Sutejo
_Ponorogo Pos
Masih ada yang tersisa di balik pelepasan Budi Darma sebagai guru besar Unesa tanggal 8 Desember 2007 lalu. Di balik cerita para penulis macam Lang Fang, Yati Setiawan, Mashuri, Audex, Kurnia Fabiola, dan Budi Darma sendiri. Yati Setiawan, seorang ibu rumah tangga yang berkarya banyak bercerita tentang pengalaman kepenulisannya. Sebuah perjalanan yang menarik untuk dipelajari. Yati Setiawan sendiri adalah isteri dosen Unesa yang juga menulis: Wawan Setiawan.
Apa yang menarik dari pengakuan dalam seminar itu. Berikut yang dapat penulis refleksikan (a) bahwa dia banyak belajar menulis dari suaminya, (b) komunitas rumah penulis untuk share dan berbagi (filosofi komunitas penulis), (c) pentingnya motivasi yang kuat, (d) dia tidak paham sastra dan teori menulis, pokoknya menulis, (e) penulis itu seperti kelelawar, dan (f) pentingnya komunikasi dengan media melalui redaktur budayanya. Sebuah kejujuran –yang barangkali—menarik jika kita mau nyantrik pada pengalaman Yati Setiawan. Seorang ibu rumah tangga yang membanggakan.
Sebagaimana sering saya ungkapkan dalam berbagai kesempatan, menulis itu memang dapat dipelajari dari berbagai segi (a) bisa dari teks langsung sehingga kita terapkan jurus ATM (Amati, Tirukan, dan Modifikasikan) atau N3 (Niteni, Nirokne, dan Nambahi), (b) bisa dari akuan jujur proses kreatif para tokoh, dan (c) bisa berangkat dari seperangkat teori menulis sebagai penuntun. Mana yang paling efektif, tergantung pada karakter kita sebagai calon penulis.
Saya sendiri lebih menyukai langsung berjalan. Langsung praktik. Karena menulis itu seperti analog sisi kehidupan kita lainnya (a) menulis itu seperti naik sepeda, (b) menulis itu seperti berjalan, (c) menulis itu seperti merangkai bunga, dan (d) menulis itu seperti berkata. Dan seterusnya. Jika anak kecil yang baru berjalan diajari tentang teori berjalan dan berbicara, maka saya tidak dapat membayangkan apa yang terjadi. Tentu, jika Anda memiliki kesadaran hati untuk menulis maka akan memilih alternatif pertama dan kedua. Berangkat dari contoh langsung atau dari pengalaman yang menggerakkan dari penulis yang lain.
Apa yang menarik yang perlu direfleksikan dari pengalaman kreatif Yati Setiawan? Pertama, pengaruh suami yang penulis. Jika analog berikut kita terima, tentu sebenarnya saya punya saran lain: mungkin bukan suami beneran saja tetapi juga “suami bayangan”, boleh. Artinya suami yang bersifat imajinatif. Bukankah tidak banyak wanita yang beruntung dapat suami seorang penulis (karena itu, sebenarnya isteri adalah termasuk isteri yang beruntung). Kejujurannya yang luar biasa menimbulkan gelak tawa di ruang pelepasan guru besar Budi Darma. Dan memang, menulis butuh kejujuran.
Dengan kata lain, sebenarnya penting disadari dalam menumbuhkan kepenulisan “orang tercinta” adalah penggerak utama. Dan inilah pengalaman Yati. Orang tercinta boleh jadi memang tidak mengajari langsung seperti Wawan Setiawan, tetapi –bisa jadi— konteks tertentu hanya memancing imajinasi, ide, dan menyuntikkan gairah saja. Untuk terakhir ini, banyak terjadi: WS Rendra, Hamsad Rangkuti, Sapardi Djoko Damono, Chairil Anwar, HU Mardiluhung, dan lain sebagainya. Persoalannya adalah bagaimana merawat pengalaman ini agar produktif? Jika mencintai orang lain maka salah satu hal menariknya adalah menyukai apa yang mereka sukai. Artinya, jika menulis adalah hal inspiratif dari kekasih, wah alangkah indahnya jika dapat bertemu di wilayah yang terbebas dari polisi asusila, aparat hukum, dan aturan agama. Sebuah wilayah cinta yang tidak terbatas karena memang cinta tidak terbatas. Sekat perkawinan, misalnya, hanyalah formalitas, rasa dan hati bisa tamasya seluas negeri pertiwi yang kita impi.
