Senin, 29 April 2013

Eksplorasi dan Ekspresi Penulis Perempuan

Wita Lestari
Jurnal Nasional, 21 April 2013

SAAT ini perempuan Indonesia sudah banyak yang bereksplorasi dan bereskpresi dalam dunia kepenulisan. Terlepas dari apakah mereka terinspirasi oleh RA Kartini yang jago menulis, yang jelas mereka sudah pasti beberapa langkah lebih maju dari Putri Bupati Jepara itu dalam hal keterbukaan berpikir dan bersikap.

NAOMI Wolf, seorang feminis asal Amerika, menyebut Abad 20 sebagai era gegar jender, era kebangkitan perempuan. Gaung kebangkitan ini terus berkembang di berbagai aspek kehidupan. Kaum perempuan yang sebelumnya mengalami subordinasi, represi, dan marjinalisasi di berbagai bidang dalam sistem patriarki, kini bisa mempertanyakan dan menggugat ketidakadilan itu, semisal dalam dunia kepenulisan.

Karya perempuan penulis yang marak bermunculan pada dekade belakangan ini secara umum dapat dikategorikan dua kelompok. Pertama, karya penulis perempuan yang secara sadar mengangkat tubuh dan seksualitas sebagai persoalan serius. Kedua, karya penulis perempuan yang tidak secara khusus bergelut dengan soal-soal keperempuanan meskipun tokoh utamanya mungkin perempuan.

Yang termasuk golongan pertama antara lain: Ayu Utami, Dinar Rahayu, Nova Riyanti Yusuf, dan Djenar Maesa Ayu. Golongan kedua antara lain: Laksmi Pamuntjak, Linda Christanty, Nukila Amal, dan Dewi Lestari.

Kemunculan kelompok pertama dimotori oleh Ayu Utami dengan novel Saman pada tahun 1998 (walaupun gaya penulisan seperti itu sebelumnya sudah diperkenalkan oleh Oka Rusmini) yang menimbulkan kontroversi. Dalam sejarah sastra Indonesia, kehadiran Ayu Utami memberikan sentuhan baru persoalan seks dalam sastra. Hal tersebut terkait dengan keberaniannya dalam menulis seksualitas secara eksplisit dan dalam.

Karyanya menjadi trend setter bagi perempuan penulis lainnya. Misalnya, dalam sebuah wawancara, pemenang sayembara penulisan novel Dewan Kesenian Jakarta 2004, Dewi Sartika menyatakan bahwa novelnya, Dadaisme, dipengaruhi cara menulis Ayu Utami.

Novel Saman sendiri sebenarnya tidak hanya mengangkat seksualitas. Bila kita membaca dengan jeli, hal yang lebih kental ditonjolkan dalam novel ini adalah nuansa politisnya. Novel ini berisi gugatan terhadap kekuasaan Orde Baru yang militeristis dan sangat patriarkis.

Meminjam terminologi Mikhail Bakhtin, novel itu mengandung hetroglossia, keragaman, layaknya sebuah karnaval. Novel itu berkisah tentang pemogokan buruh, kolusi pengusaha perkebunan dengan militer lokal, penyiksaan aktivis, fenomena gaib, sekaligus mempertanyakan iman Katolik, dominasi lelaki atas perempuan, seksualitas dan cinta, dibalut bahasa yang indah dan eksploratif.

Pada kenyataannya kontroversi yang terjadi atas terbitnya sebuah karya sastra lebih sering terjadi karena ketidaksiapan masyarakat dan penguasa (politis, spiritual, dan moralis) dalam menanggapi ekspresi individu yang berbeda. Kita cenderung terbiasa dengan keseragaman, sehingga saat terjadi sesuatu yang bertentangan dengan tata nilai kolektif, hal itu menjadi masalah.

