Rabu, 20 Januari 2021

Tangisan Sedu Sedan di Antara Siaran Iklan Radio

Arafat Nur *
Jawa Pos, 6 Des 2020
 
Radio sedang menyiarkan iklan membesarkan dan memanjangkan alat kelamin pria ketika Misdi mendengar kabar bahwa istrinya yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Surabaya telah dinikahi lelaki lain.
 
Tiba-tiba saja kepala Misdi pening, pandangannya berkunang-kunang, dan kupingnya sumbat seperti berada di puncak Bukit Semaur yang bertekanan udara rendah.
 
“Aku juga sangat kaget, kenapa Poniyem sampai bisa kepincut lelaki lain. Padahal, kalian sudah punya anak dan akur-akur saja. Aku tidak habis pikir. Kalau dulu aku ketemu dia, pasti sudah aku nasihati. Tapi, aku tidak pernah ketemu dia karena tempat kerja kami berjauhan. Lagi pula, sekarang apa gunanya. Dia sudah kawin,” kata perempuan paro baya yang baru pulang sebagai pembantu rumah tangga di Surabaya. Kata-kata perempuan tetangga itu tidak bisa lagi dicerna Misdi yang mendadak wajahnya berubah sangat pucat.
 
“Mas, kamu kenapa?” tanya perempuan itu kebingungan karena melihat wajah Misdi sangat tegang. Dengan hati-hati dia pun berujar, “Sabar ya, Mas. Maaf, aku balik dulu…”
 
Dengan langkah gontai, Misdi masuk kamar, merebahkan diri di ranjang. Tercium bau apek. Dia memejamkan mata, kemudian membukanya lagi. Pandangannya menerawang ke atap rumah yang tanpa ada langit-langit. Dinding tanpa plester, lantai semen kasar berdebu, demikian juga lemari kayu yang dibuat sekadarnya agar pakaian mereka tidak berserakan dan disangkutkan di mana-mana.
 
Dari radio yang masih menyala, terdengar sebuah lagu dangdut yang tidak begitu selaras dengan musik. Seperti lagu rekaman ulang dari penyanyi amatiran. Namun, lagu-lagu semacam itu tetap enak di pendengaran orang-orang Desa Semaur yang tidak tahu apa-apa tentang musik. Seusai lagu itu diputar, langsung terdengar lagi siaran iklan memperbesar dan memperpanjang alat kelamin pria…
***
 
Sebelumnya, seminggu sekali atau dua minggu sekali, Misdi menelepon istrinya dari puncak Bukit Semaur—hanya di situ sinyal telepon di desanya paling bagus—di antara bayangan pohon pinus dan tanaman kunyit yang merana, menanyakan kabar istrinya, kapan istrinya pulang.
 
Poniyem selalu menjawab, “Aku belum bisa pulang, Mas. Majikan bilang, kalau aku pulang, aku tidak bisa balik kemari lagi. Dia akan mencarikan pembantu lain. Mas kan tahu mencari pekerjaan itu sulit sekali.”
 
Misdi langsung percaya dan tidak pernah memikirkan yang bukan-bukan. Sudah setahun lebih istrinya tidak pulang dan selalu saja mengutarakan alasan yang masuk akal. Memang kebanyakan perempuan yang bekerja sebagai pembantu ataupun pekerja pabrik jarang-jarang pulang ke kampung halaman. Setidaknya paling cepat tiga bulan sekali. Itu pun cuma sebentar. Paling lama seminggu, kemudian mereka harus balik lagi. Kebanyakan enam bulan sekali baru pulang. Ada yang setahun, dua tahun, bahkan lima tahun sekali baru pulang kampung, terutama mereka yang bekerja di luar negeri seperti di Malaysia dan Hongkong.
 