Sebuah pergulatan guru-murid yang mewaktu. Tak beruang, tak berselang. Tak bersekat, tak berkiblat. Alir dalam pergulatan “cinta bermakna”. Cinta yang menceritakan. Dalam logika kepenulisan potret Yati-Wawan Setiawan adalah idaman. Di sinilah sebuah wilayah pengembaraan luas seperti dua rajawali melihat dunia dari segala sisi dan segi.
Kedua, komunitas keluarga sebagai penulis memang sebuah keberuntungan besar. Keluarga Yati, sebagaimana banyak dikatakan orang adalah keluarga menulis. Meskipun sejak kecil praktis tidak ada orang yang berniat memutuskan diri menjadi penulis. Seringkali, menulis sebagai cita-cita alternatif setelah terpaksa. Setelah bidang-bidang lainnya tidak tergapai. Sayang, ideologi kita belum sampai pada ruh hidup ini. Untuk ini, komunikasi menulis di keluarga sungguh merupakan idaman penting. Anak-anak Yati Setiawan (dua orang), keduanya sampai sekarang aktif menulis di majalah muda Nova. Dan dia sendiri tulisannya banyak dimuat di majalah wanita seperti Kartini, Pertiw, Femina, dan Nova. Juga, di koran Surya, Surabaya Post dan Jawa Pos. Mengapa komunitas penting?
Pengalaman Yati adalah sebuah cermin menarik. Mereka saling dapat mengritik dan menilai, memberi masukan demi perbaikan sebuah tulisan. Dalam proses penulisan awal, Yati Setiawan, banyak didorong oleh kesabaran Wawan Setiawan yang tekun mengedit aspek kebahasaan karena memang pengalaman hidup Yati tidak memiliki pengalaman ini. Sebagaimana dituangkan dalam proses kreatifnya, Ketika Saya Memulai Menulis (makalah presentasi dalam seminar nasional tanggal 8 Desember 2007), Yati, begitu dekat dan berhutang pada suami dan anak-anaknya.
Ketiga, pentingnya motivasi yang kuat. Motivasi adalah pangkal. Tempat bermula dari segala asal. Motivasi kuat dengan sendirinya melahirkan etos kuat. Meski Yati tidak mencertikan motivasi dengan berbagai ragamnya, tentu maknawinya adalah rambah ke dalam macamnya. Motivasi internal meletup dari diri penulis, menggelora setiap kala. Sedangkan motivasi eksternal, tentu komunitas keluarga adalah panglimanya. Di samping idola Yati yang menggerakkan segala laku kepenulisan. Motivasi eksternal ini jika dieksplorasi bisa beragam macam: populeritas, honor, pengakuan, kekaguman, dan sebagainya. Untuk ini jika Anda memanfaatkan motivasi yang kuat bukan mustahil kenikmatan kepenulisan pada kalanya akan menghampiri Anda.
Keempat, ketidaktahuannya tentang teori menulis. Pokoknya menulis. Di sinilah beda praktisi dan teoritisi. Wilayah kepenulisan adalah dunia nyata sedangkan teori kepenulisan adalah dunia awang-awang tempat ruang mitologis yang banyak dibincang tetapi hilang pijak. Bersepakat dalam akuan ini, tentu, saran pentingnya adalah jika pengin menulis menulislah. Tuangkan saja. Di situlah pengalaman empirik akan jadi tongkat penuntun daripada bergayung pada perahu teori tetapi terdampar di karang kepenulisan yang terjal.
Di sisi lain, hal menarik yang dapat dipelajari dari penulis ini adalah sebuah perjalanan “manusia kelelawar”. Memang, penulis tidak jarang juga yang kemudian tidak bisa tidur di waktu malam (semacam imsomnia), kemudian dalam keadaan inilah motivasi menulis mengalir, termasuk laku lainnya yang mengiringinya: membaca. Penulis memang sering tidak bisa tidur, dan karena itu, sering melampiaskan dendamnya dengan membaca dan menulis. Sebuah wilayah keterasingan yang menarik manakala mau dan mampu mengoptimalkannya sebagai sarana penting pemupukan tumbuhan bernama tulisan.