Menengok ke belakang, penulis perempuan zaman dulu menggunakan nama samaran, dari masa RA Kartini hingga Selasih. Pemakaian nama samaran ini dimaksudkan untuk meloloskan diri dari ancaman hukum adat atau pemerintah kolonial.

Sekarang ini walaupun perempuan penulis tidak lagi menggunakan nama samaran, namun potensinya belum diakui sungguh-sungguh dengan tangan terbuka. Menurut Nenden Lilis, perempuan penulis asal Bandung, banyak tuduhan-tuduhan tak terbukti yang dialamatkan kepada perempuan. Apabila karyanya dimuat, atau mendapat penghargaan, pasti dikait-kaitkan sebagai karya orang dekatnya. Isu yang muncul adalah bahwa perempuan tersebut memiliki hubungan khusus dengan redakturnya atau pemberi penghargaan itu.

Penulis perempuan juga kerap direndahkan peranannya dalam dunia kesusasteraan karena topik yang diangkat biasanya hanya seputar persoalan psikologis. Ada anggapan bahwa perempuan lebih sensitif daripada laki-laki, karena itu perempuan tidak bisa mengangkat topik-topik yang lebih luas. Dalam hal ini, Nenden Lilis berkomentar dengan tegas, “Sensitif itu bukan persoalan jenis kelamin, tapi itu tergantung kepada individu masing-masing. Coba lihat puisi karya Sapardi Djoko Damono, pemilihan diksi-diksinya sangat lembut dan halus.”

Menurutnya, jika kita mau membuka mata sebenarnya tidak ada pembagian kerja secara seksual dalam sastra. Artinya, tidak relevan mengatakan perempuan harus menulis apa dan lelaki boleh menulis apa. Juga sangat tidak beralasan mengaitkan sebuah karya dengan kehidupan pribadi penulisnya, karena baik buruknya sebuah karya sastra hanya layak diukur dengan parameter yang berkaitan dengan sastra pula.

Fenomena yang terjadi belakangan ini sebenarnya merupakan reaksi atas represi terhadap perempuan oleh tata nilai yang serba-patriarkis. Kehadiran karya ‘para sastrawati’ ini justru menyemarakkan khazanah sastra kita.

Sisi positif bangkitnya perempuan-perempuan penulis, menurut Ayu Utami, perempuan bisa memanfaatkan momen ini agar kebangkitan ini berlanjut. Sedangkan menurut Nova Riyanti Yusuf, pembaca akan mendapat pilihan bacaan yang lebih variatif.

Sementara sisi negatifnya, menurut Ayu, penerbit cenderung menganggap penulis perempuan sebagai komoditi yang laku di pasar. “Jadi, tetap saja perempuan dianggap sebagai obyek,” kata Ayu kepada Jurnal Nasional beberapa waktu lalu di Jakarta. Namun, Nova Riyanti Yusuf berpendapat perempuan penulis jangan takut untuk tetap bereksplorasi dan berekspresi untuk sesuatu yang baru selama itu positif.

Nova Rianti Yusuf adalah perempuan penulis yang novelnya, Mahadewa dan Mahadewi laris manis di pasaran. Penulis yang juga dokter ahli jiwa dan legislator ini mengatakan, posisi perempuan dalam khasanah sastra Indonesia cukup kuat dan menjadi mata angin arah sastra Indonesia. Nova cukup bangga karena hal tersebut tidak terjadi di negara tetangga. “Di Malaysia (misalnya) tidak ada karya sastra perempuan yang mencuat,” ujar Nova saat ditemui Jurnal Nasional di Jakarta beberapa waktu lalu.

Posisi perempuan penulis, menurut Nova, pada awalnya memang mengalami marjinalisasi. Keberadaan para perempuan penulis sering dikaitkan dengan laki-laki di dekatnya. “Fenomena tersebut akan hilang dengan sendirinya jika si perempuan bisa mempertahankan kualitas dan di dalam tulisannya ada pesan kuat yang disampaikan,” ujar Nova. Nova juga berpendapat bahwa pandangan negatif itu dapat ditepis jika perempuan terus-menerus produktif dan memunculkan ide-ide kreatif yang baru.