Kebanyakan penduduk di sini harus mengadu nasib ke luar desa untuk bisa bertahan hidup, buat biaya makan dan biaya sekolah anak-anak. Desa ini seperti kena kutuk Tuhan dan penduduknya tetap memanjatkan doa walaupun jarang sembahyang, meminta kepada arwah leluhur, menaruh sesajen di kamar, di kali, di alas atau ladang, dan di sawah-sawah, berharap hasil panen melimpah. Nyatanya, hasil panen tidak pernah bagus. Jahe yang ditanam di bawah lahan pinus milik pemerintah terserang hama yang menyebabkan umbinya busuk, kunyit hanya bisa dipanen dua tahun sekali, dan banyak gabah yang kopong.
 
Makanya, setiap orang yang sudah menikah dan dikaruniai seorang anak, salah satu di antaranya harus pergi mencari kerja ke kota. Kebanyakan yang pergi bekerja dan harus meninggalkan keluarga adalah istri karena pekerjaan menjadi pembantu atau pekerja pabrik adalah perempuan. Kaum perempuan lebih mudah mendapatkan pekerjaan di kota dibandingkan lelaki yang hanya menamatkan sekolah dasar dan tidak memiliki keterampilan apa-apa.
 
Jika tidak ada salah seorang anggota keluarga yang bekerja di kota, hidup mereka akan miskin, terpaksa tinggal di rumah orang tua tanpa pernah bisa membangun rumah sendiri, makan berlauk tahu-tempe, tidak bisa membeli barang apa-apa, pakaian sekadarnya, tidak bisa beli HP pintar, tidak bisa beli perabotan, tidak bisa beli televisi, dan tidak ada biaya untuk pendidikan anak-anak mereka. Lantas, mereka harus terus menumpang hidup di rumah orang tua sambil mendengarkan siaran radio yang tidak henti-hentinya memutar iklan memperbesar dan memperpanjang alat kelamin pria…
***
 
Mungkinkah Poniyem mengkhianatinya? Misdi membatin dan sulit untuk bisa percaya. Sebab, dia masih istrinya, belum bercerai, dan selama ini Poniyem tidak pernah mengeluh meminta cerai. Mereka baik-baik saja, hampir tidak pernah cekcok.
 
Poniyem adalah gadis desa tetangga, berparas biasa saja, tetapi suka dandan dan memakai pakaian menurut gaya masa kini. Penampilannya itulah yang membuat mata Misdi tidak berkutik dan langsung jatuh hati saat kali pertama mereka bertemu di Pasar Ngrayun. Misdi memberanikan diri menegurnya yang dibalas dengan keramahan berlebihan, kalau tidak bisa dibilang genit.
 
Misdi, sekalipun penampilannya agak kumal, memiliki paras yang lumayan tampan dan menyenangkan. Hal itu pula yang membuat pandangan Poniyem gelap. Singkat kata, mereka pun menikah sampai kemudian dikaruniai seorang anak perempuan dan hidup mereka semakin terimpit sulitnya keuangan. Demikian pun mereka jarang cekcok, apalagi bertengkar.
 
Kesulitan keuangan mereka segera teratasi saat Poniyem menerima ajakan seorang perempuan tetangga yang menawarinya pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga di Surabaya. Meskipun jarang pulang, setiap bulan Poniyem mengirimkan uang gajinya kepada Misdi yang tinggal bersama ibunya yang turut membantu mengasuh putri mereka.
 
Sejauh ini tidak ada tanda-tanda bahwa mereka tidak cocok, apalagi bertengkar. Mungkinkah Poniyem sampai hati mengkhianatinya? Pertanyaan itulah yang selalu mengiang-ngiang di telinga Misdi.
***
 
Siang itu, saat Misdi keluar rumah, berlari-lari ke Bukit Semaur untuk menelepon istrinya, dia sempat mendengarkan kembali iklan radio memperbesar dan memperpanjang alat kelamin pria. Iklan itu-itu saja yang sering diputar di pemancar radio swasta kecamatan yang berhasil tertangkap gelombangnya di desa terpencil bebukitan yang penuh dengan pohon pinus milik pemerintah.
 
Dengan napas memburu, jemari kasar Misdi yang gemetar langsung menekan tombol yang menghubungi nomor telepon Poniyem di Kota Surabaya yang berjarak sekitar 350 km. Tidak sedikit pun terlintas bagaimana bayangan kota itu di benak Misdi. Kota paling besar yang pernah dilihatnya adalah Ponorogo dengan polisi lalu lintas yang berkeliaran di jalan-jalan. Itu pun cuma sekali, saat dia mengantarkan istrinya dengan motor ke terminal.
 