Manusia kelelawar? Metaforik kelelawar ia akan “liar” dan kembara di waktu malam, istirah di siang yang terang. Banyak penulis memang yang gerak alir kepenulisannya terjadi di waktu lengang (malam). Tetapi, di sebagian penulis lain justru terjadi sebaliknya. Jangan lupa, makna ajarnya adalah keunikan adalah warna melekat di masing-masing penulis.
Pada sisi lain, ternyata, di balik pengakuan proses kreatif Yati Setiawan ada pengalaman unik tentang kedekatannya dengan redaktur media. Dengan demikian, meskipun seringkali redaktur mengaku tidak terpengaruh dengan nama dan orang paling tidak, hukum kemanusiaan tetap berjalan. Kalau memang layak, kenapa tidak. Dan, bisa jadi, satu hal yang menarik bisa jadi dapat didahulukan untuk kepentingan tertentu. Jika Anda pengin menulis maka mengenal media termasuk redakturnya bukanlah hal haram untuk dilakukan.
Hal itu dapat melahirkan dua keuntungan penting (a) lahirnya jaringan informasi dan karya, dan (b) lahirnya motivasi karena dekat pusat informasi. Persoalannya adalah bagaimana memanfaatkannya untuk pengembangan kepenulisan? Hal ini sangat berpulang dan bergantung pada kita sendiri. Yang menjadi masalah bagaimana cara membangunnya? Dalam berbagai even seringkali redaktur ini “turun gunung”, maka untuk menumbuhkannya karena itu pentingnya kita juga hadir dalam even-even sosial kepenulisan sebagai “kawah candradimuka”. Sebagai upaya membangun ghirah dan motivasi menulis dalam perjalanan yang mewaktu. Pergulatan ini mengingatkan pada pengalaman Hilman, Gola Gong, dan Arswendo Atmowiloto.
Apa yang dapat kita lakukan? Semuanya tergantung kekuatan lahir batin kita, karena semuanya memungkinkan untuk mendorong lahirnya motivasi menulis di satu sisi dan pada sisi lain akan melahirkan hal lain yang bersifat gerak. Merawat karakter manusia kelelawar tentunya akan menjadi pijar yang menggetarkan.
***
Dijumput dari: http://sastra-indonesia.com/2009/04/manusia-kelelawar-resep-kepenulisan-yati-setiawan/
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan
A Mustofa Bisri
A. Anzieb
A. Aziz Masyhuri
A. Jabbar Hubbi
A. Khoirul Anam
A. Kurnia
A. Syauqi Sumbawi
A. Zakky Zulhazmi
A.C. Andre Tanama
A.H. J Khuzaini
A.H.J Khuzaini
A.S Laksana
A.S. Laksana
Abdul Hadi WM
Abdul Kirno Tanda
Abdurrahman Wahid
Abid Rohmanu
Acep Iwan Saidi
Acrylic on Canvas
Addi Mawahibun Idhom
Ade P. Marboen
Adib Baroya
Adib Muttaqin Asfar
Aditya Ardi N
Adreas Anggit W.
Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI
Afrizal Malna
AG. Alif
Agama
Agama Para Bajingan
Agnes Rita Sulistyawaty
Aguk Irawan M.N.