Nova mengatakan, gaya penulisannya sendiri yang dinilai banyak pihak cukup berani merupakan bentuk euforia terhadap kebebasan mengungkapkan kegelisahan. “Dalam posisi trans ternyata kita lebih bebas mengekspresikan kegundahan terhadap masalah-masalah sosial yang ada,” tutur Nova.

Menurut Nova, setiap generasi masing-masing tegak berdiri di atas permasalahannya. Realitas sosial, politik, dan ekonomi yang melingkupinya sangat berpengaruh. Ia mengibaratkan keberanian para perempuan penulis menggambarkan permasalahn secara eksplisit seperti waduk yang tidak ada saluran keluarnya. “Pro dan kontra dapat membuat suatu karya lebih hidup,” katanya.

Nova berpendapat, pada hakekatnya setiap penulis itu berbeda, entah itu gaya bahasa, tema yang disampaikan atau cara bertutur. Psikoanalisa dalam artian latar belakang juga berpengaruh, baik itu latar belakang keluarga, pendidikan. “Misalnya saya, dengan latar belakang medis saya memperkuat tulisan saya dengan psikiatri, ilmu yang saya pelajari,” kata penulis novel Threesome ini.

Penggemar JK Rowling dan Paulo Coelho ini mengartikan seksualitas sebagai insting. “Bila kita benar-benar menghayati proses menulis, hal tersebut akan keluar begitu saja,” katanya.

Ia juga tidak menampik pro dan kontra atas karyanya. “Jika suatu karya sudah dilempar kepada publik, merupakan hak prerogatif pembaca untuk menilainya,” ujar Nova.

Nova yang mulai belajar menulis sejak SD ini mengatakan, untuk saat ini ia menyublimasikan tulisannya, sehingga lebih bersifat kontemplatif. Hal tersebut berhubungan dengan spiritualitas Nova yang semakin matang. “Menulis adalah proses pembelajaran yang tiada henti. Mencari gaya penulisan adalah proses yang tidak akan pernah mencapai tahapan baku,” kata Nova.