Sejak remaja sampai menikah, kehidupan Misdi hanya berputar-putar antara rumah, alas, dan sawah. Sesekali dia turun ke kota Kecamatan Ngrayun untuk berbelanja dengan motor butut yang tanpa STNK dan surat hak milik yang dibelinya dengan cara menukarkan seekor kambing jantan usia dua tahun.
 
“Halo,” kata Misdi dengan bibir bergetar tak tertahan. Bukan hanya bibir, sekujur tubuhnya juga bergetar.
 
“Halo,” sahut suara dingin dari seberang. “Ada apa, Mas?”
 
Sesaat hening karena Misdi sangat kebingungan. Tiba-tiba saja dia kehilangan kata-kata, tidak tahu apa yang mesti diucapkannya.
 
“Aku dengar kamu sudah kawin. Apa benar?” suara Misdi terdengar serak dan seperti orang mau menangis.
 
Sejurus hening. Begitu heningnya sehingga Misdi bisa mendengar degup jantungnya sendiri yang begitu keras.
 
“Benar, Mas,” terdengar jawaban tanpa dosa dari seberang.
 
“Kenapa bisa? Kamu kan masih istriku? Kenapa tiba-tiba kamu kawin lagi? Apa salahku?” sembur Misdi menahan gejolak amarahnya.
 
“Maafkan aku, Mas. Aku hanya minta kamu menceraikanku.”
 
“Cerai?” Misdi kembali kehilangan kata-kata.
 
Sejak itu Misdi menjadi lelaki yang tidak bisa mengeluarkan kata-kata. Dia menjadi lelaki pendiam yang tidak bisa lagi diajak berbicara. Misdi tidak bisa bicara apa pun lagi.
 
Sehari-hari kerjanya hanya ke ladang dan sawah, bahkan di tengah malam yang gelita. Dia tidak peduli apa pun, bahkan dia tidak paham terhadap orang-orang yang begitu panik menghadapi persebaran wabah korona yang sudah sampai ke desa-desa.
 
Ketika di rumah, dia lebih banyak mengurung diri di kamar untuk menghindari ibunya dan anak gadisnya yang sekarang sudah duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar. Yang sering terdengar dari suaranya yang keluar adalah tangisan sedu sedan. Dan, tangisan sedu sedan itu kerap kali lebih nyaring terdengar ketika radio yang diletakkan di ruang utama menyiarkan iklan memperbesar dan memanjangkan alat kelamin pria.
 