Agunghima
Agus Aris Munandar
Agus Buchori
Agus Prasmono
Agus Priyatno
Agus R. Subagyo
Agus Setiawan
Agus Sulton
AH J Khuzaini
Ahmad Damanik
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Wiyono
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ainul Fitriyah
Ajip Rosidi
Akhmad Marsudin
Akhmad Sahal
Akhmad Sekhu
Akhmad Taufiq
Akmal Nasery Basral
Aksin Wijaya
Al Mahfud
Alex R Nainggolan
Ali Nasir
Ali Soekardi
Alunk Estohank
Amanche Franck Oe Ninu
Aming Aminoedhin
Anakku Inspirasiku
Anang Zakaria
Andhi Setyo Wibowo
AndongBuku #3
Andri Awan
Andry Deblenk
Anindita S. Thayf
Anjrah Lelono Broto
Antologi Puisi Kalijaring
Antologi Sastra Lamongan
Anton Kurnia
Anugerah Ronggowarsito
Anwar Syueb Tandjung
Aprillia Ika
Aprillia Ramadhina
APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia
Arafat Nur
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arief Junianto
Arif 'Minke' Setiawan
Arim Kamandaka
Aris Setiawan
Armawati
Arswendo Atmowiloto
Art Sabukjanur
Arti Bumi Intaran
Aryo Wisanggeni G
Asap Studio
Asarpin
Asrizal Nur
Awalludin GD Mualif
Ayu Sulistyowati
Aziz Abdul Gofar
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Banyuwangi
Bara Pattyradja
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benni Indo
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Lukisan
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Bidan Romana Tari
Binhad Nurrohmat
Biografi
Bisnis
Bondowoso
Bre Redana
Brunel University London
Budi P. Hatees
Budi Palopo
Buku Kritik Sastra
Buldanul Khuri
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chicilia Risca
Coronavirus
Cover Buku
COVID-19
Cucuk Espe
D. Kemalawati
Dadang Ari Murtono
Dadang Sunendar
Damar Juniarto
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Dantje S Moeis
Darju Prasetya
Dedi Gunawan Hutajulu
Den Rasyidi
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Depan Mts Putra-Putri Simo Sungelebak
Desa Glogok Karanggeneng
Dessy Wahyuni
Dewi Yuliati
Dhanu Priyo Prabowo
Dhoni Zustiyantoro
Dian Sukarno
Dien Makmur
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Diskusi buku
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djuli Djatiprambudi
Doddy Hidayatullah
Dody Yan Masfa
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dr. Hilma Rosyida Ahmad
Drs H Choirul Anam
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Pranoto
Dwijo Maksum
Edeng Syamsul Ma’arif
Efendi Ari Wibowo
Eidi Krina Jason Sembiring
Eka Budianta
Eko Hendri Saiful
Eko Israhayu
Emha Ainun Nadjib
Endang Kusumastuti
Eni S
Eppril Wulaningtyas R
Erdogan
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
F Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Faiz Manshur
Faizal Af
Fajar Setiawan Roekminto
Farah Noersativa
Fathoni
Fedli Azis
Felix K. Nesi
Festival Gugur Gunung
Festival Literasi Nusantara
Festival Sastra Gresik
Fikram Farazdaq
Forum Santri Nasional (FSN)
FPM (Forum Penulis Muda) Ponorogo
Galeri Lukisan Z Musthofa
Galuh Tulus Utama
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gesit Ariyanto
Gita Ananda
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Golan-Mirah
Grathia Pitaloka
Gufran A. Ibrahim
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Bahaudin
H.B. Jassin
Halim HD
Hamzah Sahal
Handoyo El Jeffry
Happy Susanto
Hardi Hamzah
Haris Firdaus
Haris Saputra
Harun Syafii bin Syam
Hasnan Bachtiar
Hawe Setiawan
Hendra Sugiantoro
Hengky Ola Sura
Heri Kris
Heri Ruslan
Herry Mardianto
Heru Maryono
Hilmi Abedillah
Himpunan Mahasiswa Penulis (STKIP PGRI Ponorogo)
Holy Adib
htanzil
Hudan Nur
Husin
I Nyoman Suaka
IAIN Ponorogo
Ibnu Wahyudi
Idayati
Idi Subandy Ibrahim
