waalaikumsalam.
Maaf ini dengan siapa?
Semoga aku masih bisa mengenal dan mengingatmu”
“masih ingatkah kata kita dibawah pohon trembesi?
“ya, aku ingat, benarkah itu dirimu?
Benar, apakah engkau masih memegang kata itu?”
“iya, aku masih memegang kata itu”
“terimakasih, semoga engkau baik-baik saja, tunggu kehadiranku, sampai jumpa”
itulah percakapanku dengannya setelah lima bulan tak ada kabar. Kerinduanku padanya masih memenuhi dadaku, Ku buka jendela dindingnya di dunia maya, kulihat, ku baca profilnya, ia telah berada sekota denganku, ia bekerja di kantor yang berhadapan dengan tempat kerjaku. Sakit yang selama ini masih sering kambuh, entah sakit apa itu, analisi dokter berbeda dengan kenyataan yang ada dalam diriku lenyap dalam sekejap. Aku merasa hidup lagi, sakit yang tak ketemu obatnya, hilang begitu saja, entah apa namanya obat itu.
***

Seperti biasa, setiap pagi aku pergi bekerja, jam masukku satu jam lebih siang daripada jam masuk kantor di depanku, aku duduk di depan, semua karyawan kantor ia bekerja bergegas masuk, perlahan dari arah barat ia datang dengan mengendarai motor sendiri, ku pandangi ia, ia memandangku, tersenyum dari jauh dan masuk ke kantor lenyap di balik pintu pagar yang tinggi.

Ku terima e-mail darinya, segera kubaca, “terimakasih engkau telah menjaganya, mawar yang tumbuh diantara kita, yang kelak akan memunculkan kuncup dan mekar pada waktunya, kita akan memetik bersama” segera kubalas, “ ya, memang aku masih menjaga, dan akan ku jaga mawar itu, namun engkau telah bersamanya, dan aku tak ingin masuk ke dalam duniamu dengan dirinya, apakah kamu juga akan menjaganya?” “iya, aku akan tetap menjaganya, sudahlah, aku berharap engkau tetap menjaganya,” “baiklah” kujawab dan kututup jendelaku.

Jam kerja usai, aku bergegas keluar, bersama beberapa kawan perempuanku, yang juga kawan akrab dengannya, kebetulan, aku bertemu dengannya di depan, tapi anehnya, iya tak menyapaku, walau aku dan dirinya berhadapan, ia tak memandangku, tapi mengobrol dengan beberapa kawan perempuan di sampingku, dan pergi. Begitulah berulang setiap bertemu, aku tak ada dalam nyata dirinya, walau dalam pesan dan e-mail iya berkata, menjaga, berharap, dan menginginkan aku tak dekat dengan mawar lain. Aku tau tau harus bagaimana, pekerjaan menumpuk, tugas belum beres, aku terforsir, aku jatuh sakit lagi, aku tak mampu menahan sakit yang tak ku ketahui jenisnya, aku masuk ruang gawat darurat, napasku berhenti, badanku dingin, tak ada rasa, tak bisa bergerak, gelap.