Ponorogo, 10 September 2020
 
*) ARAFAT NUR, Dosen Bahasa dan Sastra STKIP PGRI Ponorogo yang sering menjuarai sayembara menulis novel dan cerpen. Buku kumpulan cerpen terbarunya yang berjudul Serdadu dari Neraka (Diva Press, 2020) sudah beredar luas. http://sastra-indonesia.com/2021/01/tangisan-sedu-sedan-di-antara-siaran-iklan-radio/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Mustofa Bisri A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Jabbar Hubbi A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Syauqi Sumbawi A. Zakky Zulhazmi A.C. Andre Tanama A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S Laksana A.S. Laksana Abdul Hadi WM Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acrylic on Canvas Addi Mawahibun Idhom Ade P. Marboen Adib Baroya Adib Muttaqin Asfar Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agunghima Agus Aris Munandar Agus Buchori Agus Prasmono Agus Priyatno Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton AH J Khuzaini Ahmad Damanik Ahmad Farid Yahya Ahmad Wiyono Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fitriyah Ajip Rosidi Akhmad Marsudin Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al Mahfud Alex R Nainggolan Ali Nasir Ali Soekardi Alunk Estohank Amanche Franck Oe Ninu Aming Aminoedhin Anakku Inspirasiku Anang Zakaria Andhi Setyo Wibowo AndongBuku #3 Andri Awan Andry Deblenk Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Puisi Kalijaring Antologi Sastra Lamongan Anton Kurnia Anugerah Ronggowarsito Anwar Syueb Tandjung Aprillia Ika Aprillia Ramadhina APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif 'Minke' Setiawan Arim Kamandaka Aris Setiawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Aryo Wisanggeni G Asap Studio Asarpin Asrizal Nur Awalludin GD Mualif Ayu Sulistyowati Aziz Abdul Gofar Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Banyuwangi Bara Pattyradja Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Indo Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Lukisan Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Bidan Romana Tari Binhad Nurrohmat Biografi Bisnis Bondowoso Bre Redana Brunel University London Budi P. Hatees Budi Palopo Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerpen Chicilia Risca Coronavirus Cover Buku COVID-19 Cucuk Espe D. Kemalawati Dadang Ari Murtono Dadang Sunendar Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Dedi Gunawan Hutajulu Den Rasyidi Deni Jazuli Denny Mizhar Depan Mts Putra-Putri Simo Sungelebak Desa Glogok Karanggeneng Dessy Wahyuni Dewi Yuliati Dhanu Priyo Prabowo Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Dien Makmur Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Doddy Hidayatullah Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwijo Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Efendi Ari Wibowo Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hendri Saiful Eko Israhayu Emha Ainun Nadjib Endang Kusumastuti Eni S Eppril Wulaningtyas R Erdogan Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faiz Manshur Faizal Af Fajar Setiawan Roekminto Farah Noersativa Fathoni Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Fikram Farazdaq Forum Santri Nasional (FSN) FPM (Forum Penulis Muda) Ponorogo Galeri Lukisan Z Musthofa Galuh Tulus Utama Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Golan-Mirah Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Bahaudin H.B. Jassin Halim HD Hamzah Sahal Handoyo El Jeffry Happy Susanto Hardi Hamzah Haris Firdaus Haris Saputra Harun Syafii bin Syam Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Hendra Sugiantoro Hengky Ola Sura Heri Kris Heri Ruslan Herry Mardianto Heru Maryono Hilmi Abedillah Himpunan Mahasiswa Penulis (STKIP PGRI Ponorogo) Holy Adib htanzil Hudan Nur Husin I Nyoman Suaka IAIN Ponorogo Ibnu Wahyudi Idayati Idi Subandy Ibrahim Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Yusardi Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Indigo Art Space Indra Intisa Indra Tjahyadi Indri Widiyanti Inti Rohmatun Ni'mah Inung Setyami Irfan El Mardanuzie Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Isnatin Ulfah Isti Rohayanti Istiqomatul Hayati Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Jakob Sumardjo Janual Aidi Jawapos Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jember Jember Gemar Membaca JIERO CAFE Jihan Fauziah Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Syahputra Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin K.H. Ma’ruf Amin Kabar Pelukis Kalimat Tubuh Kang Daniel Kartika Foundation Karya Lukisan: Z Musthofa Kasnadi Kedai Kopi Sastra Kemah Budaya Panturan (KBP) KH. M. Najib Muhammad KH. Marzuki Mustamar Khadijah Khaerul Anwar Khairul Mufid Jr Khansa Arifah Adila Khawas Auskarni Khudori Husnan Khulda Rahmatia Ki Ompong Sudarsono Kim Ngan Kitab Arbain Nawawi Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sablon Ponorogo Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Korban Gempa Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kue Kacang Kue Kelapa Pandan Kue Lebaran Edisi 2013 Kue Nastar Keju Kue Nastar Keranjang Kue Pastel Kue Putri Salju Kue Semprit Kurnia Sari Aziza Kuswaidi Syafi'ie L Ridwan Muljosudarmo Lagu Laksmi Shitaresmi