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ilham Yusardi
Imam Nawawi
Imam Nur Suharno
Imam Zanatul Huaeri
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Indigo Art Space
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indri Widiyanti
Inti Rohmatun Ni'mah
Inung Setyami
Irfan El Mardanuzie
Isbedy Stiawan ZS
Iskandar Noe
Isnatin Ulfah
Isti Rohayanti
Istiqomatul Hayati
Jadid Al Farisy
Jafar M Sidik
Jakob Sumardjo
Janual Aidi
Jawapos
Jejak Laskar Hisbullah Jombang
Jember
Jember Gemar Membaca
JIERO CAFE
Jihan Fauziah
Jo Batara Surya
Jodhi Yudono
Johan Edy Raharjo
John Halmahera
Joko Pinurbo
Joko Widodo
Joni Syahputra
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Jurnalisme Sastrawi
K.H. M. Najib Muhammad
K.H. Ma'ruf Amin
K.H. Ma’ruf Amin
Kabar Pelukis
Kalimat Tubuh
Kang Daniel
Kartika Foundation
Karya Lukisan: Z Musthofa
Kasnadi
Kedai Kopi Sastra
Kemah Budaya Panturan (KBP)
KH. M. Najib Muhammad
KH. Marzuki Mustamar
Khadijah
Khaerul Anwar
Khairul Mufid Jr
Khansa Arifah Adila
Khawas Auskarni
Khudori Husnan
Khulda Rahmatia
Ki Ompong Sudarsono
Kim Ngan
Kitab Arbain Nawawi
Kompas TV
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA)
Komunitas Sablon Ponorogo
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)
Korban Gempa
Koskow
Kostela
KPRI IKMAL Lamongan
Kritik Sastra
Kue Kacang
Kue Kelapa Pandan
Kue Lebaran Edisi 2013
Kue Nastar Keju
Kue Nastar Keranjang
Kue Pastel
Kue Putri Salju
Kue Semprit
Kurnia Sari Aziza
Kuswaidi Syafi'ie
L Ridwan Muljosudarmo
Lagu
Laksmi Shitaresmi
Lamongan Jawa Timur
Landscape Hutan Bojonegoro
Landscape Rumah Blora
Lathifa Akmaliyah
Legenda
lensasastra.id
Lie Charlie
Linda Christanty
Linus Suryadi AG
Literasi
Lombok Utara
Lucia Idayani
Ludruk Karya Budaya
Lukas Adi Prasetyo
Lukisan Andry Deblenk
Lukisan Karya: Rengga AP
Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari
Lukisan Sugeng Ariyadi
Lukman Santoso Az
Lumajang
Lusiana Indriasari
Lutfi Rakhmawati
M Khoirul Anwar KH
M Nafiul Haris
M. Afif Hasbullah
M. Afifuddin
M. Fauzi Sukri
M. Harir Muzakki
M. Harya Ramdhoni Julizarsyah
M. Lutfi
M. Mustafied
M. Riyadhus Solihin
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M’Shoe
Mahamuda
Mahendra
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Maimun Zubair
Makalah Tinjauan Ilmiah
Makyun Subuki
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Margita Widiyatmaka
Mario F. Lawi
Martin Aleida
Mashdar Zainal
Mashuri
Masuki M. Astro
Masyhudi
Mathori A Elwa
Matroni El-Moezany
Maulana Syamsuri
Media Ponorogo
Media: Crayon on Paper
Media: Pastel on Paper
Mei Anjar Wintolo
Melukis
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Memoar Purnama di Kampung Halaman
Menggalang Dana Amal
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mien Uno
Miftakhul F.S
Mihar Harahap
Mila Setyani
Misbahus Surur
Mix Media on Canvas
Moch. Faisol
Mochammad A. Tomtom
Moh. Jauhar al-Hakimi
Mohammad Ali Athwa
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Alimudin
Muhammad Antakusuma
Muhammad Itsbatun Najih
Muhammad Marzuki
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Nanda Fauzan
Muhammad Subarkah
Muhammad Wahidul Mashuri
Muhammad Yasir
MUI
Mujtahidin Billah
Mukafi Niam
Mukani
Mukhsin Amar
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur
Musa Ismail
Muslim Abdurrahman
Naskah Teater
Neva Tuhella
Nezar Patria
Nidhom Fauzi
Niduparas Erlang
Ninuk Mardiana Pambudy
Nirwan Ahmad Arsuka
Noor H. Dee
Novel Pekik
Novel-novel bahasa Jawa
Nur Ahmad Salman H
Nur Hidayati
Nur Wachid
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyiayu Hesty Susanti
Obrolan
Oil on Canvas
Olimpiade Sastra Indonesia 2013
Oyos Saroso H.N.