Dijumput dari: http://cabiklunik.blogspot.com/2013/04/artikulasi-eksplorasi-dan-ekspresi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Mustofa Bisri A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Jabbar Hubbi A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Syauqi Sumbawi A. Zakky Zulhazmi A.C. Andre Tanama A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S Laksana A.S. Laksana Abdul Hadi WM Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acrylic on Canvas Addi Mawahibun Idhom Ade P. Marboen Adib Baroya Adib Muttaqin Asfar Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agunghima Agus Aris Munandar Agus Buchori Agus Prasmono Agus Priyatno Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton AH J Khuzaini Ahmad Damanik Ahmad Farid Yahya Ahmad Wiyono Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fitriyah Ajip Rosidi Akhmad Marsudin Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al Mahfud Alex R Nainggolan Ali Nasir Ali Soekardi Alunk Estohank Amanche Franck Oe Ninu Aming Aminoedhin Anakku Inspirasiku Anang Zakaria Andhi Setyo Wibowo AndongBuku #3 Andri Awan Andry Deblenk Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Puisi Kalijaring Antologi Sastra Lamongan Anton Kurnia Anugerah Ronggowarsito Anwar Syueb Tandjung Aprillia Ika Aprillia Ramadhina APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif 'Minke' Setiawan Arim Kamandaka Aris Setiawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Aryo Wisanggeni G Asap Studio Asarpin Asrizal Nur Awalludin GD Mualif Ayu Sulistyowati Aziz Abdul Gofar Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Banyuwangi Bara Pattyradja Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Indo Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Lukisan Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Bidan Romana Tari Binhad Nurrohmat Biografi Bisnis Bondowoso Bre Redana Brunel University London Budi P. Hatees Budi Palopo Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerpen Chicilia Risca Coronavirus Cover Buku COVID-19 Cucuk Espe D. Kemalawati Dadang Ari Murtono Dadang Sunendar Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Dedi Gunawan Hutajulu Den Rasyidi Deni Jazuli Denny Mizhar Depan Mts Putra-Putri Simo Sungelebak Desa Glogok Karanggeneng Dessy Wahyuni Dewi Yuliati Dhanu Priyo Prabowo Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Dien Makmur Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Doddy Hidayatullah Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwijo Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Efendi Ari Wibowo Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hendri Saiful Eko Israhayu Emha Ainun Nadjib Endang Kusumastuti Eni S Eppril Wulaningtyas R Erdogan Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faiz Manshur Faizal Af Fajar Setiawan Roekminto Farah Noersativa Fathoni Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Fikram Farazdaq Forum Santri Nasional (FSN) FPM (Forum Penulis Muda) Ponorogo Galeri Lukisan Z Musthofa Galuh Tulus Utama Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Golan-Mirah Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Bahaudin H.B. Jassin Halim HD Hamzah Sahal Handoyo El Jeffry Happy Susanto Hardi Hamzah Haris Firdaus Haris Saputra Harun Syafii bin Syam Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Hendra Sugiantoro Hengky Ola Sura Heri Kris Heri Ruslan Herry Mardianto Heru Maryono Hilmi Abedillah Himpunan Mahasiswa Penulis (STKIP PGRI Ponorogo) Holy Adib htanzil Hudan Nur Husin I Nyoman Suaka IAIN Ponorogo Ibnu Wahyudi Idayati Idi Subandy Ibrahim Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Yusardi Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Indigo Art Space Indra Intisa Indra Tjahyadi Indri Widiyanti Inti Rohmatun Ni'mah Inung Setyami Irfan El Mardanuzie Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Isnatin Ulfah Isti Rohayanti Istiqomatul Hayati Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Jakob Sumardjo Janual Aidi Jawapos Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jember Jember Gemar Membaca JIERO CAFE Jihan Fauziah Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Syahputra Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin K.H. Ma’ruf Amin Kabar Pelukis Kalimat Tubuh Kang Daniel Kartika Foundation Karya Lukisan: Z Musthofa Kasnadi Kedai Kopi Sastra Kemah Budaya Panturan (KBP) KH. M. Najib Muhammad KH. Marzuki Mustamar Khadijah Khaerul Anwar Khairul Mufid Jr Khansa Arifah Adila Khawas Auskarni Khudori Husnan Khulda Rahmatia Ki Ompong Sudarsono Kim Ngan Kitab Arbain Nawawi Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sablon Ponorogo Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Korban Gempa Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kue Kacang Kue Kelapa Pandan Kue Lebaran Edisi 2013 Kue Nastar Keju Kue Nastar Keranjang Kue Pastel Kue Putri Salju Kue Semprit Kurnia Sari Aziza Kuswaidi Syafi'ie L Ridwan Muljosudarmo Lagu Laksmi Shitaresmi Lamongan Jawa Timur Landscape Hutan Bojonegoro Landscape Rumah Blora Lathifa Akmaliyah Legenda lensasastra.id Lie Charlie