Lamongan Jawa Timur Landscape Hutan Bojonegoro Landscape Rumah Blora Lathifa Akmaliyah Legenda lensasastra.id Lie Charlie Linda Christanty Linus Suryadi AG Literasi Lombok Utara Lucia Idayani Ludruk Karya Budaya Lukas Adi Prasetyo Lukisan Andry Deblenk Lukisan Karya: Rengga AP Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari Lukisan Sugeng Ariyadi Lukman Santoso Az Lumajang Lusiana Indriasari Lutfi Rakhmawati M Khoirul Anwar KH M Nafiul Haris M. Afif Hasbullah M. Afifuddin M. Fauzi Sukri M. Harir Muzakki M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lutfi M. Mustafied M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Mahamuda Mahendra Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Maimun Zubair Makalah Tinjauan Ilmiah Makyun Subuki Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Mario F. Lawi Martin Aleida Mashdar Zainal Mashuri Masuki M. Astro Masyhudi Mathori A Elwa Matroni El-Moezany Maulana Syamsuri Media Ponorogo Media: Crayon on Paper Media: Pastel on Paper Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Miftakhul F.S Mihar Harahap Mila Setyani Misbahus Surur Mix Media on Canvas Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Ali Athwa Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Antakusuma Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Subarkah Muhammad Wahidul Mashuri Muhammad Yasir MUI Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukani Mukhsin Amar Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Muslim Abdurrahman Naskah Teater Neva Tuhella Nezar Patria Nidhom Fauzi Niduparas Erlang Ninuk Mardiana Pambudy Nirwan Ahmad Arsuka Noor H. Dee Novel Pekik Novel-novel bahasa Jawa Nur Ahmad Salman H Nur Hidayati Nur Wachid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyiayu Hesty Susanti Obrolan Oil on Canvas Olimpiade Sastra Indonesia 2013 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Paguyuban Seni Teater Ponorogo Pameran Lukisan MADIUN OBAH Pameran Seni Lukis Pameran Seni Rupa Parimono V / 40 Plandi Jombang Paring Waluyo Utomo Pasuruan PDS H.B. Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Ponorogo Z Musthofa Pelukis Rengga AP Pelukis Senior Tarmuzie Pelukis Unik di Ponorogo Pemancingan Betri Pendhapa Art Space Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pito Agustin Rudiana Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Gus Dur Probolinggo Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prof Dr Soediro Satoto Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pusat Grosir Kaos Polos Ponorogo Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putri Asyuro' Rizqiyyah Putu Fajar Arcana R.Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Rasanrasan Boengaketji Ratna Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak angkatan 1991-1992 Reyog dalam Lukisan Kaca Ribut Wijoto Ridha Arham Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Ris Pasha Rizka Halida Robin Al Kautsar Rodli TL Romi Zarman Rosi Rosidi Tanabata Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Prasetyo Utomo S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahlan Bahuy Sajak Sakinah Annisa Mariz Samsudin Adlawi Samsul Bahri Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Shor Zhambou Santi Maulidah Sapardi Djoko Damono Sapto HP Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastri Bakry Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Self Portrait Senarai Pemikiran Sutejo Seni Ambeng Ponorogo Seniman Tanah Merah Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Budhi Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindhunata Situbondo Siwi Dwi Saputro SMP Negeri 1 Madiun Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Fitri Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Spirit of body 1 Spirit of body 2 Spirit of body 3 Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Stefanus P. Elu STKIP PGRI Ponorogo Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugeng Ariyadi Suharwedy Sujarwoko Sujiwo Tedjo Sukitman Sumani Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Switzy Sabandar Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tangguh Pitoyo Taufik Ikram Jamil Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater nDrinDinG Teaterikal Teguh Winarsho AS Telaga Ngebel di Kabupaten Ponorogo 1910 Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tiyasa Jati Pramono Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari To Take Delight Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Andhi Suprihartono Tri Harun Syafii Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S UKM Teater Yakuza '54 Universitas Indonesia Universitas Jember Untung Wahyudi Usman Arrumy Usman Awang Ustadz Chris Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Warih Wisatsana Warung Boengaketjil Wawan Pinhole Wawancara Widhyanto Muttaqien Widya Oktaviani Wisnu Hp Wita Lestari Wuri Kartiasih Yeni Pitasari Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosep Arizal L Yoseph Yoneta Motong Wuwur YS Rat Yuditeha Yuli Yulia Sapthiani Yusri Fajar Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Z. Afif Z. Mustopa Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zaki Zubaidi Zehan Zareez Zulfian Ebnu Groho Zulfikar Fu’ad Zulkarnain Siregar