Padepokan Lemah Putih Surakarta
Pagelaran Musim Tandur
Paguyuban Seni Teater Ponorogo
Pameran Lukisan MADIUN OBAH
Pameran Seni Lukis
Pameran Seni Rupa
Parimono V / 40 Plandi Jombang
Paring Waluyo Utomo
Pasuruan
PDS H.B. Jassin
Pelukis Dahlan Kong
Pelukis Jumartono
Pelukis Ponorogo Z Musthofa
Pelukis Rengga AP
Pelukis Senior Tarmuzie
Pelukis Unik di Ponorogo
Pemancingan Betri
Pendhapa Art Space
Penerbit SastraSewu
Pengajian
Pengetahuan
Pesantren An Nawawi Tanara (Penata)
Pito Agustin Rudiana
Pondok Pesantren Al-Madienah
Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan
Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang
Pramoedya Ananta Toer
Presiden Gus Dur
Probolinggo
Prof Dr Achmad Zahro
Prof Dr Aminuddin Kasdi
Prof Dr Soediro Satoto
Proses Kreatif
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
Purnawan Andra
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pusat Grosir Kaos Polos Ponorogo
Pustaka Bergerak
PUstaka puJAngga
Putri Asyuro' Rizqiyyah
Putu Fajar Arcana
R.Ng. Ronggowarsito
Radhar Panca Dahana
Rahmat Sularso Nh
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ranang Aji SP
Rasanrasan Boengaketji
Ratna
Ratna Sarumpaet
Raudal Tanjung Banua
Raudlotul Immaroh
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Rengga AP
Resensi
Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak angkatan 1991-1992
Reyog dalam Lukisan Kaca
Ribut Wijoto
Ridha Arham
Riki Dhamparan Putra
Rinto Andriono
Ris Pasha
Rizka Halida
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Romi Zarman
Rosi
Rosidi Tanabata
Rukardi
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rx King Motor
S Prasetyo Utomo
S Yoga
S. Jai
Sabrank Suparno
Sahlan Bahuy
Sajak
Sakinah Annisa Mariz
Samsudin Adlawi
Samsul Bahri
Sandiaga Uno
Sanggar Pasir
Sanggar Shor Zhambou
Santi Maulidah
Sapardi Djoko Damono
Sapto HP
Sartika Dian Nuraini
Sasti Gotama
Sastra dan Kuasa Simbolik
Sastri Bakry
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
SelaSastra Boenga Ketjil #33
Self Portrait
Senarai Pemikiran Sutejo
Seni Ambeng Ponorogo
Seniman Tanah Merah Ponorogo
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Setia Budhi
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindhunata
Situbondo
Siwi Dwi Saputro
SMP Negeri 1 Madiun
Soediro Satoto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sonia Fitri
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Spirit of body 1
Spirit of body 2
Spirit of body 3
Sri Mulyani
Sri Wintala Achmad
Stefanus P. Elu
STKIP PGRI Ponorogo
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudirman
Sugeng Ariyadi
Suharwedy
Sujarwoko
Sujiwo Tedjo
Sukitman
Sumani
Sunaryono Basuki Ks
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryanto Sastroatmodjo
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Switzy Sabandar
Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili
Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari
Tamrin Bey
TanahmeraH ArtSpace
Tangguh Pitoyo
Taufik Ikram Jamil
Taufik Rachman
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teater nDrinDinG
Teaterikal
Teguh Winarsho AS
Telaga Ngebel di Kabupaten Ponorogo 1910
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Tiyasa Jati Pramono
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
To Take Delight
Tosa Poetra
Toto Gutomo
Tri Andhi Suprihartono
Tri Harun Syafii
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
UKM Teater Yakuza '54
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Untung Wahyudi
Usman Arrumy
Usman Awang
Ustadz Chris Bangun Samudra
Uwell's King Shop
Uwell's Setiawan
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W.S. Rendra
Wachid Nuraziz Musthafa
Warih Wisatsana
Warung Boengaketjil
Wawan Pinhole
Wawancara
Widhyanto Muttaqien
Widya Oktaviani
Wisnu Hp
Wita Lestari
Wuri Kartiasih
Yeni Pitasari
Yerusalem Ibu Kota Palestina
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yosep Arizal L
Yoseph Yoneta Motong Wuwur
YS Rat
Yuditeha
Yuli
Yulia Sapthiani
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Yusuf Wibisono
Yuval Noah Harari
Z. Afif
Z. Mustopa
Zainal Arifin Thoha
Zainuddin Sugendal
Zaki Zubaidi
Zehan Zareez
Zulfian Ebnu Groho
Zulfikar Fu’ad
Zulkarnain Siregar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar