(Catatan perjalanan di Desa Jono, Temayang, Bojonegoro)
Sabrank Suparno *
Sastra-indonesia.com
1. Keberangkatan
Setelah melakukan latihan ‘terakhir’ dalam proses naskah teater Negri Sungsang pada 20 Januari 2012, seluruh awak Komunitas Suket Indonesia berdiskusi khusus mengenai pementasan dua hari berikutnya tanggal 22 Januari di Desa Jono, Kecamatan Temayang, Bojonegoro dan 23 Januari 2012 di Desa Maibit, Kecamatan Rengel-Tuban.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Selasa, 30 Oktober 2012
Gerilya Negri Sungsang II
(Catatan Pementasan di Desa Maibit, Kecamatan Rengel-Tuban pada 23 Januari 2012)
Sabrank Suparno *
Sastra-indonesia.com
Ketika para aktor Negri Sungsang ikut berdiskusi seusai pementasan di desa Jono, personel KSI yang lain membongkar properti. Setelah dirasa perlengkapan terselesaikan, seluruh awak KSI berpamitan kepada tuan rumah. Secara tekhnis tidak ada perbedaan dengan kedatangan di Jono, begitu sampai di Balai Desa Maibit, Kecamatan Rengel-Tuban jam 24.30 malam, beberapa awak rombongan membantu setting panggung dan lighting. Persis ketika di Jono, dengan harapan esok harinya waktu hanya untuk istirahat total, kecuali jalan-jalan dan atau tugas lain yang terjadwal.
Sabrank Suparno *
Sastra-indonesia.com
Ketika para aktor Negri Sungsang ikut berdiskusi seusai pementasan di desa Jono, personel KSI yang lain membongkar properti. Setelah dirasa perlengkapan terselesaikan, seluruh awak KSI berpamitan kepada tuan rumah. Secara tekhnis tidak ada perbedaan dengan kedatangan di Jono, begitu sampai di Balai Desa Maibit, Kecamatan Rengel-Tuban jam 24.30 malam, beberapa awak rombongan membantu setting panggung dan lighting. Persis ketika di Jono, dengan harapan esok harinya waktu hanya untuk istirahat total, kecuali jalan-jalan dan atau tugas lain yang terjadwal.
Sensor dan Kebebasan
Nirwan Ahmad Arsuka *
Kompas, 27 Januari 2008
INDONESIA masih memerlukan sensor! Karena budaya masyarakat yang sangat beragam dan tingkat pendidikannya yang masih rendah, lembaga sensor masih perlu dipertahankan, bahkan sampai beberapa puluh tahun ke depan. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengeluarkan pernyataan ini dalam sidang pengujian Undang-Undang Perfilman yang diajukan oleh Masyarakat Film Indonesia di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (9/1) lalu.
Kompas, 27 Januari 2008
INDONESIA masih memerlukan sensor! Karena budaya masyarakat yang sangat beragam dan tingkat pendidikannya yang masih rendah, lembaga sensor masih perlu dipertahankan, bahkan sampai beberapa puluh tahun ke depan. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengeluarkan pernyataan ini dalam sidang pengujian Undang-Undang Perfilman yang diajukan oleh Masyarakat Film Indonesia di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (9/1) lalu.
Rabu, 17 Oktober 2012
Nasib Si Buyung
Ahmad Zaini *
Sastra-indonesia.com
Pancaran matahari menerangi halaman rumah yang ditumbuhi pepohonan dengan daun rindang. Sinar cerahnya memantul saat menerpa daun yang digoyang angin lewat. Hembusan udaranya menerbangkan debu lembut kemudian berlabuh di wajah anak yang sedang bermain riang. Si kecil kemudian berlari sambil mengucek-ucek matanya yang kemasukan sebutir debu. Ia memanggil-manggil nama ibunda yang sedang menjahit pakaian sang bapak karena sobek pada lengan kanannya.
Sastra-indonesia.com
Pancaran matahari menerangi halaman rumah yang ditumbuhi pepohonan dengan daun rindang. Sinar cerahnya memantul saat menerpa daun yang digoyang angin lewat. Hembusan udaranya menerbangkan debu lembut kemudian berlabuh di wajah anak yang sedang bermain riang. Si kecil kemudian berlari sambil mengucek-ucek matanya yang kemasukan sebutir debu. Ia memanggil-manggil nama ibunda yang sedang menjahit pakaian sang bapak karena sobek pada lengan kanannya.
TIGA
Johan Edy Raharjo
Sastra-indonesia.com
Sinar lampu minyak diatas kotak kecil di meja menerangi kamar setiap sudut ruang istirahatku, sinarnya kuning menghasilkan asap hitam mengepul membumbung. Remang-remang malam makin larut, sunyi senyap melengkapi malam mingguku. Bintang biduk dan kerlipan rasi-rasi bintang tak menampakkan diri, membuat diriku mengurung diri dikamar. Aku tak bisa tidur, tidur siang tadi telah memuat kedua kelopak mata ini tak mau mengatup.
Sastra-indonesia.com
Sinar lampu minyak diatas kotak kecil di meja menerangi kamar setiap sudut ruang istirahatku, sinarnya kuning menghasilkan asap hitam mengepul membumbung. Remang-remang malam makin larut, sunyi senyap melengkapi malam mingguku. Bintang biduk dan kerlipan rasi-rasi bintang tak menampakkan diri, membuat diriku mengurung diri dikamar. Aku tak bisa tidur, tidur siang tadi telah memuat kedua kelopak mata ini tak mau mengatup.
Kamis, 11 Oktober 2012
Yang Manakah Sastra Kita Sebenarnya? (Antara Kontekstual dan Universal)
Sutejo
Surabaya Post, Feb 1990
Setiap saat kita selalu dihadapkan pada pertanyaan klasik, namun bila kita bicarakan akan semakin asyik. Yakni, tentang manakah sastra kita? Sehingga jawabannya akan sangat perspektif sekali, tanpa ada suatu kepastian. Termasuk para ‘’dewa-dewa sastra’’ sekarang tak mampu memberikan jalan tengah. Mereka berpendapat sendiri dengan penuh kesubjektivitasan.
Surabaya Post, Feb 1990
Setiap saat kita selalu dihadapkan pada pertanyaan klasik, namun bila kita bicarakan akan semakin asyik. Yakni, tentang manakah sastra kita? Sehingga jawabannya akan sangat perspektif sekali, tanpa ada suatu kepastian. Termasuk para ‘’dewa-dewa sastra’’ sekarang tak mampu memberikan jalan tengah. Mereka berpendapat sendiri dengan penuh kesubjektivitasan.
Spiritualitas Seks Manusia Jawa
Agunghima *
Suara Merdeka, 6 Agu 2012
Seks dan seksualitas tak bisa dimungkiri dalam pengertian sempit dan luas merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Karena merupakan naluri dasar manusia, tak mengherankan banyak upaya untuk mempelajari, menganalisis, menyusun buku panduan, atau mengungkap seksualitas lewat karya sastra sejak dulu.
Suara Merdeka, 6 Agu 2012
Seks dan seksualitas tak bisa dimungkiri dalam pengertian sempit dan luas merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Karena merupakan naluri dasar manusia, tak mengherankan banyak upaya untuk mempelajari, menganalisis, menyusun buku panduan, atau mengungkap seksualitas lewat karya sastra sejak dulu.
Soekarno, Bahasa, dan Lidahnya
Djoko Pitono
http://www.jawapos.co.id/
Sebuah buku baru terbit belum lama ini, judulnya In Our Time: The Speeches That Shaped The Modern World. Buku karya Hywell Williams itu telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan Penerbit Esensi pada 2010: In Our Time: Pidato-Pidato yang Membentuk Dunia Modern.
Buku itu menampilkan 40 pidato terkenal dari para pemimpin terkemuka sejak 1945, termasuk diktator, tokoh demokrat, liberal, tokoh konservatif, nasionalis maupun internasional, tentara, pejuang perdamaian, negarawan, dan pengusaha. Tokoh-tokoh tersebut, antara lain, Charles de Gaulle, John. F. Kennedy, Fidel Castro, Nikita Khrushchev, Martin Luther King Jr, Nelson Mandela, Ronald Reagan, dan Barack Obama.
http://www.jawapos.co.id/
Sebuah buku baru terbit belum lama ini, judulnya In Our Time: The Speeches That Shaped The Modern World. Buku karya Hywell Williams itu telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan Penerbit Esensi pada 2010: In Our Time: Pidato-Pidato yang Membentuk Dunia Modern.
Buku itu menampilkan 40 pidato terkenal dari para pemimpin terkemuka sejak 1945, termasuk diktator, tokoh demokrat, liberal, tokoh konservatif, nasionalis maupun internasional, tentara, pejuang perdamaian, negarawan, dan pengusaha. Tokoh-tokoh tersebut, antara lain, Charles de Gaulle, John. F. Kennedy, Fidel Castro, Nikita Khrushchev, Martin Luther King Jr, Nelson Mandela, Ronald Reagan, dan Barack Obama.
Mboyong Putri Kepayon
Sucipto Hadi Purnomo
Suara Merdeka, 3 Maret 2010
Bagi laki-laki, namanya payu rabi. Bagi perempuan, namanya payu laki. Pasangan laki-laki dan perempuan yang membina rumah tangga, salaki rabi sebutannya. Namun agak berbeda dari laki-laki, momen untuk bisa sampai payu bagi perempuan tak jarang menjadi titik krusial yang ”yen gampang luwih gampang, yen angel angel kalangkung”.
Suara Merdeka, 3 Maret 2010
Bagi laki-laki, namanya payu rabi. Bagi perempuan, namanya payu laki. Pasangan laki-laki dan perempuan yang membina rumah tangga, salaki rabi sebutannya. Namun agak berbeda dari laki-laki, momen untuk bisa sampai payu bagi perempuan tak jarang menjadi titik krusial yang ”yen gampang luwih gampang, yen angel angel kalangkung”.
Nuansa Erotis Kebaya Jawa
M Nafiul Haris
Suara Merdeka, 8 Okt 2012
Kebaya merupakan bentukan busana atasan yang dikenakan bersama kain oleh perempuan Jawa. Pada akhir abad ke- 19, kebaya juga populer sebagai busana para perempuan Belanda. Karena itulah, sampai sekarang, orang Jawa memiliki penilaian khusus dan kuat terhadap kebaya.
KI Nartosabdho dalam salah satu tembang membangun jejak kebaya itu. Dalam tembang “Mustakaweni”, dia meriwayatkan seorang pria paruh baya kesengsem, terpesona, pada seorang perempuan Jawa ayu dan kenes yang berkebaya dan berselendang biru.
Suara Merdeka, 8 Okt 2012
Kebaya merupakan bentukan busana atasan yang dikenakan bersama kain oleh perempuan Jawa. Pada akhir abad ke- 19, kebaya juga populer sebagai busana para perempuan Belanda. Karena itulah, sampai sekarang, orang Jawa memiliki penilaian khusus dan kuat terhadap kebaya.
KI Nartosabdho dalam salah satu tembang membangun jejak kebaya itu. Dalam tembang “Mustakaweni”, dia meriwayatkan seorang pria paruh baya kesengsem, terpesona, pada seorang perempuan Jawa ayu dan kenes yang berkebaya dan berselendang biru.
BELAJAR MENULIS DARI DINAR RAHAYU
Sutejo
Ponorogo Pos
Dinar Rahayu adalah sosok perempuan mutakhir yang beberapa tahun lalu dikukuhkan Nirwan Dewanto sebagai tokoh 2005 bersama Sitok. Dia adalah perempuan yang oleh MSNB.Com. dan situs Puisi.Net disinggung sebagai perempuan tradisonal berjilbab tetapi menguak seksualitas, dan karena itu, ia dikeluarkan dari sekolah di mana ia mengajar. Ia mengungkap aspek masokisme dan perilaku transeksual dalam bungkus mitologis Skandinavia. Menabrak tradisi?
Ponorogo Pos
Dinar Rahayu adalah sosok perempuan mutakhir yang beberapa tahun lalu dikukuhkan Nirwan Dewanto sebagai tokoh 2005 bersama Sitok. Dia adalah perempuan yang oleh MSNB.Com. dan situs Puisi.Net disinggung sebagai perempuan tradisonal berjilbab tetapi menguak seksualitas, dan karena itu, ia dikeluarkan dari sekolah di mana ia mengajar. Ia mengungkap aspek masokisme dan perilaku transeksual dalam bungkus mitologis Skandinavia. Menabrak tradisi?
Lukisan Andry Deblenk "Petruk Dadi Ketua Dewan"
Pelukis: Andry Deblenk
Tahun: 2012
Judul: Petruk Dadi Ketua Dewan
Ukuran: 90 x 70 cm
Media: Mix Media on Canvas
Harga: _
Tahun: 2012
Judul: Petruk Dadi Ketua Dewan
Ukuran: 90 x 70 cm
Media: Mix Media on Canvas
Harga: _
TRAGEDI KEMATIAN MBAH SANGGROK
Agus Sulton
http://sastra-indonesia.com/
Asal-usul nama tempat tidaklah terlepas dari sejarah atau tradisi lisan pendukung yang berkembang di masyarakat. Foklor ini adalah bagian dari kebudayaan masyarakat secara kolektif yang turun temurun dari penuturnya. Turunan cerita ini terkadang memiliki berbagai macam versi. Namun sebagai peneliti harus melakukan suntingan lebih lanjut berdasar cerita dan bukti pendukung untuk lebih mendekati cerita yang paling mendekati atau hampir mendekati dengan cerita sebenarnya.
http://sastra-indonesia.com/
Asal-usul nama tempat tidaklah terlepas dari sejarah atau tradisi lisan pendukung yang berkembang di masyarakat. Foklor ini adalah bagian dari kebudayaan masyarakat secara kolektif yang turun temurun dari penuturnya. Turunan cerita ini terkadang memiliki berbagai macam versi. Namun sebagai peneliti harus melakukan suntingan lebih lanjut berdasar cerita dan bukti pendukung untuk lebih mendekati cerita yang paling mendekati atau hampir mendekati dengan cerita sebenarnya.
Mengenang Almarhumah Lan Fang
Masuki M. Astro
http://antarajatim.com/ 6 Des 2011
"Drop". SMS dengan satu kata itu yang saya terima dari Lan Fang sekitar sebulan lalu.
Minggu, 25 Desember 2011 tahu-tahu terdengar kabar bahwa penulis novel dan cerita pendek itu telah pergi untuk selamanya saat dalam perawatan di Rumah Sakit Mounth Elizabeth, Singapura.
http://antarajatim.com/ 6 Des 2011
"Drop". SMS dengan satu kata itu yang saya terima dari Lan Fang sekitar sebulan lalu.
Minggu, 25 Desember 2011 tahu-tahu terdengar kabar bahwa penulis novel dan cerita pendek itu telah pergi untuk selamanya saat dalam perawatan di Rumah Sakit Mounth Elizabeth, Singapura.
Dunia dan Strategi Baru Pesantren
Aguk Irawan M.N.
http://cetak.kompas.com/
Menjelang hajatan besar Nahdlatul Ulama, baik juga mendengar keluhan sejumlah selebriti. Mereka mengaku merasa resah dengan adanya beragam fatwa. Misalnya, fatwa soal hukum haramnya penggunaan jejaring sosial semacam Facebook dan Twitter, melakukan rebonding, foto pre-wedding dan beberapa hal lain yang berkaitan dengan ”gaya hidup modern”.
http://cetak.kompas.com/
Menjelang hajatan besar Nahdlatul Ulama, baik juga mendengar keluhan sejumlah selebriti. Mereka mengaku merasa resah dengan adanya beragam fatwa. Misalnya, fatwa soal hukum haramnya penggunaan jejaring sosial semacam Facebook dan Twitter, melakukan rebonding, foto pre-wedding dan beberapa hal lain yang berkaitan dengan ”gaya hidup modern”.
"Jangan panggil Septi monyet", inspirasi mondial dari Nusantara
Ade P. Marboen
http://www.antaranews.com/
Manusia perlu inspirasi dalam hidup. Mudah mendapatkan inspirasi itu, asal ada kepekaan hati dan kerendahan hati untuk memetik dari hal sekitar. Panca indera, hati, dan kalbu wahana andal mengantar ke sana.
Ada hal baik dari masyarakat Amerika Serikat, negara yang multi etnis dan (sebetulnya) berasal dari banyak bangsa-bangsa di dunia. Segala sesuatu bisa jadi inspirasi mereka, dan… pahlawan di hati. Indonesia juga bangsa besar yang penuh dengan sumber inspirasi.
http://www.antaranews.com/
Manusia perlu inspirasi dalam hidup. Mudah mendapatkan inspirasi itu, asal ada kepekaan hati dan kerendahan hati untuk memetik dari hal sekitar. Panca indera, hati, dan kalbu wahana andal mengantar ke sana.
Ada hal baik dari masyarakat Amerika Serikat, negara yang multi etnis dan (sebetulnya) berasal dari banyak bangsa-bangsa di dunia. Segala sesuatu bisa jadi inspirasi mereka, dan… pahlawan di hati. Indonesia juga bangsa besar yang penuh dengan sumber inspirasi.
SOSIOLOGI BUDAYA DAN TEORI EVOLUSI BUDAYA
(Sebuah Lirikan Historis dan Prediksi Evolusi Budaya)
Janual Aidi
http://sastra-indonesia.com/
Melacak sejarah sosiologi budaya secara kultural mendalam merupakan kajian yang tak mudah. Memerlukan waktu yang banyak untuk menggali referensi ataupun cerita-cerita tentang awal mula ‘budaya’ atau ‘manusia yang menjadi subjek budaya’ ketika mulai berbudaya. Karena memang, antara sejarah, budaya, antropologi, arkeologi dan sosiologi tidak dapat dipisahkan. Kelima unsur ini memiliki kohesi yang kuat. Begitu pula ketika membicarakan sejarah sosiologi budaya maka tidak dapat dilepaskan juga dengan ‘evolusi budaya’. Evolusi budaya inilah yang kemudian menciptakan ‘peradaban dan sejarah baru’. Terlepas dari kedangkalan referensi, maka penulis mencoba menampilkan ‘presentase’ semampunya.
Janual Aidi
http://sastra-indonesia.com/
Melacak sejarah sosiologi budaya secara kultural mendalam merupakan kajian yang tak mudah. Memerlukan waktu yang banyak untuk menggali referensi ataupun cerita-cerita tentang awal mula ‘budaya’ atau ‘manusia yang menjadi subjek budaya’ ketika mulai berbudaya. Karena memang, antara sejarah, budaya, antropologi, arkeologi dan sosiologi tidak dapat dipisahkan. Kelima unsur ini memiliki kohesi yang kuat. Begitu pula ketika membicarakan sejarah sosiologi budaya maka tidak dapat dilepaskan juga dengan ‘evolusi budaya’. Evolusi budaya inilah yang kemudian menciptakan ‘peradaban dan sejarah baru’. Terlepas dari kedangkalan referensi, maka penulis mencoba menampilkan ‘presentase’ semampunya.
Melawan Dehumanisasi Sastra Sutardjian
Hasnan Bachtiar *
http://sastra-indonesia.com/
“Kritik sastra…mencerminkan bukan saja kematangan estetik kita, tetapi juga kejelasan intelektual, kesungguhan moral yang sekaligus mentakrif kemanusiaan kita.” (Azhar Ibrahim Alwee)
SUATU artikulasi estetis yang dituangkan dalam karya sastra bukanlah kata-kata tanpa mutu, karena selalu memiliki kualitas-kualitas makna. Makna hidup, makna dunia, dan makna-makna yang terlahir dari nurani penciptanya. Namun yang jarang disadari adalah, sebagai goresan pena penyair, bahwa syair-syair (termasuk kritik sastra) merupakan ungkapan intelektual.
http://sastra-indonesia.com/
“Kritik sastra…mencerminkan bukan saja kematangan estetik kita, tetapi juga kejelasan intelektual, kesungguhan moral yang sekaligus mentakrif kemanusiaan kita.” (Azhar Ibrahim Alwee)
SUATU artikulasi estetis yang dituangkan dalam karya sastra bukanlah kata-kata tanpa mutu, karena selalu memiliki kualitas-kualitas makna. Makna hidup, makna dunia, dan makna-makna yang terlahir dari nurani penciptanya. Namun yang jarang disadari adalah, sebagai goresan pena penyair, bahwa syair-syair (termasuk kritik sastra) merupakan ungkapan intelektual.
MANTAN TKW HONGKONG BAGI ILMU MENULIS CERPEN
Masuki M. Astro
http://www.antarajatim.com 17 Jan 2008
Dua mantan TKW atau buruh migran Indonesia (BMI) asal Jawa Timur yang pernah bekerja di Hongkong, Tania Roos dan Mei Suwartini berbagi ilmu cara menulis cerpen dengan ratusan guru, siswa SMA dan mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo, Rabu (16/1) malam.
Diskusi yang dipandu Ketua Jurusan Bahasa Indonesia STKIP Ponorogo, Drs Sutejo, MHum itu juga menghadirkan Eni Yuniar, seorang TKW Hongkong asal Ponorogo yang juga aktivis pembelaan buruh dan pernah tampil di forum PBB di New York penggerak sastra BMI, Bonari Nabonenar.
http://www.antarajatim.com 17 Jan 2008
Dua mantan TKW atau buruh migran Indonesia (BMI) asal Jawa Timur yang pernah bekerja di Hongkong, Tania Roos dan Mei Suwartini berbagi ilmu cara menulis cerpen dengan ratusan guru, siswa SMA dan mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo, Rabu (16/1) malam.
Diskusi yang dipandu Ketua Jurusan Bahasa Indonesia STKIP Ponorogo, Drs Sutejo, MHum itu juga menghadirkan Eni Yuniar, seorang TKW Hongkong asal Ponorogo yang juga aktivis pembelaan buruh dan pernah tampil di forum PBB di New York penggerak sastra BMI, Bonari Nabonenar.
Rabu, 10 Oktober 2012
Upaya Menyiapkan Guru Sastra Berkualitas
Eko Israhayu
http://www.kompasiana.com/3eko-israhayu.
1. Pembelajaran Sastra, Memprihatinkan
Pembelajaran sastra di sekolah memprihatinkan! Adalah isu klasik yang tetap populer hingga kini. Isu tersebut jika diperbincangkan, seolah tidak pernah ada habisnya. Selalu muncul mata air masalah berkait dengan pembelajaran sastra di sekolah yang disinyalir tidak kunjung membaik. Taufiq Ismail bahkan sampai gregetan dengan kondisi pembelajaran sastra yang demikian ancur-ancuran. Sebab berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan berkait pembelajaran sastra dan mengarang pada siswa SMA di 13 negara tahun 1997, kondisi yang terjadi di Indonesia sungguh amat memprihatinkan.
http://www.kompasiana.com/3eko-israhayu.
1. Pembelajaran Sastra, Memprihatinkan
Pembelajaran sastra di sekolah memprihatinkan! Adalah isu klasik yang tetap populer hingga kini. Isu tersebut jika diperbincangkan, seolah tidak pernah ada habisnya. Selalu muncul mata air masalah berkait dengan pembelajaran sastra di sekolah yang disinyalir tidak kunjung membaik. Taufiq Ismail bahkan sampai gregetan dengan kondisi pembelajaran sastra yang demikian ancur-ancuran. Sebab berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan berkait pembelajaran sastra dan mengarang pada siswa SMA di 13 negara tahun 1997, kondisi yang terjadi di Indonesia sungguh amat memprihatinkan.
Ujian Nasional sebagai Panggung Sandiwara
Asarpin
http://sastra-indonesia.com/
Kalau saja para guru kita tak lagi dilibatkan dalam merumuskan sistem pendidikan nasional, maka yang akan terjadi adalah sandiwara belaka. Yang paling tahu kondisi masing-masing siswa di sekolah adalah para guru. Tapi di Indonesia justru agak aneh. Menteri pendidikan sampai kepala dinas pendidikan merasa lebih tahu dan lebih pintar ketimbang para guru dan kepala sekolah. Mereka merumuskan sistem pendidikan dengan merasa paling tahu padahal hanya sok tahu.
http://sastra-indonesia.com/
Kalau saja para guru kita tak lagi dilibatkan dalam merumuskan sistem pendidikan nasional, maka yang akan terjadi adalah sandiwara belaka. Yang paling tahu kondisi masing-masing siswa di sekolah adalah para guru. Tapi di Indonesia justru agak aneh. Menteri pendidikan sampai kepala dinas pendidikan merasa lebih tahu dan lebih pintar ketimbang para guru dan kepala sekolah. Mereka merumuskan sistem pendidikan dengan merasa paling tahu padahal hanya sok tahu.
BELAJAR MENULIS DARI KURNIA EFFENDI
Sutejo
Ponorogo Pos
Dalam laporan gagas utama Mata Baca, edisi September 2005 (hal. 10-11), diungkapkan beberapa pengalaman yang kemudian menjadi tips menarik seorang cerpenis muda Indonesia yang sangat handal. Ia adalah Kurnia Effendi, yang lahir di Tegal Jawa Tengah 20 Oktober 1960. Berikut merupakan tips menarik itu: (a) membuat 10 file sekaligus untuk 10 calon cerpennya, (b) terinspirasi indera visual kemudian menyusur ke audio, (c) kala mood hilang melakukan kegiatan rutin atau mengerjakan sesuatu yang kita suka, (d) disiplin dalam menulis merupakan keharusan tetapi ingat jangan melakukan diri kita seperti robot, dan (e) jika naskah ditolak kita perlu arif menerimanya, anggap cerpen itu tidak cocok untuk media yang bersangkutan.
Ponorogo Pos
Dalam laporan gagas utama Mata Baca, edisi September 2005 (hal. 10-11), diungkapkan beberapa pengalaman yang kemudian menjadi tips menarik seorang cerpenis muda Indonesia yang sangat handal. Ia adalah Kurnia Effendi, yang lahir di Tegal Jawa Tengah 20 Oktober 1960. Berikut merupakan tips menarik itu: (a) membuat 10 file sekaligus untuk 10 calon cerpennya, (b) terinspirasi indera visual kemudian menyusur ke audio, (c) kala mood hilang melakukan kegiatan rutin atau mengerjakan sesuatu yang kita suka, (d) disiplin dalam menulis merupakan keharusan tetapi ingat jangan melakukan diri kita seperti robot, dan (e) jika naskah ditolak kita perlu arif menerimanya, anggap cerpen itu tidak cocok untuk media yang bersangkutan.
STKIP PGRI Siapkan Sanggar Tari
http://www.lampungpost.com/ , 09 October 2012
Menumbuhkan jiwa yang lembut bagi para calon guru, STKIP PGRI Bandar Lampung menyiapkan sanggar tari dan sastra di kampus tersebut. Ketua STKIP PGRI Dailami Zain mengatakan sanggar tari dan sastra ini sengaja disiapkan sebagai wadah bagi mahasiswa yang tertarik dan berminat di bidang seni dan budaya.
Menumbuhkan jiwa yang lembut bagi para calon guru, STKIP PGRI Bandar Lampung menyiapkan sanggar tari dan sastra di kampus tersebut. Ketua STKIP PGRI Dailami Zain mengatakan sanggar tari dan sastra ini sengaja disiapkan sebagai wadah bagi mahasiswa yang tertarik dan berminat di bidang seni dan budaya.
Memanfaatkan Website untuk Kemajuan Dunia Sastra
Mahmud Jauhari Ali
http://www.radarbanjarmasin.co.id/
Kini internet telah digunakan dan dinikmati oleh orang di berbagai penjuru tanah air Indonesia untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Berbagai kepentingan tersebut dapat kita kelompokkan menjadi dua kelompok besar, yakni kepentingan untuk hal-hal positif dan kepentingan untuk hal-hal negatif. Kita sebaiknya menggunakan internet untuk hal-hal yang positif dan bukannya untuk hal-hal negatif.
http://www.radarbanjarmasin.co.id/
Kini internet telah digunakan dan dinikmati oleh orang di berbagai penjuru tanah air Indonesia untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Berbagai kepentingan tersebut dapat kita kelompokkan menjadi dua kelompok besar, yakni kepentingan untuk hal-hal positif dan kepentingan untuk hal-hal negatif. Kita sebaiknya menggunakan internet untuk hal-hal yang positif dan bukannya untuk hal-hal negatif.
Tahun Penyadaran Seni Budaya
Rizka Halida
Media Indonesia, 8 Jan 2008
PERNAH dengar ungkapan, ‘Kita tak tahu apa yang kita miliki sampai kita kehilangan dia’? Itulah yang kini kita, orang Indonesia, alami dalam bidang seni budaya. Kekayaan seni budaya warisan nenek moyang yang selama ini kita anggap sebagai sebuah keniscayaan tiba-tiba terancam hilang. Sesuatu yang tadinya terlupakan, kini kembali muncul dalam ingatan dan coba dipertahankan.
Media Indonesia, 8 Jan 2008
PERNAH dengar ungkapan, ‘Kita tak tahu apa yang kita miliki sampai kita kehilangan dia’? Itulah yang kini kita, orang Indonesia, alami dalam bidang seni budaya. Kekayaan seni budaya warisan nenek moyang yang selama ini kita anggap sebagai sebuah keniscayaan tiba-tiba terancam hilang. Sesuatu yang tadinya terlupakan, kini kembali muncul dalam ingatan dan coba dipertahankan.
Pengantar Memasuki Dunia Sastra
Denny Mizhar
http://sastra-indonesia.com/
“Sastra tidaklah lahir dari sebuah kekosongan. Ia mengada setelah melewati proses yang rumit yang berkaitan dengan persoalan sosio-budaya, politik, ekonomi, bahkan juga ideology dan agama” (Maman S. Mahayana).
Memasuki dunia sastra itu menurut saya memasuki dunia yang penuh dengan keindahan dan makna di dalamnya ada bahasa, simbol, ekpresi-ekpresi pengalaman juga pemikiran manusia terhadap obyek keindahannya. Lalu apa definisi sastra itu pada umumnya, mari kita coba telisik: Sastra (Sangsekerta: shastra) merupakan serapan dari bahasa sangsekerta: sastra, yang berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman” dari kata dasar sas- yang berarti “intruksi” atau “ajaran”.
http://sastra-indonesia.com/
“Sastra tidaklah lahir dari sebuah kekosongan. Ia mengada setelah melewati proses yang rumit yang berkaitan dengan persoalan sosio-budaya, politik, ekonomi, bahkan juga ideology dan agama” (Maman S. Mahayana).
Memasuki dunia sastra itu menurut saya memasuki dunia yang penuh dengan keindahan dan makna di dalamnya ada bahasa, simbol, ekpresi-ekpresi pengalaman juga pemikiran manusia terhadap obyek keindahannya. Lalu apa definisi sastra itu pada umumnya, mari kita coba telisik: Sastra (Sangsekerta: shastra) merupakan serapan dari bahasa sangsekerta: sastra, yang berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman” dari kata dasar sas- yang berarti “intruksi” atau “ajaran”.
FRAGMEN BAWAH JEMBATAN
Bambang Kempling
http://sastra-indonesia.com/
Adalah setangkai bunga rumput berkelopak ungu dalam genggam perempuan di tengah siang. Sudah tidak begitu segar dan hampir layu, seperti kisah bunga-bunga terlalu tua untuk jadi mahkota. Mengapa? Apakah hari ini telah kehilangan fantasinya juga bagi wajah yang tersembunyi dari langit terbuka di balik payung pelangi?
http://sastra-indonesia.com/
Adalah setangkai bunga rumput berkelopak ungu dalam genggam perempuan di tengah siang. Sudah tidak begitu segar dan hampir layu, seperti kisah bunga-bunga terlalu tua untuk jadi mahkota. Mengapa? Apakah hari ini telah kehilangan fantasinya juga bagi wajah yang tersembunyi dari langit terbuka di balik payung pelangi?
AVONTUR; Kesan dalam Jejak Sang Petualang
Imamuddin SA
http://sastra-indonesia.com/
Experience is the best teacher; pengalaman adalah guru terbaik. Kata mutiara ini tampaknya akan menjembatani kita untuk masuk dalam sajak-sajak Ragil. Dalam hal ini, pengalaman mampu menjelma menjadi seorang pengajar bagi para siswa, menjadi dosen untuk mahasiswa, menjadi ustad bagi murid, menjadi kiyai untuk santri, dan menjadi mursyid bagi rohaniawan, atau apa sajalah yang sejenis.
http://sastra-indonesia.com/
Experience is the best teacher; pengalaman adalah guru terbaik. Kata mutiara ini tampaknya akan menjembatani kita untuk masuk dalam sajak-sajak Ragil. Dalam hal ini, pengalaman mampu menjelma menjadi seorang pengajar bagi para siswa, menjadi dosen untuk mahasiswa, menjadi ustad bagi murid, menjadi kiyai untuk santri, dan menjadi mursyid bagi rohaniawan, atau apa sajalah yang sejenis.
Samin Surosentiko
Sabrank Suparno *
Sastra-indonesia.com
Sedetik kemudian petir menyambar berulang kali jati raksasa di kebun rumahnya. Lidah api menjulur bercecabang dari mendung pekat. Sesekali bunyi “dyarrr,” bebarengan pletikan api, selebihnya persis berondong mercon renteng, api yang menjilat-jilat, meledak-ledak. Sekitar lima menit serangan petir itu bagai gergaji mesin angkasa, meraung, menderu, mengiang, memekakkan telinga.
Sastra-indonesia.com
Sedetik kemudian petir menyambar berulang kali jati raksasa di kebun rumahnya. Lidah api menjulur bercecabang dari mendung pekat. Sesekali bunyi “dyarrr,” bebarengan pletikan api, selebihnya persis berondong mercon renteng, api yang menjilat-jilat, meledak-ledak. Sekitar lima menit serangan petir itu bagai gergaji mesin angkasa, meraung, menderu, mengiang, memekakkan telinga.
Selasa, 09 Oktober 2012
Kisah Peminggiran Masyarakat Desa
M. Harya Ramdhoni Julizarsyah *
Lampung Post, 6 Des 2009
“INDONESIA, di mana itu? Seperti sekelumit kisah di Sangir,” Gora mengerenyitkan dahi diikuti tawa Dagu. Mereka berdua tertawa bersama-sama. (Dyah Merta, 2007:189).
Peri Kecil di Sungai Nipah adalah sebuah kisah tentang orang-orang biasa dengan penghidupan yang sederhana. Namun, novel ini menjadi tidak biasa ketika penulisnya, Dyah Merta, sukses membangun alur yang menarik disertai perwatakan yang kuat dari setiap pelaku. Dyah Merta, penulis kelahiran Ponorogo, Jawa Timur, 21 Juli 1978. Ia sempat kuliah di FKIP Bahasa Indonesia Unila dan merupakan salah seorang dari 100 Tokoh Terkemuka Lampung versi Lampung Post.
Lampung Post, 6 Des 2009
“INDONESIA, di mana itu? Seperti sekelumit kisah di Sangir,” Gora mengerenyitkan dahi diikuti tawa Dagu. Mereka berdua tertawa bersama-sama. (Dyah Merta, 2007:189).
Peri Kecil di Sungai Nipah adalah sebuah kisah tentang orang-orang biasa dengan penghidupan yang sederhana. Namun, novel ini menjadi tidak biasa ketika penulisnya, Dyah Merta, sukses membangun alur yang menarik disertai perwatakan yang kuat dari setiap pelaku. Dyah Merta, penulis kelahiran Ponorogo, Jawa Timur, 21 Juli 1978. Ia sempat kuliah di FKIP Bahasa Indonesia Unila dan merupakan salah seorang dari 100 Tokoh Terkemuka Lampung versi Lampung Post.
Tersungging di Padang Ilalang
Nur Wachid *
__Tabloid Seputar Ponorogo
Mata nanar berpijak pada tumpuan batu senandung ilmu. Bermaslahat keangkuhan jiwa berkejora putih. Titik semu pada daun pintu mulai terdengar asing. Tak tersahut dengan kata majikan. Tampak kusut wajah tak berhias. Berkobar api semangat bermahligai optimistis. Dengan segala kemampuan dan tenaga, padi – padi kering yang setinggi gunung rinjani mulai tak tampak tinggi menjulang. Cucur deras keringat membasahi kain putih lusuh yang dikenakannya. Tak sanggup lagi rasanya, ditengadahkannya kendi air membasahi kering tenggorokan.
__Tabloid Seputar Ponorogo
Mata nanar berpijak pada tumpuan batu senandung ilmu. Bermaslahat keangkuhan jiwa berkejora putih. Titik semu pada daun pintu mulai terdengar asing. Tak tersahut dengan kata majikan. Tampak kusut wajah tak berhias. Berkobar api semangat bermahligai optimistis. Dengan segala kemampuan dan tenaga, padi – padi kering yang setinggi gunung rinjani mulai tak tampak tinggi menjulang. Cucur deras keringat membasahi kain putih lusuh yang dikenakannya. Tak sanggup lagi rasanya, ditengadahkannya kendi air membasahi kering tenggorokan.
Mimpi-mimpi Syifa
Eko Hendri Saiful *
_Ponorogo Pos
Ketika senja mulai menampakkan wajah redupnya, diikuti dengan kepulangan matahari ketempat peraduannya, bulanpun datang memanjakan manusia dengan cahaya kelembutannya. Tidak seperti biasanya, hari ini selang waktu kehadiran bulan dan kepulangan matahari agak sedikit lama. Sebenarnya sudah sejak sore bulan sibuk berdandan, namun ia baru keluar setelah adzan maghrib.
_Ponorogo Pos
Ketika senja mulai menampakkan wajah redupnya, diikuti dengan kepulangan matahari ketempat peraduannya, bulanpun datang memanjakan manusia dengan cahaya kelembutannya. Tidak seperti biasanya, hari ini selang waktu kehadiran bulan dan kepulangan matahari agak sedikit lama. Sebenarnya sudah sejak sore bulan sibuk berdandan, namun ia baru keluar setelah adzan maghrib.
Senin, 08 Oktober 2012
Reog Ponorogo Wakili Indonesia Di Asian Art Festival Singapore 2012
Bidan Romana Tari *
http://www.kompasiana.com/bidancare
Tanggal 20 Mei 2012. sepuluh orang penari asal Indonesia diberangkatkan ke Singapura dalam rangka mengikuti Asian Art Festifal yang akan berlangsung pada tanggal 21 sampai dengan tanggal 28 Mei 2012.
Malam sebelum keberangkatan mereka yakni pada 19 Mei 2012 bertempat di gedung kesenian Cak Durasim - Genteng Kali, Surabaya, sekitar pukul 22 : 00 WIB mereka melakukan Gladi resik sebagai persiapan keberangkatan mengikuti festifal. Para penari tersebut berasal dari gabungan para penari yang dibina oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa timur.
http://www.kompasiana.com/bidancare
Tanggal 20 Mei 2012. sepuluh orang penari asal Indonesia diberangkatkan ke Singapura dalam rangka mengikuti Asian Art Festifal yang akan berlangsung pada tanggal 21 sampai dengan tanggal 28 Mei 2012.
Malam sebelum keberangkatan mereka yakni pada 19 Mei 2012 bertempat di gedung kesenian Cak Durasim - Genteng Kali, Surabaya, sekitar pukul 22 : 00 WIB mereka melakukan Gladi resik sebagai persiapan keberangkatan mengikuti festifal. Para penari tersebut berasal dari gabungan para penari yang dibina oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa timur.
Lukisan Andry Deblenk
Pelukis: Andry Deblenk
Tahun: 2007
Judul: Suminten Wurung
Ukuran: 150 x 90 cm
Media: Oil on Canvas
Harga: Rp. 3.000.000,-
No Kontak: 085 259 741 751
Tahun: 2007
Judul: Suminten Wurung
Ukuran: 150 x 90 cm
Media: Oil on Canvas
Harga: Rp. 3.000.000,-
No Kontak: 085 259 741 751
Lukisan Andry Deblenk
Pelukis: Andry Deblenk
Tahun: 2006
Judul: Pasar Danyang
Ukuran: 150 x 90 cm
Media: Oil on Canvas
Harga: Sudah Terkoleksi
Tahun: 2006
Judul: Pasar Danyang
Ukuran: 150 x 90 cm
Media: Oil on Canvas
Harga: Sudah Terkoleksi
Lukisan Andry Deblenk
Pelukis: Andry Deblenk
Tahun: 2008
Judul: Melestarikan Kesadaran
Ukuran: 60 x 80 cm
Media: Oil on Canvas
Harga: Sudah Terkoleksi
Tahun: 2008
Judul: Melestarikan Kesadaran
Ukuran: 60 x 80 cm
Media: Oil on Canvas
Harga: Sudah Terkoleksi
Puisi-Puisi Nidhom Fauzi
Serabut Mawar
seperti kauketahui
aku terlahir malam akhir
paksakan serdadu berdasi
meski rahim ibu getir
seperti kauketahui
aku terlahir malam akhir
paksakan serdadu berdasi
meski rahim ibu getir
DUNIA MALKAN
Widhyanto Muttaqien
Jejak (sebelum) Malkan
Kebutuhan akan sebuah puisi mungkin terletak pada menemukan sesuatu yang tak terduga. Manusia yang selalu ingin memastikan sesuatu melepas dahaganya pada puisi yang datang dengan segenap perbedaan. Sejak penyair mulai 'disamakan', 'diidentifikasikan--identik dengan', maka dahaga tersebut tidak jadi pupus. Ketakterdugaan pada bait-bait puisi itulah yang menyebabkan puisi bertenaga, kekuatan metafora melahirkan tafsir yang berbeda di benak pembaca. Simak dua kalimat berikut ini.
Jejak (sebelum) Malkan
Kebutuhan akan sebuah puisi mungkin terletak pada menemukan sesuatu yang tak terduga. Manusia yang selalu ingin memastikan sesuatu melepas dahaganya pada puisi yang datang dengan segenap perbedaan. Sejak penyair mulai 'disamakan', 'diidentifikasikan--identik dengan', maka dahaga tersebut tidak jadi pupus. Ketakterdugaan pada bait-bait puisi itulah yang menyebabkan puisi bertenaga, kekuatan metafora melahirkan tafsir yang berbeda di benak pembaca. Simak dua kalimat berikut ini.
Catatan Pembacaan Puisi dan Diskusi di Kafe Sastra Jakarta
Khudori Husnan *
http://jakartaesque.blogspot.com
Setelah suskes dengan pembacaan puisi oleh 3 Penyair miring: Mohammad Faizi (Penulis Buku Puisi Permaisuri Malamku asal Sumenep), Malkan Junaidi (Penulis Buku Puisi Lidah Bulan asal Blitar), Sahlul Fuad (Penulis Buku Puisi Dusta asal Gresik) pada 22/10/2011 silam Kafe Sastra Jakarta tadi malam (16 Desember 2011) sukses menggelar hajatan "Penyair NUhammadiyah Beraksi."
http://jakartaesque.blogspot.com
Setelah suskes dengan pembacaan puisi oleh 3 Penyair miring: Mohammad Faizi (Penulis Buku Puisi Permaisuri Malamku asal Sumenep), Malkan Junaidi (Penulis Buku Puisi Lidah Bulan asal Blitar), Sahlul Fuad (Penulis Buku Puisi Dusta asal Gresik) pada 22/10/2011 silam Kafe Sastra Jakarta tadi malam (16 Desember 2011) sukses menggelar hajatan "Penyair NUhammadiyah Beraksi."
KILAS BALIK SERAT KALATIDA KARYA RONGGOWARSITO
Imamuddin SA *
Sastra-indonesia.com
Sebenarnya perjalanan kehidupan dalam alam fisik ini bersifat stagnan. Mulai dulu sampai sekarang, bahkan nanti akan bersifat sama alurnya. Sama dalam tataran peristiwa problematikanya. Yang berbeda hanyalah fenomena tempat, fasilitas, pelaku orangnya, budaya, dan peradabannya. Ini terlihat sebagai suatu siklus rotasi yang pada saatnya nanti akan teruluang kembali. Seperti suatu nasib; kadang di atas, kadang di bawah. Suatu saat akan berjaya, di saat yang lain akan terjatuh juga.
Sastra-indonesia.com
Sebenarnya perjalanan kehidupan dalam alam fisik ini bersifat stagnan. Mulai dulu sampai sekarang, bahkan nanti akan bersifat sama alurnya. Sama dalam tataran peristiwa problematikanya. Yang berbeda hanyalah fenomena tempat, fasilitas, pelaku orangnya, budaya, dan peradabannya. Ini terlihat sebagai suatu siklus rotasi yang pada saatnya nanti akan teruluang kembali. Seperti suatu nasib; kadang di atas, kadang di bawah. Suatu saat akan berjaya, di saat yang lain akan terjatuh juga.
Minggu, 07 Oktober 2012
TAK HANYA REOG, WISATA ALAM PONOROGO MENJANJIKAN
Surabaya Post,12/08/2012
Kabupaten Ponorogo yang selama ini hanya dikenal dengan kesenian Reognya, padahal memiliki daya tarik wisata yang cukup menawan untuk dikunjungi, baik berupa objek wisata alam maupun seni budaya. Meski masih belum maksimal dikembangkan, namun pariwisata Kabupaten Ponorogo sudah mampu menarik wisatawan baik lokal, nusantara maupun wisatawan mancanegara.
Kabupaten Ponorogo yang selama ini hanya dikenal dengan kesenian Reognya, padahal memiliki daya tarik wisata yang cukup menawan untuk dikunjungi, baik berupa objek wisata alam maupun seni budaya. Meski masih belum maksimal dikembangkan, namun pariwisata Kabupaten Ponorogo sudah mampu menarik wisatawan baik lokal, nusantara maupun wisatawan mancanegara.
Belajar Sastra Bisa Cegah Tawuran
Editor: Jafar M Sidik
Surabaya (Antara News)
Seorang praktisi pendidikan menyatakan pelajaran sastra intensif di sekolah dapat mencegah siswa berperilaku keras apalagi sampai tawuran dengan pelajar lain.
“Pemanfaatan sastra untuk menghaluskan jiwa itu memang membutuhkan intensitas yang tinggi serta proses yang panjang,” kata guru sastra satu SMA di Ponorogo, Sutejo, kepada ANTARA, Sabtu.
Surabaya (Antara News)
Seorang praktisi pendidikan menyatakan pelajaran sastra intensif di sekolah dapat mencegah siswa berperilaku keras apalagi sampai tawuran dengan pelajar lain.
“Pemanfaatan sastra untuk menghaluskan jiwa itu memang membutuhkan intensitas yang tinggi serta proses yang panjang,” kata guru sastra satu SMA di Ponorogo, Sutejo, kepada ANTARA, Sabtu.
GEJALA KEMUNCULAN SAJAK BERALIRAN DEKORATIF
Nurel Javissyarqi
http://pustakapujangga.com/?p=291
Seorang penyair diharuskan mencari nilai-nilai hayatnya sendiri, meski tengah belajar pun sudah pelajari keilmuan dari berbagai sumber hikmah lain.
Di kedalaman dirinya, pantas menggali yang dirasakan gejolak sehari-hari, atas pantulan hidup bermasyarakat, serta jalannya sejarah yang menggumuli.
http://pustakapujangga.com/?p=291
Seorang penyair diharuskan mencari nilai-nilai hayatnya sendiri, meski tengah belajar pun sudah pelajari keilmuan dari berbagai sumber hikmah lain.
Di kedalaman dirinya, pantas menggali yang dirasakan gejolak sehari-hari, atas pantulan hidup bermasyarakat, serta jalannya sejarah yang menggumuli.
Selasa, 02 Oktober 2012
Lukisan Andry Deblenk
Pelukis: Andry Deblenk
Tahun: 2012
Judul: Pahlawan Nasiona
Ukuran: 60 x 80 cm
Media: Mix Media on Canvas
Harga: _
Tahun: 2012
Judul: Pahlawan Nasiona
Ukuran: 60 x 80 cm
Media: Mix Media on Canvas
Harga: _
Lukisan Andry Deblenk
Pelukis: Andry Deblenk
Tahun: 2012
Judul: Tentang Perempuan
Ukuran: 80 x 90 cm
Media: Mix Media on Canvas
Harga: _
Tahun: 2012
Judul: Tentang Perempuan
Ukuran: 80 x 90 cm
Media: Mix Media on Canvas
Harga: _
ZIARAH ”PAYAK SIMBAR” DALAM CERITA RAKYAT
Agus Sulton
Sastra-indonesia.com
Dusun Payak Santren adalah bagian dari desa Rejoagung kecamatan Ngoro kabupaten Jombang. Payak Santren merupakan dusun perbatasan antara wilayah kabupaten Jombang dengan kabupaten Kediri. Tetapi dalam sejarahnya dusun Payak Santren dulu masuk kabupaten Kediri. Setelah Jombang dibentuk sebagai kabupaten 20 Maret 1881, baru setelah tahun berikutnya sekitar tahun 1900, dusun Payak Santren ditetapkan masuk dalam wilayah kabupaten Jombang. Saat ini, hampir 90% penduduknya hidup menekuni bercocok tanam padi secara tradisional.
Sastra-indonesia.com
Dusun Payak Santren adalah bagian dari desa Rejoagung kecamatan Ngoro kabupaten Jombang. Payak Santren merupakan dusun perbatasan antara wilayah kabupaten Jombang dengan kabupaten Kediri. Tetapi dalam sejarahnya dusun Payak Santren dulu masuk kabupaten Kediri. Setelah Jombang dibentuk sebagai kabupaten 20 Maret 1881, baru setelah tahun berikutnya sekitar tahun 1900, dusun Payak Santren ditetapkan masuk dalam wilayah kabupaten Jombang. Saat ini, hampir 90% penduduknya hidup menekuni bercocok tanam padi secara tradisional.
Besut Seikat Kembang Nusantara
Sabrank Suparno *
Sastra-indonesia.com
Besut dan folklor di belantara nusantara adalah seikat kembang bertangkai dua: satu berwajah polos nan lugu berperingai bocah ingusan sebuah desa terpelosok, yakni kampung Jombang, dua sebagai kawan sepermainan dengan anak-cucu folklor senusantara lainnya. Keduanya berbeda julukan dan tanah kelahiran, namun berperilaku sepadan, yakni khusuk bersila merenungi jati diri, dari rahim siapa ia lahir di muka bumi? Kemudian kedewasaan menghantarkan dirinya meniti asa cinta yang ternodai.
Sastra-indonesia.com
Besut dan folklor di belantara nusantara adalah seikat kembang bertangkai dua: satu berwajah polos nan lugu berperingai bocah ingusan sebuah desa terpelosok, yakni kampung Jombang, dua sebagai kawan sepermainan dengan anak-cucu folklor senusantara lainnya. Keduanya berbeda julukan dan tanah kelahiran, namun berperilaku sepadan, yakni khusuk bersila merenungi jati diri, dari rahim siapa ia lahir di muka bumi? Kemudian kedewasaan menghantarkan dirinya meniti asa cinta yang ternodai.
Langganan:
Postingan (Atom)
Label
20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan
A Mustofa Bisri
A. Anzieb
A. Aziz Masyhuri
A. Jabbar Hubbi
A. Khoirul Anam
A. Kurnia
A. Syauqi Sumbawi
A. Zakky Zulhazmi
A.C. Andre Tanama
A.H. J Khuzaini
A.H.J Khuzaini
A.S Laksana
A.S. Laksana
Abdul Hadi WM
Abdul Kirno Tanda
Abdurrahman Wahid
Abid Rohmanu
Acep Iwan Saidi
Acrylic on Canvas
Addi Mawahibun Idhom
Ade P. Marboen
Adib Baroya
Adib Muttaqin Asfar
Aditya Ardi N
Adreas Anggit W.
Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI
Afrizal Malna
AG. Alif
Agama
Agama Para Bajingan
Agnes Rita Sulistyawaty
Aguk Irawan M.N.
Agunghima
Agus Aris Munandar
Agus Buchori
Agus Prasmono
Agus Priyatno
Agus R. Subagyo
Agus Setiawan
Agus Sulton
AH J Khuzaini
Ahmad Damanik
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Wiyono
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ainul Fitriyah
Ajip Rosidi
Akhmad Marsudin
Akhmad Sahal
Akhmad Sekhu
Akhmad Taufiq
Akmal Nasery Basral
Aksin Wijaya
Al Mahfud
Alex R Nainggolan
Ali Nasir
Ali Soekardi
Alunk Estohank
Amanche Franck Oe Ninu
Aming Aminoedhin
Anakku Inspirasiku
Anang Zakaria
Andhi Setyo Wibowo
AndongBuku #3
Andri Awan
Andry Deblenk
Anindita S. Thayf
Anjrah Lelono Broto
Antologi Puisi Kalijaring
Antologi Sastra Lamongan
Anton Kurnia
Anugerah Ronggowarsito
Anwar Syueb Tandjung
Aprillia Ika
Aprillia Ramadhina
APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia
Arafat Nur
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arief Junianto
Arif 'Minke' Setiawan
Arim Kamandaka
Aris Setiawan
Armawati
Arswendo Atmowiloto
Art Sabukjanur
Arti Bumi Intaran
Aryo Wisanggeni G
Asap Studio
Asarpin
Asrizal Nur
Awalludin GD Mualif
Ayu Sulistyowati
Aziz Abdul Gofar
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Banyuwangi
Bara Pattyradja
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benni Indo
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Lukisan
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Bidan Romana Tari
Binhad Nurrohmat
Biografi
Bisnis
Bondowoso
Bre Redana
Brunel University London
Budi P. Hatees
Budi Palopo
Buku Kritik Sastra
Buldanul Khuri
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chicilia Risca
Coronavirus
Cover Buku
COVID-19
Cucuk Espe
D. Kemalawati
Dadang Ari Murtono
Dadang Sunendar
Damar Juniarto
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Dantje S Moeis
Darju Prasetya
Dedi Gunawan Hutajulu
Den Rasyidi
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Depan Mts Putra-Putri Simo Sungelebak
Desa Glogok Karanggeneng
Dessy Wahyuni
Dewi Yuliati
Dhanu Priyo Prabowo
Dhoni Zustiyantoro
Dian Sukarno
Dien Makmur
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Diskusi buku
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djuli Djatiprambudi
Doddy Hidayatullah
Dody Yan Masfa
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dr. Hilma Rosyida Ahmad
Drs H Choirul Anam
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Pranoto
Dwijo Maksum
Edeng Syamsul Ma’arif
Efendi Ari Wibowo
Eidi Krina Jason Sembiring
Eka Budianta
Eko Hendri Saiful
Eko Israhayu
Emha Ainun Nadjib
Endang Kusumastuti
Eni S
Eppril Wulaningtyas R
Erdogan
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
F Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Faiz Manshur
Faizal Af
Fajar Setiawan Roekminto
Farah Noersativa
Fathoni
Fedli Azis
Felix K. Nesi
Festival Gugur Gunung
Festival Literasi Nusantara
Festival Sastra Gresik
Fikram Farazdaq
Forum Santri Nasional (FSN)
FPM (Forum Penulis Muda) Ponorogo
Galeri Lukisan Z Musthofa
Galuh Tulus Utama
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gesit Ariyanto
Gita Ananda
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Golan-Mirah
Grathia Pitaloka
Gufran A. Ibrahim
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Bahaudin
H.B. Jassin
Halim HD
Hamzah Sahal
Handoyo El Jeffry
Happy Susanto
Hardi Hamzah
Haris Firdaus
Haris Saputra
Harun Syafii bin Syam
Hasnan Bachtiar
Hawe Setiawan
Hendra Sugiantoro
Hengky Ola Sura
Heri Kris
Heri Ruslan
Herry Mardianto
Heru Maryono
Hilmi Abedillah
Himpunan Mahasiswa Penulis (STKIP PGRI Ponorogo)
Holy Adib
htanzil
Hudan Nur
Husin
I Nyoman Suaka
IAIN Ponorogo
Ibnu Wahyudi
Idayati
Idi Subandy Ibrahim
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ilham Yusardi
Imam Nawawi
Imam Nur Suharno
Imam Zanatul Huaeri
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Indigo Art Space
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indri Widiyanti
Inti Rohmatun Ni'mah
Inung Setyami
Irfan El Mardanuzie
Isbedy Stiawan ZS
Iskandar Noe
Isnatin Ulfah
Isti Rohayanti
Istiqomatul Hayati
Jadid Al Farisy
Jafar M Sidik
Jakob Sumardjo
Janual Aidi
Jawapos
Jejak Laskar Hisbullah Jombang
Jember
Jember Gemar Membaca
JIERO CAFE
Jihan Fauziah
Jo Batara Surya
Jodhi Yudono
Johan Edy Raharjo
John Halmahera
Joko Pinurbo
Joko Widodo
Joni Syahputra
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Jurnalisme Sastrawi
K.H. M. Najib Muhammad
K.H. Ma'ruf Amin
K.H. Ma’ruf Amin
Kabar Pelukis
Kalimat Tubuh
Kang Daniel
Kartika Foundation
Karya Lukisan: Z Musthofa
Kasnadi
Kedai Kopi Sastra
Kemah Budaya Panturan (KBP)
KH. M. Najib Muhammad
KH. Marzuki Mustamar
Khadijah
Khaerul Anwar
Khairul Mufid Jr
Khansa Arifah Adila
Khawas Auskarni
Khudori Husnan
Khulda Rahmatia
Ki Ompong Sudarsono
Kim Ngan
Kitab Arbain Nawawi
Kompas TV
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA)
Komunitas Sablon Ponorogo
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)
Korban Gempa
Koskow
Kostela
KPRI IKMAL Lamongan
Kritik Sastra
Kue Kacang
Kue Kelapa Pandan
Kue Lebaran Edisi 2013
Kue Nastar Keju
Kue Nastar Keranjang
Kue Pastel
Kue Putri Salju
Kue Semprit
Kurnia Sari Aziza
Kuswaidi Syafi'ie
L Ridwan Muljosudarmo
Lagu
Laksmi Shitaresmi
Lamongan Jawa Timur
Landscape Hutan Bojonegoro
Landscape Rumah Blora
Lathifa Akmaliyah
Legenda
lensasastra.id
Lie Charlie
Linda Christanty
Linus Suryadi AG
Literasi
Lombok Utara
Lucia Idayani
Ludruk Karya Budaya
Lukas Adi Prasetyo
Lukisan Andry Deblenk
Lukisan Karya: Rengga AP
Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari
Lukisan Sugeng Ariyadi
Lukman Santoso Az
Lumajang
Lusiana Indriasari
Lutfi Rakhmawati
M Khoirul Anwar KH
M Nafiul Haris
M. Afif Hasbullah
M. Afifuddin
M. Fauzi Sukri
M. Harir Muzakki
M. Harya Ramdhoni Julizarsyah
M. Lutfi
M. Mustafied
M. Riyadhus Solihin
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M’Shoe
Mahamuda
Mahendra
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Maimun Zubair
Makalah Tinjauan Ilmiah
Makyun Subuki
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Margita Widiyatmaka
Mario F. Lawi
Martin Aleida
Mashdar Zainal
Mashuri
Masuki M. Astro
Masyhudi
Mathori A Elwa
Matroni El-Moezany
Maulana Syamsuri
Media Ponorogo
Media: Crayon on Paper
Media: Pastel on Paper
Mei Anjar Wintolo
Melukis
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Memoar Purnama di Kampung Halaman
Menggalang Dana Amal
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mien Uno
Miftakhul F.S
Mihar Harahap
Mila Setyani
Misbahus Surur
Mix Media on Canvas
Moch. Faisol
Mochammad A. Tomtom
Moh. Jauhar al-Hakimi
Mohammad Ali Athwa
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Alimudin
Muhammad Antakusuma
Muhammad Itsbatun Najih
Muhammad Marzuki
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Nanda Fauzan
Muhammad Subarkah
Muhammad Wahidul Mashuri
Muhammad Yasir
MUI
Mujtahidin Billah
Mukafi Niam
Mukani
Mukhsin Amar
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur
Musa Ismail
Muslim Abdurrahman
Naskah Teater
Neva Tuhella
Nezar Patria
Nidhom Fauzi
Niduparas Erlang
Ninuk Mardiana Pambudy
Nirwan Ahmad Arsuka
Noor H. Dee
Novel Pekik
Novel-novel bahasa Jawa
Nur Ahmad Salman H
Nur Hidayati
Nur Wachid
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyiayu Hesty Susanti
Obrolan
Oil on Canvas
Olimpiade Sastra Indonesia 2013
Oyos Saroso H.N.
Padepokan Lemah Putih Surakarta
Pagelaran Musim Tandur
Paguyuban Seni Teater Ponorogo
Pameran Lukisan MADIUN OBAH
Pameran Seni Lukis
Pameran Seni Rupa
Parimono V / 40 Plandi Jombang
Paring Waluyo Utomo
Pasuruan
PDS H.B. Jassin
Pelukis Dahlan Kong
Pelukis Jumartono
Pelukis Ponorogo Z Musthofa
Pelukis Rengga AP
Pelukis Senior Tarmuzie
Pelukis Unik di Ponorogo
Pemancingan Betri
Pendhapa Art Space
Penerbit SastraSewu
Pengajian
Pengetahuan
Pesantren An Nawawi Tanara (Penata)
Pito Agustin Rudiana
Pondok Pesantren Al-Madienah
Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan
Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang
Pramoedya Ananta Toer
Presiden Gus Dur
Probolinggo
Prof Dr Achmad Zahro
Prof Dr Aminuddin Kasdi
Prof Dr Soediro Satoto
Proses Kreatif
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
Purnawan Andra
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pusat Grosir Kaos Polos Ponorogo
Pustaka Bergerak
PUstaka puJAngga
Putri Asyuro' Rizqiyyah
Putu Fajar Arcana
R.Ng. Ronggowarsito
Radhar Panca Dahana
Rahmat Sularso Nh
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ranang Aji SP
Rasanrasan Boengaketji
Ratna
Ratna Sarumpaet
Raudal Tanjung Banua
Raudlotul Immaroh
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Rengga AP
Resensi
Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak angkatan 1991-1992
Reyog dalam Lukisan Kaca
Ribut Wijoto
Ridha Arham
Riki Dhamparan Putra
Rinto Andriono
Ris Pasha
Rizka Halida
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Romi Zarman
Rosi
Rosidi Tanabata
Rukardi
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rx King Motor
S Prasetyo Utomo
S Yoga
S. Jai
Sabrank Suparno
Sahlan Bahuy
Sajak
Sakinah Annisa Mariz
Samsudin Adlawi
Samsul Bahri
Sandiaga Uno
Sanggar Pasir
Sanggar Shor Zhambou
Santi Maulidah
Sapardi Djoko Damono
Sapto HP
Sartika Dian Nuraini
Sasti Gotama
Sastra dan Kuasa Simbolik
Sastri Bakry
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
SelaSastra Boenga Ketjil #33
Self Portrait
Senarai Pemikiran Sutejo
Seni Ambeng Ponorogo
Seniman Tanah Merah Ponorogo
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Setia Budhi
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindhunata
Situbondo
Siwi Dwi Saputro
SMP Negeri 1 Madiun
Soediro Satoto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sonia Fitri
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Spirit of body 1
Spirit of body 2
Spirit of body 3
Sri Mulyani
Sri Wintala Achmad
Stefanus P. Elu
STKIP PGRI Ponorogo
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudirman
Sugeng Ariyadi
Suharwedy
Sujarwoko
Sujiwo Tedjo
Sukitman
Sumani
Sunaryono Basuki Ks
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryanto Sastroatmodjo
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Switzy Sabandar
Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili
Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari
Tamrin Bey
TanahmeraH ArtSpace
Tangguh Pitoyo
Taufik Ikram Jamil
Taufik Rachman
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teater nDrinDinG
Teaterikal
Teguh Winarsho AS
Telaga Ngebel di Kabupaten Ponorogo 1910
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Tiyasa Jati Pramono
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
To Take Delight
Tosa Poetra
Toto Gutomo
Tri Andhi Suprihartono
Tri Harun Syafii
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
UKM Teater Yakuza '54
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Untung Wahyudi
Usman Arrumy
Usman Awang
Ustadz Chris Bangun Samudra
Uwell's King Shop
Uwell's Setiawan
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W.S. Rendra
Wachid Nuraziz Musthafa
Warih Wisatsana
Warung Boengaketjil
Wawan Pinhole
Wawancara
Widhyanto Muttaqien
Widya Oktaviani
Wisnu Hp
Wita Lestari
Wuri Kartiasih
Yeni Pitasari
Yerusalem Ibu Kota Palestina
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yosep Arizal L
Yoseph Yoneta Motong Wuwur
YS Rat
Yuditeha
Yuli
Yulia Sapthiani
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Yusuf Wibisono
Yuval Noah Harari
Z. Afif
Z. Mustopa
Zainal Arifin Thoha
Zainuddin Sugendal
Zaki Zubaidi
Zehan Zareez
Zulfian Ebnu Groho
Zulfikar Fu’ad
Zulkarnain Siregar