***

Aku berada dalam ruang penuh cahaya, dikelilingi kawan setiaku, mengelilingiku, aku tak bisa bicara, saat engkau datang, engkau perlahan pergi, ya, pergi bersama seseorang, yang ku kenal, yang sering ku temui, dan sahabatku, aku tak bisa bergerak, tak bisa bicara, engkau lenyap dalam gelap. Aku berlari menuju cahaya putih, silau, muncul seseorang berbadan putih bersih, berpakaian serba putih, mendekatiku, engkau mau kemana? Ingin memetik mawar yang telah mekar itu yang selama ini kau jaga? Aku sontak kaget, mengapa engkau tau,? Apakah kamu ingin tetap memetiknya? Iya, apakah tidak boleh? Selama ini aku telah merawatnya, telah menjaganya? Iya benar engkau telah menjaga dan merawatnya, apakah kamu bersikeras ingin memetiknya? Apa yang kamu inginkan? Keindahan mawar itu atau kematian mawar itu? Aku tak mengerti maksudku wahai kakek. Begini nak, jika engkau ingin sebuah keindahan, biarkan mawar itu tetap disana, tetap berada dalam tangkai yang menopangnya, kamu akan bisa menikmati keindahannya setiap hari hingga satu persatu kelopak itu jatuh dan bunga itu habis sesuai masanya. Namun jika kamu bersikeras memetiknya sekarang, besok kamu tak akan melihat keindahannya karena hari ini juga ia akan layu. Aku terdiam, merenungi nasihat kakek itu, aku menunduk. Tapi kek, ku angkat kepalaku, sudah lah, mari kuantar engkau pulang, semua menunggumu, ayolah, tunggu apalagi, kupandangi wajah kakek itu, dan ku pandangi tubuhku yang masih tergolek di Unit Gawat Darurat, ku pandangi kakek itu, perlahan pergi ke arah cahaya putih dan silaunya membuat aku tak bisa melihat.
***

Ku buka mataku, aku berada dalam kamar penuh alat medis, aku dipindahkan ke kamar perawatan kelas IIIC, dalam satu ruang terdapat dua puluh pasien, yang beraneka ragam sakit yang di derita, namun, aneh, tak ada yang tau apa sakitku, aku tergolek lemah, di tunggui beberapa kawanku, bagaimana kondisimu kawan, tanya salah satu dari mereka, alhamdulillah baik, aku akan segera membaik, lebih baik daripada sebelumnya, tak lama kemudian, hp ku berbunyi, segera ku buka pesan yang kuterima, ternyata darinya, segera ku tekan tombol baca,
“mas, segera sembuh ya, agar aku mudah melepasmu”
Aku diam seribu bahasa, seperti seribu belati menusuk ulu hati, yang mulai bernapas perlahan.. perlahan.. semakin jarang, semakin jarang,, dan napas nadi itupun tak lagi berdenyut, sudah, gelap.. perlahan..tak ada rasa tak ada rupa.

Pacitan, 15/04/2012
*) Johan Edy Raharjo, lahir di Pacitan, 09 Nopember 1989. Mahasiswa STKIP PGRI PONOROGO, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Alamat, Rt 03/04 Krajan Desa Kemuning Kec, Tegalombo Kab, Pacitan.
Dijumput dari: http://sastra-indonesia.com/2012/11/penjaga/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Mustofa Bisri A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Jabbar Hubbi A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Syauqi Sumbawi A. Zakky Zulhazmi A.C. Andre Tanama A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S Laksana A.S. Laksana Abdul Hadi WM Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acrylic on Canvas Addi Mawahibun Idhom Ade P. Marboen Adib Baroya Adib Muttaqin Asfar Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agunghima Agus Aris Munandar Agus Buchori Agus Prasmono Agus Priyatno Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton AH J Khuzaini Ahmad Damanik Ahmad Farid Yahya Ahmad Wiyono Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fitriyah Ajip Rosidi Akhmad Marsudin Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al Mahfud Alex R Nainggolan Ali Nasir Ali Soekardi Alunk Estohank Amanche Franck Oe Ninu Aming Aminoedhin Anakku Inspirasiku Anang Zakaria Andhi Setyo Wibowo AndongBuku #3 Andri Awan Andry Deblenk Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Puisi Kalijaring Antologi Sastra Lamongan Anton Kurnia Anugerah Ronggowarsito Anwar Syueb Tandjung Aprillia Ika Aprillia Ramadhina APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif 'Minke' Setiawan Arim Kamandaka Aris Setiawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Aryo Wisanggeni G Asap Studio Asarpin Asrizal Nur Awalludin GD Mualif Ayu Sulistyowati Aziz Abdul Gofar Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Banyuwangi Bara Pattyradja Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Indo Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Lukisan Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Bidan Romana Tari Binhad Nurrohmat Biografi Bisnis Bondowoso Bre Redana Brunel University London Budi P. Hatees Budi Palopo Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerpen Chicilia Risca Coronavirus Cover Buku COVID-19 Cucuk Espe D. Kemalawati Dadang Ari Murtono Dadang Sunendar Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Dedi Gunawan Hutajulu Den Rasyidi Deni Jazuli Denny Mizhar Depan Mts Putra-Putri Simo Sungelebak Desa Glogok Karanggeneng Dessy Wahyuni Dewi Yuliati Dhanu Priyo Prabowo Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Dien Makmur Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Doddy Hidayatullah Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwijo Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Efendi Ari Wibowo Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hendri Saiful Eko Israhayu Emha Ainun Nadjib Endang Kusumastuti Eni S Eppril Wulaningtyas R Erdogan Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faiz Manshur Faizal Af Fajar Setiawan Roekminto Farah Noersativa Fathoni Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Fikram Farazdaq Forum Santri Nasional (FSN) FPM (Forum Penulis Muda) Ponorogo Galeri Lukisan Z Musthofa Galuh Tulus Utama Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Golan-Mirah Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Bahaudin H.B. Jassin Halim HD Hamzah Sahal Handoyo El Jeffry Happy Susanto Hardi Hamzah Haris Firdaus Haris Saputra Harun Syafii bin Syam Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Hendra Sugiantoro Hengky Ola Sura Heri Kris Heri Ruslan Herry Mardianto Heru Maryono Hilmi Abedillah Himpunan Mahasiswa Penulis (STKIP PGRI Ponorogo) Holy Adib htanzil Hudan Nur Husin I Nyoman Suaka IAIN Ponorogo Ibnu Wahyudi Idayati Idi Subandy Ibrahim Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Yusardi Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Indigo Art Space Indra Intisa Indra Tjahyadi Indri Widiyanti Inti Rohmatun Ni'mah Inung Setyami Irfan El Mardanuzie Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Isnatin Ulfah Isti Rohayanti Istiqomatul Hayati Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Jakob Sumardjo Janual Aidi Jawapos Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jember Jember Gemar Membaca JIERO CAFE Jihan Fauziah Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Syahputra Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin K.H. Ma’ruf Amin Kabar Pelukis Kalimat Tubuh Kang Daniel Kartika Foundation Karya Lukisan: Z Musthofa Kasnadi Kedai Kopi Sastra Kemah Budaya Panturan (KBP) KH. M. Najib Muhammad KH. Marzuki Mustamar Khadijah Khaerul Anwar Khairul Mufid Jr Khansa Arifah Adila Khawas Auskarni Khudori Husnan Khulda Rahmatia Ki Ompong Sudarsono Kim Ngan Kitab Arbain Nawawi Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sablon Ponorogo Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Korban Gempa Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kue Kacang Kue Kelapa Pandan Kue Lebaran Edisi 2013 Kue Nastar Keju Kue Nastar Keranjang Kue Pastel Kue Putri Salju Kue Semprit Kurnia Sari Aziza Kuswaidi Syafi'ie L Ridwan Muljosudarmo Lagu Laksmi Shitaresmi Lamongan Jawa Timur Landscape Hutan Bojonegoro Landscape Rumah Blora Lathifa Akmaliyah Legenda lensasastra.id Lie Charlie Linda Christanty Linus Suryadi AG Literasi Lombok Utara Lucia Idayani Ludruk Karya Budaya Lukas Adi Prasetyo Lukisan Andry Deblenk Lukisan Karya: Rengga AP Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari Lukisan Sugeng Ariyadi Lukman Santoso Az Lumajang Lusiana Indriasari Lutfi Rakhmawati M Khoirul Anwar KH M Nafiul Haris M. Afif Hasbullah M. Afifuddin M. Fauzi Sukri M. Harir Muzakki M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lutfi M. Mustafied M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Mahamuda Mahendra Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Maimun Zubair Makalah Tinjauan Ilmiah Makyun Subuki Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Mario F. Lawi Martin Aleida Mashdar Zainal Mashuri Masuki M. Astro Masyhudi Mathori A Elwa Matroni El-Moezany Maulana Syamsuri Media Ponorogo Media: Crayon on Paper Media: Pastel on Paper Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Miftakhul F.S Mihar Harahap Mila Setyani Misbahus Surur Mix Media on Canvas Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Ali Athwa Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Antakusuma Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Subarkah Muhammad Wahidul Mashuri Muhammad Yasir MUI Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukani Mukhsin Amar Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Muslim Abdurrahman Naskah Teater Neva Tuhella Nezar Patria Nidhom Fauzi Niduparas Erlang Ninuk Mardiana Pambudy Nirwan Ahmad Arsuka Noor H. Dee Novel Pekik Novel-novel bahasa Jawa Nur Ahmad Salman H Nur Hidayati Nur Wachid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyiayu Hesty Susanti Obrolan Oil on Canvas Olimpiade Sastra Indonesia 2013 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Paguyuban Seni Teater Ponorogo Pameran Lukisan MADIUN OBAH Pameran Seni Lukis Pameran Seni Rupa Parimono V / 40 Plandi Jombang Paring Waluyo Utomo Pasuruan PDS H.B. Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Ponorogo Z Musthofa Pelukis Rengga AP Pelukis Senior Tarmuzie Pelukis Unik di Ponorogo Pemancingan Betri Pendhapa Art Space Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pito Agustin Rudiana Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Gus Dur Probolinggo Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prof Dr Soediro Satoto Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pusat Grosir Kaos Polos Ponorogo Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putri Asyuro' Rizqiyyah Putu Fajar Arcana R.Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Rasanrasan Boengaketji Ratna Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak angkatan 1991-1992 Reyog dalam Lukisan Kaca Ribut Wijoto Ridha Arham Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Ris Pasha Rizka Halida Robin Al Kautsar Rodli TL Romi Zarman Rosi Rosidi Tanabata Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Prasetyo Utomo S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahlan Bahuy Sajak Sakinah Annisa Mariz Samsudin Adlawi Samsul Bahri Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Shor Zhambou Santi Maulidah Sapardi Djoko Damono Sapto HP Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastri Bakry Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Self Portrait Senarai Pemikiran Sutejo Seni Ambeng Ponorogo Seniman Tanah Merah Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Budhi Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindhunata Situbondo Siwi Dwi Saputro SMP Negeri 1 Madiun Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Fitri Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Spirit of body 1 Spirit of body 2 Spirit of body 3 Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Stefanus P. Elu STKIP PGRI Ponorogo Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugeng Ariyadi Suharwedy Sujarwoko Sujiwo Tedjo Sukitman Sumani Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Switzy Sabandar Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tangguh Pitoyo Taufik Ikram Jamil Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater nDrinDinG Teaterikal Teguh Winarsho AS Telaga Ngebel di Kabupaten Ponorogo 1910 Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tiyasa Jati Pramono Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari To Take Delight Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Andhi Suprihartono Tri Harun Syafii Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S UKM Teater Yakuza '54 Universitas Indonesia Universitas Jember Untung Wahyudi Usman Arrumy Usman Awang Ustadz Chris Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Warih Wisatsana Warung Boengaketjil Wawan Pinhole Wawancara Widhyanto Muttaqien Widya Oktaviani Wisnu Hp Wita Lestari Wuri Kartiasih Yeni Pitasari Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosep Arizal L Yoseph Yoneta Motong Wuwur YS Rat Yuditeha Yuli Yulia Sapthiani Yusri Fajar Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Z. Afif Z. Mustopa Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zaki Zubaidi Zehan Zareez Zulfian Ebnu Groho Zulfikar Fu’ad Zulkarnain Siregar