Linda Christanty Linus Suryadi AG Literasi Lombok Utara Lucia Idayani Ludruk Karya Budaya Lukas Adi Prasetyo Lukisan Andry Deblenk Lukisan Karya: Rengga AP Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari Lukisan Sugeng Ariyadi Lukman Santoso Az Lumajang Lusiana Indriasari Lutfi Rakhmawati M Khoirul Anwar KH M Nafiul Haris M. Afif Hasbullah M. Afifuddin M. Fauzi Sukri M. Harir Muzakki M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lutfi M. Mustafied M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Mahamuda Mahendra Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Maimun Zubair Makalah Tinjauan Ilmiah Makyun Subuki Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Mario F. Lawi Martin Aleida Mashdar Zainal Mashuri Masuki M. Astro Masyhudi Mathori A Elwa Matroni El-Moezany Maulana Syamsuri Media Ponorogo Media: Crayon on Paper Media: Pastel on Paper Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Miftakhul F.S Mihar Harahap Mila Setyani Misbahus Surur Mix Media on Canvas Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Ali Athwa Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Antakusuma Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Subarkah Muhammad Wahidul Mashuri Muhammad Yasir MUI Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukani Mukhsin Amar Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Muslim Abdurrahman Naskah Teater Neva Tuhella Nezar Patria Nidhom Fauzi Niduparas Erlang Ninuk Mardiana Pambudy Nirwan Ahmad Arsuka Noor H. Dee Novel Pekik Novel-novel bahasa Jawa Nur Ahmad Salman H Nur Hidayati Nur Wachid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyiayu Hesty Susanti Obrolan Oil on Canvas Olimpiade Sastra Indonesia 2013 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Paguyuban Seni Teater Ponorogo Pameran Lukisan MADIUN OBAH Pameran Seni Lukis Pameran Seni Rupa Parimono V / 40 Plandi Jombang Paring Waluyo Utomo Pasuruan PDS H.B. Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Ponorogo Z Musthofa Pelukis Rengga AP Pelukis Senior Tarmuzie Pelukis Unik di Ponorogo Pemancingan Betri Pendhapa Art Space Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pito Agustin Rudiana Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Gus Dur Probolinggo Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prof Dr Soediro Satoto Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pusat Grosir Kaos Polos Ponorogo Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putri Asyuro' Rizqiyyah Putu Fajar Arcana R.Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Rasanrasan Boengaketji Ratna Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak angkatan 1991-1992 Reyog dalam Lukisan Kaca Ribut Wijoto Ridha Arham Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Ris Pasha Rizka Halida Robin Al Kautsar Rodli TL Romi Zarman Rosi Rosidi Tanabata Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Prasetyo Utomo S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahlan Bahuy Sajak Sakinah Annisa Mariz Samsudin Adlawi Samsul Bahri Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Shor Zhambou Santi Maulidah Sapardi Djoko Damono Sapto HP Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastri Bakry Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Self Portrait Senarai Pemikiran Sutejo Seni Ambeng Ponorogo Seniman Tanah Merah Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Budhi Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindhunata Situbondo Siwi Dwi Saputro SMP Negeri 1 Madiun Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Fitri Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Spirit of body 1 Spirit of body 2 Spirit of body 3 Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Stefanus P. Elu STKIP PGRI Ponorogo Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugeng Ariyadi Suharwedy Sujarwoko Sujiwo Tedjo Sukitman Sumani Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Switzy Sabandar Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tangguh Pitoyo Taufik Ikram Jamil Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater nDrinDinG Teaterikal Teguh Winarsho AS Telaga Ngebel di Kabupaten Ponorogo 1910 Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tiyasa Jati Pramono Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari To Take Delight Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Andhi Suprihartono Tri Harun Syafii Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S UKM Teater Yakuza '54 Universitas Indonesia Universitas Jember Untung Wahyudi Usman Arrumy Usman Awang Ustadz Chris Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Warih Wisatsana Warung Boengaketjil Wawan Pinhole Wawancara Widhyanto Muttaqien Widya Oktaviani Wisnu Hp Wita Lestari Wuri Kartiasih Yeni Pitasari Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosep Arizal L Yoseph Yoneta Motong Wuwur YS Rat Yuditeha Yuli Yulia Sapthiani Yusri Fajar Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Z. Afif Z. Mustopa Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zaki Zubaidi Zehan Zareez Zulfian Ebnu Groho Zulfikar Fu’ad Zulkarnain Siregar